Jember Duduki Posisi Tertinggi di Kasus Kematian Ibu dan Anak

Jember Duduki Posisi Tertinggi di Kasus Kematian Ibu dan Anak

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 15 Nov 2023 13:08 WIB
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya Dr dr Brahmana Askandar SpOG(K) (sebelah kanan) dan Staf Pengajar Minat Obstetri Ginekologi Sosial FK Unair -RSU dr Soetomo, dr Muhammad Yusuf SpOG (sebelah kiri)
Ketua IDI Surabaya dan Staf Pengajar Minat Obstetri Ginekologi Sosial FK Unair dr Muhammad Yusuf SpOG (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Jember saat ini menjadi penyumbang angka kematian ibu dan anak tertinggi di Jatim. Sehingga menjadi perhatian tenaga medis atau dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi atau Obgyn.

"Yang masih jadi perhatian sekarang Jember, jadi nomor satu di Jawa Timur," kata Staf Pengajar Minat Obstetri Ginekologi Sosial FK Unair-RSU dr Soetomo, dr Muhammad Yusuf SpOG di FK Unair, Rabu (15/11/2023).

Sedangkan Surabaya, Yusuf mengatakan, angka kematian ibu dan anak di Surabaya sudah turun. Sebelumnya Kota Pahlawan pernah masuk 6 daerah dengan angka kematian paling tinggi di Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi sekarang angka itu sudah di bawah tiga digit. Saat pandemi COVID-19 pernah sampai dua kali lipat. Tapi sekarang Surabaya sudah tidak lagi diawasi Kemenkes terkait angka kematian ibu," jelasnya.

Dia mengatakan, angka kematian ibu pasca melahirkan saat ini mencapai 80an jiwa per 100 ribu kelahiran hidup setiap tahun. Penyebabnya karena hipertensi selama kehamilan, penyakit jantung hingga pendarahan pasca melahirkan.

ADVERTISEMENT

Kematian ibu dan anak di RSU dr Soetomo dalam setahun bisa mencapat 70an. Jumlah ini pun stagnan, padahal Surabaya memiliki dokter spesialis yang banyak.

"Stagnan. Artinya jelek, padahal kita cetak spesialis dan dokter. Harusnya angka kematian dikerek turun. Bukan stagnan," pungkasnya.




(esw/fat)


Hide Ads