- Tokoh Muhammadiyah yang Dianugerahi Pahlawan Nasional 1. Soekarno 2. KH Ahmad Dahlan 2. Fatmawati Soekarno 3. Jenderal Soedirman 4. KH Fakhruddin 5. Nani Wartabone 6. Gatot Mangkupraja 7. Kasman Singodimedjo 8. KH Mas Mansyur 9. Djuanda Kartawidjaja 10. Adam Malik 11. Dr. Soetomo 12. AR Baswedan 13. Siti Walidah 14. Otto Iskandardinata 15. Andi Sulthan Daeng Radja
Setiap tanggal 18 November diperingati sebagai hari lahirnya Muhammadiyah. Selain sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah juga berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Tidak heran sejumlah tokoh Muhammadiyah ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Gelar pahlawan nasional diberikan kepada warga negara Indonesia yang berjuang melawan penjajah. Sseorang dapat menyandang gelar pahlawan nasional atas tindakan kepahlawanannya melalui prestasi dan karyanya untuk pembangunan serta kemajuan bangsa.
Pengertian dan ketentuan gelar pahlawan nasional tersebut tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokoh Muhammadiyah yang Dianugerahi Pahlawan Nasional
Ada 15 tokoh Muhammadiyah yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Berikut daftar tokoh Muhammadiyah bergelar pahlawan nasional seperti dikutip dari situs resmi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka dan sejumlah situs resmi institusi pendidikan.
1. Soekarno
![]() |
Sang proklamator sekaligus Presiden Pertama Republik Indonesia ini adalah tokoh Muhammadiyah yang menyandang gelar pahlawan nasional. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 83/TK/Tahun 2012 tanggal 7 November 2012.
2. KH Ahmad Dahlan
![]() |
Tokoh Muhammadiyah berikutnya yang menjadi pencetus lahirnya organisasi Islam Muhammadiyah ditetapkan sebagai gelar pahlawan nasional. Adapun penobatan ini diberikan pada 1961 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 657 Tahun 1961.
Pria kelahiran Yogyakarta, 1 Agustus 1868 ini merupakan anak dari ulama KH Abu Bakar bin Sulaiman. Atas ilmu dan pengalamannya di bidang agama, ia kemudian mendirikan organisasi Muhammadiyah pada 18 November 1912. Organisasi ini untuk mengajarkan Islam kepada penduduk bumiputera dan anggota-anggotanya.
2. Fatmawati Soekarno
![]() |
Tokoh Muhammadiyah berikutnya yakni ibu negara yang turut berperan dalam kemerdekaan Indonesia. Fatmawati berjasa dalam menjahit bendera Merah Putih pertama Indonesia.
Atas jasanya, Fatmawati kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keppres Nomor 118/TK/2000 oleh Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid.
3. Jenderal Soedirman
![]() |
Jenderal Soedirman merupakan tokoh organisasi Islam Muhammadiyah yang menyandang gelar pahlawan nasional. Ia berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan, tepatnya saat Agresi Militer II Belanda.
Meskipun dalam keadaan sakit, Jenderal Soedirman tetap memimpin pasukannya untuk melawan Belanda. Ia lantas ditetapkan sebagai pahlawan nasional sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 314 Tahun 1964.
4. KH Fakhruddin
Kiai Haji Abdur Rozak Fachruddin atau kerap disapa KH Fachruddin dikenal sebagai pemimpin Muhammadiyah, yang menjabat selama 22 tahun (1968-1990).
Fakhruddin berpartisipasi sebagai perunding dalam negosiasi perlindungan jemaah haji di Indonesia. Ia dinobatkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK 26 Juni 1964 Nomor 162 Tahun 1964.
5. Nani Wartabone
![]() |
Pejuang kemerdekaan sekaligus tokoh Muhammadiyah ini telah dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK 085/TK/2003 pada 6 November 2003. Ia berkiprah dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Perjuangan terlihat saat ia mendirikan Jong Gorontalo di Surabaya. Wartabone tak pantang menyerah dalam melawan penjajah, tepatnya saat rapat PNI yang berlangsung pada Juli 1931.
6. Gatot Mangkupraja
Nama tokoh Muhammadiyah Gatot Mangkupraja tidak terlepas dari perannya membela tanah air dengan bergabung sebagai tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA).
Ia berpartisipasi dalam Kongres Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonialisme di Belgia. Berkat jasanya, ia diberikan gelar pahlawan nasional berdasarkan SK 089/TK/2003 tertanggal 5 November 2004.
7. Kasman Singodimedjo
![]() |
Salah seorang tokoh yang pernah menjabat Wakil Ketua PP Muhammadiyah ini telah menyandang gelar pahlawan nasional. Ia menjadi pencetus lahirnya pembentukan Tentara Keamanan Rakyat.
Tak berhenti di situ, ia juga menjadi tokoh penting dalam perubahan sila pertama Pancasila menjadi Ketuhanan yang Maha Esa. Berkat jasanya, Kasman Singodimejo ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Nomor 123/TK/Tahun 2018 tertanggal 6 November 2018.
Baca juga: Asal-usul Nama Muhammadiyah |
8. KH Mas Mansyur
KH Mas Mansyur menjadi seorang Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah untuk periode tahun 1937 hingga tahun 1942. KH. Selain kiprahnya dalam organisasi Islam Muhammadiyah, KH. Mas Mansyur turut menjadi pemrakarsa berdirinya partai Islam Indonesia. Berkat jasanya dalam masa pergerakan kemerdekaan, KH. Mas Mansyur turut ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Nomor 162 Tahun 1964 pada tanggal 26 Juni 1964.
9. Djuanda Kartawidjaja
![]() |
Djuanda Kartawidjaja merupakan salah seorang Guru Sekolah Muhammadiyah yang berjasa untuk tanah air. Jasanya melalui Deklarasi Djuanda (1957) membuat Indonesia menjadi satu kesatuan utuh dan tidak lagi terpisahkan perairan internasional.
Berkat kiprahnya tersebut, Kartawidjaja ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Penetapan Djuanda Kartawidjaja pahlawan nasional berdasarkan SK Nomor 244 Tahun 1963 pada 29 November 1963.
10. Adam Malik
Tokoh Muhammadiyah berikutnya Adam Malik. Adam Malik dikenal sebagai pembawa politik luar negeri "Bebas Aktif", yang ia cetuskan ketika menjabat Menteri Luar Negeri.
Tidak hanya itu, Adam Malik juga berperan dalam perundingan Indonesia-Belanda mengenai Irian Barat. Berkat perannya tersebut, Adam Malik dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK Nomor 107/Tk/1998 pada 6 November 1998.
11. Dr. Soetomo
![]() |
Dikenal sebagai perintis perkumpulan Budi Utomo, dr. Soetomo berperan dalam proses pendirian RS PKU Muhammadiyah Surabaya. Berkat jasanya di bidang ilmu kesehatan, ia tercatat sebagai penasehat urusan kesehatan Muhammadiyah atau medisch adviseur.
Berkat jasa-jasanya tersebut, tokoh Muhammadiyah ini ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Penetapan pahlawan nasional dr. Soetomo berdasarkan SK Nomor 657 Tahun 1961 tanggal 27 Desember 1961.
12. AR Baswedan
![]() |
Tokoh Muhammadiyah Abdurrahman Baswedan atau dikenal AR Baswedan berkiprah menjadi anggota BPUPKI dan pemimpin Partai Arab Indonesia (PAI). Tidak berhenti di situ, ia juga menjabat Menteri Muda Penerangan Kabinet Sjahrir kedua.
Berkat berbagai kiprahnya tersebut, AR Baswedan ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Nomor 123.TK/ Tahun 2018 pada tanggal 6 November 2018.
13. Siti Walidah
![]() |
Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 10 November 1971. Penobatan Siti Walidah sebagai pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 42/TK.
Siti Walidah merupakan istri sang pendiri organisasi Islam Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Wanita kelahiran Kauman Yogyakarta tahun 1872 itu, turut berjuang atas nama kaum perempuan.
Ia sukses mendirikan perkumpulan Sopo Tresno (1914), yang berganti nama sebagai Aisyiyah. Gerakan ini bergerak di tiga bidang, yakni dakwah, pendidikan, dan sosial.
14. Otto Iskandardinata
![]() |
Guru HIS Muhammadiyah Jakarta ini turut menjadi pejuang kemerdekaan. Perannya sebagai pejuang terlihat pada keterlibatannya sebagai anggota BPUPKI dan Sekretaris PPKI yang turut membantu pembentukan BKR.
Otto Iskandardinata mendapat julukan Si Jalak Harupat berkat keberaniannya saat menjadi anggota Volksraad. Ia mengusulkan Soekarno-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden melalui sidang 18 Agustus 1945. Ia pun ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Nomor 088/TK/1973 tanggal 6 November 1973.
15. Andi Sulthan Daeng Radja
Aktivis Muhammadiyah ini turut menyandang gelar sebagai pahlawan nasional. Penobatannya tertuang dalam SK Nomor 085/TK/Tahun 2006 pada 3 November 2006. Ia menjadi salah seorang pemuda yang turut berpartisipasi sebagai peserta kongres dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober.
Andi Sulthan Daeng Radja juga menjadi wakil Sulawesi Selatan dalam rapat persiapan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta. Ia pun menjadi tokoh yang menyampaikan kabar kemerdekaan kepada rakyat Bulukumba.
Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)