Mahasiswa Teknik Informatika Unesa diduga pelaku pelecehan seksual kepada DB mahasiswi yang juga Ketua BEM Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) terkena sanksi. Sanksi tegas itu berupa skorsing.
Kepala UPT Humas Unesa Vinda Maya Setianingrum menjelaskan soal penanganan kasus pelecehan seksual yang melibatkan mahasiswa Unesa. Beberapa tahapan menurutnya telah dilakukan.
Vinda mengatakan bahwa Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unesa sejak awal telah aktif dalam menjalankan penanganan dan melaksanakan analisis dan riset dalam penetapan sanksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penerapan sanksi terhadap pelaku disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) No 30 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi.
"Hasilnya ditetapkan 16 November 2023 melalui Surat Keputusan Rektor bahwa pelaku mendapat sanksi penundaan perkuliahan selama 1 semester atau skorsing. Keputusan ini ditetapkan sesuai aspek hukum dan indikator-indikator yang tertuang dalam Permendikbudristek No 30 tahun 2021," kata Vinda kepada detikJatim, Minggu (19/11/2023).
Sanksi ini pun telah dibacakan di hadapan pelaku. Selain itu juga di hadapan perwakilan BEM, pendamping korban, serta Tim Satgas PPKS Unesa, Tim Direktorat, Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis Kampus (PPIS), dan Humas Unesa pada 17 November 2023.
"Setelah melewati berbagai tahapan tersebut, pada akhirnya Universitas Negeri Surabaya berharap bahwa kasus ini menjadi momen penting bagi seluruh sivitas akademika untuk terus bersama mengupayakan lingkungan yang aman dari kasus kekerasan seksual," pungkasnya.
Dugaan kasus pelecehan ini viral usai korban berani speak up di Instagram pribadinya. DB menjelaskan kronologi kejadian pada saat Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
"It's time to speak up. Pada 20 Agustus 2023, saya mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa Teknik Informatika angkatan 2020 di depan gedung rektorat saat mengawasi Mahasiswa Baru 2023 simulasi PKKMB 2023," ujar DB di akun Instagramnya dilihat detikJatim.
Kronologinya saat itu ia sedang bersama beberapa Ketua BEM fakultas di dekat lapangan sambil memantau mahasiswa baru dari masing-masing fakultas. Kemudian pelaku datang dengan segerombolan mahasiswa teknik dan menyapa semua orang, kecuali DB. Pelaku hanya menatap DB.
"Kemudian, beliau membalikkan diri, menghadap ke lapangan, dan menempelkan seluruh tubuhnya ke tubuh saya, menyender dan bertumpu kepada saya. Saya terjepit dan seluruh tubuh saya mengenai tubuh pelaku," bebernya.
"Saya mencoba untuk menggeser tubuh saya, namun kesulitan karena beliau bertubuh besar. Saya mencoba untuk mendorong beliau tetapi juga tidak bisa. Sampai pada akhirnya beliau berdiri tegak dan menertawakan saya, beliau mengatakan 'oh ada orang di sini?'," lanjut DB.
Setelahnya, DB hanya bisa diam. Sebab, tidak ada yang membantunya, menenangkan, maupun membelanya saat itu. Justru, ada yang menertawakan dan menganggap itu hanya candaan.
DB pun langsung meninggalkan lokasi, lalu menghampiri teman-temanya dan menceritakan kejadian yang dia alami sambil menangis. Usai mendapat perlakuan itu, DB mengalami trauma. Ia mengaku takut untuk datang ke kampus, bahkan ia harus menjalani perawatan ke psikolog atau psikiater.
Selain itu, korban juga telah melaporkan kejadian tersebut ke Satuan Tugas Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS). Ia berharap, apa yang ia alami segera ditangani pihak kampus.
(dpe/iwd)