Jumlah kasus monkey pox atau cacar monyet (Mpox) di Indonesia pada hari Jumat (31/11/2023) bertambah menjadi total ada 33 pasien. Pemprov Jatim melalui Dinkes Jatim menegaskan belum ada kasus Mpox yang ditemukan di Bumi Majapahit.
"Alhamdulillah di Jatim belum ada kasus konfirmasi Mpox dan semoga virus tersebut tidak masuk ke Jatim. Walaupun begitu, kita tidak boleh lengah, kita harus tetap waspada dan patuhi protokol kesehatan," kata Kadinkes Jatim Dr Erwin di Gedung Grahadi, Jumat (3/11/2023).
Erwin menjelaskan virus Mpox ditularkan dari manusia ke manusia melalui droplet, lesi kulit dan benda yang terkontaminasi. Selain itu virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan, daging olahan, kontak langsung dan benda yang terkontaminasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mpox ini meskipun disebut penyakit menular tapi risiko penularannya tidak mudah. Berbeda dengan cacar air yang penularannya sangat cepat, Mpox ini relatif lambat. Ini juga tergantung dari daya tahan tubuh setiap orang" ungkapnya.
Untuk gejalanya, Erwin membeberkan ada gejala demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, kelelahan yang terus menerus, nyeri tenggorokan, batuk dan hidung tersumbat, kemudian diikuti fase erupsi berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit.
Penyakit ini disebutnya bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung sekitar 2-4 minggu, namun dapat berkembang menjadi berat hingga kematian.
"Dari sejumlah kasus konfirmasi Mpox di Indonesia, mayoritas bergejala ringan dan tidak ada yang meninggal." jelasnya.
Ia mengimbau jika masyarakat mengalami atau menemui gejala serupa, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, untuk mendapatkan penanganan klinis sehingga dapat mempercepat proses pemulihan dan meminimalisir bekas luka.
Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian kasus Mpox, Dinkes Jatim telah mengirimkan Surat Edaran Nomor : 400.7.7.1/8660/102.3/2023 kepada seluruh Kadinkes kabupaten/ kota, Organisasi Profesi, dan Fasilitas Kesehatan termasuk Rumah Sakit untuk waspada dan segera melaporkan bila menemukan kasus yang memenuhi syarat sebagai kasus Mpox, menyiapkan fasilitas pertolongan termasuk isolasi penderita dan karantina selama 3-4 minggu.
Kemudian, meningkatkan jejaring dengan fasyankes di wilayah kabupaten/kota untuk kewaspadaan dini, melakukan sosialisasi kepada organisasi profesi yang mungkin bisa menemukan pasien di lapangan, bekerjasama dengan layanan HIV dan IMS yg potensinya sangat besar dalam penemuan kasus serta menyiapkan tim Penyelidikan Epidemiologi (PE) sebagai langkah tindak lanjut.
"Harapannya, sinergitas antara semua elemen masyarakat dan pemerintahan dapat membantu pencegahan penyebaran kasus Mpox di Jatim," pungkasnya.
(faa/iwd)