Uji coba bus listrik ini dilakukan selama 3 bulan. Ukuran busnya juga berbeda-beda, ada yang besar, lalu mini bus mirip feeder.
"Tujuh Unit itu operasionalnya bergantian, satu bulan ada tiga unit dengan ukuran besar, sedang, dan kecil," kata Kepala Dishub Surabaya Tundjung Iswandaru, Rabu (8/11/2023).
Bus listrik memiliki kapasitas penumpang yang berbeda-beda. Untuk bus listrik berukuran besar memiliki kapasitas 50 penumpang, bus sedang 18-22 penumpang dan ukuran kecil dengan kapasitas 12 penumpang.
Selama masa uji coba, 7 bus listrik akan beroperasional di rute secara acak. Hal ini guna mempermudah evaluasi dengan mengacu pada tingkat kepadatan penumpang pada wilayah yang dilewati.
"Kami ubah terus rutenya agar mengetahui seperti apa kondisi di Surabaya, di jalan besar dengan bus dan mini bus seperti apa, lalu kalau rutenya feeder seperti apa," jelasnya.
Uji coba operasional sedang dimatangkan, dan penentuan rute mana saja yang akan dilalui setiap bulannya. Kru bus listrik diambil dari Suroboyo Bus yang akan diberi pelatihan lagi.
"Karena mengemudikan bus listrik dengan yang pakai bahan bakar fosil atau bensin itu berbeda," ujarnya.
Bila uji coba berjalan dengan baik, Dishub Surabaya siap melanjutkan kerja sama dengan konsep by the service (BTS) bersama PT Kalista Nusa Armada. Selama tahap uji coba dan evaluasi, masyarakat bisa menikmati 7 bus listrik secara gratis.
"Jadi pemerintah membeli layanannya saja, bukan unit busnya. Jadi tergantung itu busnya sudah berjalan berapa kilometer itu yang dibayar, nanti ada ketentuan syaratnya berlalu di kontraknya," urainya.
Selain itu, bus listrik ini juga akam turut mengantar penumpang ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pada saat Piala Dunia U-17 digelar. Karena bus listrik ini dimasukkan dalam 110 shuttle bus yang disiapkan.
"110 unit untuk Piala Dunia itu sudah termasuk yang bus listrik tadi," katanya.
Sementara Direktur PT Kalista Nusa Armada, Tammam Jannata mengatakan, kerja sama uji coba operasional bus listrik ini sebagai langkah menghadirkan sistem integrasi antar angkutan di Kota Surabaya.
"Kami mendukung konfigurasi yang tepat antara spesifikasi bus, charger, dam kebutuhan operasional sehingga mampu meningkatkan produktivitas," kata Tammam.
Pihaknya bakal berkoordinasi dengan Dishub Surabaya untuk melakukan pemantauan. Khususnya pada perkembangan animo masyarakat terhadap angkutan ramah lingkungan itu.
"Evaluasinya kami tunggu juga nanti dari Pemkot Surabaya seperti apa," pungkasnya.
(abq/iwd)