Kasus stunting terus menjadi PR bagi Pemkot Surabaya. Di Kecamatan Semampir Surabaya, kasus stunting terus turun dan kini tersisa 35 kasus.
"Oktober 2022 ada 87 kasus stunting. Kemudian awal tahun 2023 turun menjadi 77 stunting. Kita terus bergerak bersama stakeholder yang ada di lapangan dan alhamdulillah setiap bulan ada penurunan, sehingga sekarang tinggal 35 kasus," kata Camat Semampir M Yunus, Senin (30/10/2023).
Dari 35 kasus stunting, 11 di antaranya memiliki penyakit bawaan. Sehingga, target zero stunting cukup terkendala dengan adanya penyakit bawaan anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena yang 11 anak ini memiliki penyakit bawaan. Namun yang sisanya ini kami pastikan terus berupaya untuk menekan agar Desember 2023 bisa zero stunting," ujarnya.
Yunus menjelaskan setiap bulan pihaknya melakukan evaluasi penanganan stunting. Sekaligus menyempurnakan kekurangan upaya penanganan stunting di wilayah Semampir.
"Setiap bulan kita terus kumpul, mengevaluasi apa yang mesti kita lakukan. Kemudian kekurangan apa saja yang harus kita lakukan dan kita perkuat. Tadi juga disampaikan bahwa yang paling penting adalah pendampingan, karena stunting ini ada beberapa faktor dan salah satunya ekonomi," jelasnya.
Pemkot Surabaya sendiri memang optimis mencapai target zero stunting. Untuk mencapai itu, pemkot menggandeng beberapa pihak, termasuk akademis pendidikan kesehatan.
"Kalau kita tidak bersama-sama tidak mungkin bisa kita wujudkan zero stunting itu. Tapi ketika kita bisa bersama-sama, dengan niat bulat, ikhlas, saya yakin Allah kasih jalan dan kita bisa selesaikan semuanya," pungkasnya.
(iwd/iwd)