Saat Puluhan Warga Ponorogo Terkubur Dahsyatnya Longsor

Jatim Flashback

Saat Puluhan Warga Ponorogo Terkubur Dahsyatnya Longsor

Suki Nurhalim - detikJatim
Sabtu, 04 Nov 2023 16:05 WIB
Pencarian Korban Longsor Ponorogo Hari ke-4
Lokasi longsor di Desa banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo/Foto: Adhar Muttaqin
Ponorogo -

Tanggal 1 April 2017, terjadi longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo yang mengubur hidup-hidup 28 warga. Lima jasad ditemukan namun sisanya dibiarkan terkubur.

Setelah 8 hari melakukan pencarian korban, Pemerintah Kabupaten Ponorogo memilih untuk menghentikan seluruh proses tersebut. Bupati Ponorogo waktu itu, Ipong Muchlissoni mengatakan penghentian proses pencarian dilakukan karena tidak mungkin untuk dilakukan pengerukan. Pengerukan material longsor bisa membahayakan Tim Sar maupun perkampungan yang ada di sekitar.

"Evakuasi saya hentikan, karena akan memperparah kejenuhan air yang ada di dalam tanah itu. Jadi mulai saat ini, kami akan fokus untuk mencarikan jalan untuk lumpur, kalau tidak dikasih jalan maka akan menerjang ke mana-mana," kata Ipong, Minggu (9/4/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ipong, penghentian proses pencarian tersebut juga telah sesuai dengan komitmen yang dilakukan pemerintah daerah, dengan seluruh instansi maupun keluarga yang menjadi korban tanah longsor.

"Kan Kemarin janji saya kepada masyarakat, hari ini diteruskan dan dievaluasi, keputusan ini merupakan bagian dari evaluasi tersebut," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Ipong menjelaskan, yang mendasari proses penghentian tersebut salah satunya adalah peristiwa longsor susulan pada Minggu (9/4/2017) siang. Ada dua rumah warga tertimbun material tanah. Longsor susulan juga sempat menimbun mobil dinas polisi unit K9 serta alat berat.

Pencarian korban longsor di PonorogoPencarian korban longsor di Ponorogo/ Foto: Adhar Muttaqin

Cerita di Balik Penghentian Pencarian Korban Longsor di Ponorogo

1. Permintaan Keluarga Korban

Ada banyak cerita di balik penghentian pencarian korban tanah longsor di Desa Banaran. Ipong menegaskan, penghentian pencarian korban atas permintaan dari keluarga korban. Sebab pada umumnya manusia, jika sudah terkubur selama dua hari, maka kondisinya sudah tidak utuh lagi.

"Pencarian korban sudah dihentikan. Penghentian mulai dari 8 hari setelah kejadian," kata Ipong, Minggu (16/4/2017).

"Saya sampaikan, kira-kira Bapak Ibu (keluarga korban) sanggup atau tidak menyaksikan kalau ketemu dalam keadaan rusak. Ternyata hampir semuanya mengatakan tidak sanggup. Tapi ada sekitar 10 orang yang masih tetap meminta proses pencarian dilakukan. Karena suara tidak bulat, saya beri kesempatan selama 1 sampai 3 hari lagi dilakukan pencarian," tuturnya.

2. Titah Dukun

Ipong menceritakan, ada juga kepercayaan di masyarakat yang membuat pencarian korban dihentikan. Pada hari ketiga pascalongsor, ada seorang dukun mendatangi Ipong dan meminta agar proses pencarian dihentikan. Pencarian korban diminta dihentikan agar tidak menimbulkan bencana yang lebih besar.

"Pada hari ketiga atau keempat, (Dukun) datang ke saya, minta agar pencarian dihentikan. Kalau tidak dihentikan, akan menimbulkan bencana lebih besar lagi. Tapi saya tidak mungkin, itu (Saran dari dukun) menjadikan referensi untuk menghentikan proses pencarian. Tapi masyarakat percaya itu," ujarnya.

3. Longsor Susulan

Ada sekitar 10 warga lain yang keluarganya ikut tertimbun longsor, tidak mau proses pencarian korban dihentikan. Namun, setelah ada longsor susulan, mereka akhirnya meminta pencarian dihentikan.

"Begitu jam 8 pagi ditemukan 1 orang lagi. Sekitar jam 11 ada longsor susulan. Akhirnya warga makin manteb dan meminta ke saya agar pencarian dihentikan. Yo wes iku karepmu yo. Dudu karepku loh yo (Ya sudah itu permintaanmu, bukan permintaan saya ya)," terangnya.

Ipong menegaskan kembali, penghentian pencarian korban bukan karena dasar ada informasi dari dukun. Tapi memang melihat kondisi di lokasi yang medannya sulit dan juga bisa menimbulkan bahaya.

"Dasarnya bukan karena mistis itu. Tapi ini cerita di balik background bahwa fakta di sana seperti itu, dan masyarakat juga masih ada yang percaya," tuturnya.

Pencarian Korban Longsor Ponorogo Hari ke-4Pencarian korban longsor Ponorogo hari ke-4/ Foto: Adhar Muttaqin

Ipong juga menceritakan tentang pengalamannya saat longsor susulan. Saat itu, banyak relawan sedang melakukan proses pencarian korban di bagian bawah, termasuk dirinya dan wartawan yang sedang di dekat lokasi.Tiba-tiba longsor susulan terjadi dan membuat semua orang berlarian mencari tempat yang aman.

"Semuanya berlarian mencari tempat yang aman. Saya juga ikut berlari, dan waktu itu nggak tahu ada anak kecil, langsung saya gendong. Ibunya mencari dan mengira anaknya hilang. Setelah ketemu, ibunya merasa bersyukur anaknya masih selamat," ujarnya.

"Saya putuskan dihentikan (pencarian korban). Keputusan penghentian itu juga keputusan dari seluruh keluarga korban. Kalau sudah setuju semua dihentikan, ya dihentikan. Karena saya tidak mau nanti dikatakan pilih kasih," jelasnya.

Ditanya apakah lahan eks longsor tersebut akan ditetapkan sebagai kuburan massal korban, Ipong mengaku akan selalu melibatkan warga. Namun saat ini, lahan tersebut kembali seperti hutan.

Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Ingin mencari artikel-artikel lain di rubrik Jatim Flashback? Klik di sini.




(sun/iwd)


Hide Ads