Kisah bocah kelas VI dari SDN Gadel II Surabaya, Vernando Rido Wijaya viral di media sosial. Rido viral karena berjualan pentol di depan Kelurahan Putat Jaya untuk menghidupi dirinya sendiri, termasuk untuk biaya sekolah.
Dari video yang beredar di media sosial Rido mengaku berjualan pentol sejak pukul 16.00 WIB-22.00 WIB di depan Kelurahan Putat Jaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena kedua orang tuanya telah bercerai.
Dalam video viral, ketika ditanya alasannya berjualan, bocah itu mengatakan bahwa orang tuanya sudah bercerai. Sehingga dia harus mandiri dan menghidupi dirinya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang tuanya ke mana, kok jualan sendirian?" tanya perekam video. "Sudah bercerai," jawab bocah itu.
"Oh, sudah bercerai orang tuanya. Berarti ini kamu cari uang sendiri? Buat sekolah uangnya?" Tanya perekam video. "Iya," jawab si bocah.
Selanjutnya, perekam video meminta si bocah untuk menunjukkan kebolehannya bernyanyi. Sebab, menurut penuturan pedagang sekitar, bocah itu jago bernyanyi.
"Nyanyi apa?" ujarnya. "Sholawat," ujar bocah itu. Kemudian bocah itu pun melantunkan selawat dengan suara yang memang merdu.
Setelah video itu viral, detikJatim mengunjungi kediaman Rido untuk mengkonfirmasi hal itu. Saat itu, Rido didampingi oleh tantenya, Mujiati dan Ibu RT 03, RW 06, Kelurahan Karangpoh, Rahayu.
Mujiati membenarkan bahwa Rido memang sempat berjualan pentol bersama dirinya. Namun, ia tak pernah memaksa Rido untuk berjualan. Rido sendiri yang meminta ikut berjualan pentol dengan tantenya.
"Sebenarnya ikut, dia tidak bekerja, dia ikut bantu. Saya nggak menyuruh dia, dia sendiri yang mau ikut. Jualannya memang setiap hari, tapi ada liburnya juga. Setiap hari berangkat dan pulang sama saya," ujar Mujiati kepada detikJatim, Senin (13/11/203).
![]() |
Mujiati menyebut, Rido sudah ikut berjualan bersamanya selama 3 pekan ini. Namun, semenjak videonya viral di media sosial, ia dan ayah Rido melarang Rido ikut berjualan lagi.
"Sebelum viral itu udah berhenti, kan tanggal 1 ramenya, sebelum viral banget itu berhenti. Saya bilang ke Rido 'wes ndak usah wes', Ridonya bilang 'ndak mau ndak mau'. Tapi ayahnya ngelarang, saya juga tetep ngelarang," kata Mujiati.
Tidak hanya tantenya, Rido sendiri juga menyampaikan bahwa dirinya memang ingin untuk ikut berjualan sendiri. Sebab, dari hasil jualan sehari-hari, Rido mampu mendapat uang mencapai Rp 200.000 per minggu.
"Saya sendiri yang ingin, senang, ndak disuruh siapa-siapa," kata Rido.
Uang yang dia dapatkan dari hasil berjualan itu, kata Rido, dia pakai untuk jajan dan membeli kebutuhannya sehari-hari. Namun semenjak video itu viral, Rido sudah benar-benar berhenti berjualan.
Rido adalah salah satu anak dengan latarbelakang keluarga yang kurang beruntung. Ayah dan ibunya bercerai dan saat ini Rido tinggal bersama dengan ayahnya.
Pemkot Surabaya merespons viralnya Vernando Rido Wijaya, bocah 12 tahun yang jualan pentol demi biayai kebutuhan hidup. Bocah yang akrab disapa Rido itu kini telah mendapatkan pendampingan pemkot, baik secara pendidikan maupun psikologis.
Kepala Dinas Pemberdayaan, Perempuan, dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya Ida Widayanti menyebutkan pasca video itu muncul di media sosial Pemkot langsung melakukan penjangkauan.
"Jadi anak ini (Rido), orang tuanya sudah berpisah. Anak ini tinggal bersama kakak, ayah kandung, dan tantenya di Gadel Sari Tama, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes. Sementara ibu kandungnya tinggal di Malang," kata Ida Widayanti saat dihubungi detikJatim, Senin (13/11/2023).
Ida menerangkan berdasarkan hasil penjangkauan Rido mengaku ingin mengikuti jejak kakaknya yang lebih dulu berjualan pentol. Keinginan itu dilakukan Rido karena ingin membantu keluarga. Sebab, pekerjaan ayahnya sebagai kuli bangunan tidak menentu.
"Jadi kakaknya dulu yang berjualan pentol, kemudian Rido ikut-ikutan. Informasinya ada penjual (juragan) pentol ini yang memberdayakan anak-anak. Jadi anak-anak itu diajak berjualan pentol. Nah, karena kebutuhan, Rido ini mau-mau saja," ungkap dia.
![]() |
Namun, sejak 3 November 2023, Rido berhenti berjualan pentol karena videonya viral dan ingin fokus mengenyam pendidikan di SDN Gadel II Surabaya. DP3A-PPKB dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya memberi pendampingan agar anak itu tidak lagi berjualan.
"Sejak kami dampingi 3 November kemarin, anak ini sudah berhenti jualan pentol. DP3A-PPKB dan Dinas Pendidikan juga menyampaikan ke anaknya agar tidak jualan dan anaknya mau tidak jualan lagi," katanya.
Selain memberi pendampingan psikologis, Pemkot Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) juga memberikan intervensi kepada ayah Rido, Harianto, berupa tawaran pekerjaan.
"Karena basic bapaknya (Harianto) kuli bangunan, DPRKPP Surabaya menawarkan pekerjaan untuk ayah Rido," katanya.
Ida menyatakan pada Senin (13/11/2023) Harianto sudah diarahkan ke Kantor Kelurahan Karangpoh dan DPRKPP Surabaya terkait dengan bantuan Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) dan tawaran pekerjaan.
"Jadi selain pendampingan psikologis, Rutilahu dan tawaran pekerjaan untuk ayah Rido, Pemkot Surabaya juga memberikan intervensi terkait kebutuhan sekolah Rido," tuturnya.
(hil/fat)