5 Tokoh NU Asal Jawa Timur Bergelar Pahlawan Nasional

5 Tokoh NU Asal Jawa Timur Bergelar Pahlawan Nasional

Savira Oktavia - detikJatim
Jumat, 27 Okt 2023 20:01 WIB
Nahdlatul Ulama tahun 2023 menginjak usia 1 abad.
Bendera NU/Foto: NU Online Jawa Timur
Surabaya -

Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Berikut sederet tokoh NU asal Jawa Timur yang bergelar pahlawan nasional.

NU tak hanya bergerak memperkuat ajaran Islam. Tapi juga memberikan kontribusi yang besar dalam perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia.

NU selalu menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan perorangan, kelompok atau golongan. Bahkan dukungannya terhadap Presiden Soekarno tercatat dalam sejarah bernama Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, di bawah pimpinan KH Hasyim Asy'ari yang mewajibkan seluruh umat Islam, terutama masyarakat NU untuk perang melawan penjajah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas jasanya kepada bangsa Indonesia, banyak tokoh NU yang mendapatkan gelar pahlawan nasional. Beberapa di antaranya asal Jawa Timur.

Tokoh NU Asal Jawa Timur Bergelar Pahlawan Nasional:

1. KH M Hasyim Asy'ari

Profil Pendiri NUKH M Hasyim Asy'ari/ Foto: Edi Wahyono

KH M Hasyim Asy'ari merupakan tokoh pendiri NU sekaligus pendiri Pesantren Tebuireng. KH Asy'ari kelahiran Jombang pada tanggal 14 Februari 1871.

ADVERTISEMENT

KH Asy'ari satu-satunya ulama yang menyandang gelar Rais Akbar NU sampai akhir hayat. Ia mengeluarkan Resolusi Jihad fi Sabilillah pada 22 Oktober 1945.

Dengan adanya fatwa itu, KH Asy'ari mengumpulkan setiap orang dewasa yang berada dalam radius 90 km dari medan pertempuran, supaya bergerak mengadakan peperangan melawan penjajah.

Atas jasanya dalam pendidikan keagamaan dan melawan penjajah melalui organisasi NU, pemerintah Indonesia menetapkan KH Asy'ari sebagai pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1964.

2. KH Abdul Wahid Hasyim

KH Abdul Wahid Hasyim merupakan putra dari KH Hasyim Asy'ari, sekaligus ayah dari Presiden keempat Indonesia KH Abdurrahman Wahid. KH Wahid Hasyim kelahiran Jombang pada tanggal 1 Juni 1914.

KH Wahid Hasyim pelopor masuknya ilmu pengetahuan umum ke lembaga pesantren. Ia membentuk Madrasah Nidzmiyah dengan ilmu umum sebanyak 70 persen. Sedangkan ilmu agama sebanyak 30 persen di Pesantren Tebuireng, Jombang.

Sejarah mencatat nama KH Abdul Wahid Hasyim sebagai salah satu anggota Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, beliau pernah menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Agama pertama di Indonesia.

Atas jasanya dalam pergerakan meraih kemerdekaan Indonesia, KH Wahid Hasyim memperoleh gelar pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1960.

3. KH Abdul Wahab Chasbullah

Nama KH Wahab Chasbullah begitu identik dengan Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, ia merupakan salah satu pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.KH Abdul Wahab Chasbullah/ Foto: Istimewa (dok. Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah)

KH Abdul Wahab Chasbullah adalah salah satu pendiri NU yang memiliki sudut pandang modern dan diplomatis. Ia kelahiran Jombang pada tanggal 31 Maret 1888.

Sebelumnya, KH Wahab dikenal sebagai pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar (pergolakan pemikiran), pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (kebangkitan negeri), dan pendiri Nahdlatul Tujjar (kebangkitan pedagang).

Tahun 1924 menjadi awal permulaan KH Wahab memberikan usulan agar membentuk perhimpunan ulama guna melindungi kepentingan kaum tradisionalis bermazhab. Usulannya diterima dengan didirikannya NU pada 1926 bersama kiai lainnya. Beliau juga pernah menjadi pengasuh Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras dan penggagas Majelis Islam A'la Indonesia.

KH Wahab terpilih menjadi Rais 'Aam PBNU meneruskan jejak KH Hasyim Asy'ari. Atas jasanya, KH Wahab memperoleh gelar pahlawan nasional pada tanggal 8 November 2014.

4. KH As'ad Syamsul Arifin

KH As'ad Syamsul Arifin adalah salah satu ulama penggagas NU, yang menyampaikan pesan isyarat berupa tongkat yang disertai ayat Al-Qur'an dari Syaikhona Kholil kepada KH Hasyim Asy'ari. KH As'ad lahir di Makkah pada tahun 1897 dari pasangan keturunan Pamekasan, Madura.

Pada masa revolusi fisik tepatnya tanggal 10 November 1945, KH As'ad menjadi penggerak massa dalam peperangan melawan penjajah. Pascakemerdekaan Indonesia, beliau menggerakkan ekonomi-sosial masyarakat dengan menerima aspirasi dari masyarakat.

Kemudian mendorong jajaran pemerintah untuk mewujudkan pembangunan secara merata. Beliau juga berperan dalam menjelaskan kedudukan Pancasila tidak akan mengganggu nilai-nilai keagamaan Islam.

Atas jasanya, Presiden Joko Widodo menetapkan KH As'ad Syamsul Arifin sebagai pahlawan nasional pada 9 November 2016 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 90/TK/Tahun 2016.

5. KH Masykur

KH Masykur merupakan ulama asal Malang. Selain kegigihannya mempelajari Islam, ia juga berkontribusi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat Laskar Sabilillah.KH Masykur/ Foto: Istimewa (dok. Keluarga KH Masykur)

KH Masykur adalah Menteri Agama Indonesia periode 1947-1949 dan 1953-1955. Ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI tahun 1956-1971, dan anggota Dewan Pertimbangan Agung pada tahun 1968.

KH Masykur kelahiran Malang pada tanggal 30 Desember 1904. Keterlibatannya dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia, di antaranya menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), ikut terlibat dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara, juga pendiri Pembela Tanah Air (PETA) yang menjadi unsur laskar rakyat dan TNI di Pulau Jawa.

Atas jasanya, KH Masykur mendapat gelar pahlawan nasional berdasarkan persetujuan dari hasil pertemuan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan pada 6 November


Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sun/iwd)


Hide Ads