Biografi KH Wahab Chasbullah

Biografi KH Wahab Chasbullah

Savira Oktavia - detikJatim
Rabu, 11 Okt 2023 13:31 WIB
Nama KH Wahab Chasbullah begitu identik dengan Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, ia merupakan salah satu pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Ilustrasi KH Wahab Chasbullah/Foto: Istimewa (dok. Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah)
Surabaya -

Nama KH Wahab Chasbullah begitu identik dengan Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, ia merupakan salah satu pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

NU berdiri pada tanggal 16 Rajab 1334 H/31 Januari 1926 di Kabupaten Jombang. Lahirnya organisasi ini dapat dikatakan sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.

Pada saat itu, kehadiran NU berperan dalam membentuk pendidikan untuk menunjang pergerakan nasional bagi masyarakat. Khususnya para santri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip artikel di situs resmi NU yang berjudul Alasan Tiga Kiai Jombang Disebut Pendiri Nahdlatul Ulama, disebutkan sederet kiai yang berperan di awal-awal berdiri NU.

Sementara tiga kiai Jombang yang biasa disebut sebagai pendiri Nahdlatul Ulama yakni KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Chasbullah dan KH Bisri Syansuri.

ADVERTISEMENT

Mengapa mereka bertiga? Karena mereka yang berperan banyak di awal pembentukan NU. Mereka juga pimpinan tertinggi NU waktu itu.

Kiai Asy'ari adalah pemimpin tertinggi pertama yakni rais akbar. Disusul rais aam kedua yakni Kiai Wahab dan rais aam ketiga, Kiai Bisri.

Berikut ini, detikJatim akan mengulas singkat mengenai biografi KH Wahab. Yuk disimak!

Biografi KH Wahab Chasbullah:

1. Lahirnya KH Wahab Chasbullah

KH Abdul Wahab Chasbullah lahir pada tanggal 31 Maret 1888 di Jombang. Ia putra dari pasangan KH Hasbullah Said yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas Jombang, dan Nyai Latifah.

2. Riwayat Pendidikan KH Wahab Chasbullah

KH Wahab menjadi penggerak forum diskusi antarulama. Baik di ruang lingkup NU, Muhammadiyah, dan organisasi lainnya.

Beliau mengenyam pendidikan di beberapa lembaga. Seperti Pesantren Langitan Tubah, Pesantren Mojosari Nganjuk, Pesantren Tawangsari Sepanjang, hingga berguru pada Syaikhona R. Muhammad Kholil Bangkalan dari Madura, dan Pesantren Tebuireng Jombang di bawah kepengurusan Hadratusy Syaikh KH. M. Hasyim Asy'ari.

Di sisi lain, beliau juga merupakan seorang perantau di Tanah Suci, untuk memperoleh ilmu dari Syaikh Mahfudz at-Tirmasi dan Syaikh Al-Yamani. Di sana, ia mendapatkan nilai dengan predikat istimewa.

3. Perjuangan KH Wahab Chasbullah dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Kiai Wahab merupakan ulama pendiri Nahdlatul Ulama, yang memiliki sudut pandang modern. Dakwahnya dimulai dengan membangun media massa atau surat kabar yang diberi nama harian umum Soeara Nahdlatul Oelama atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama.

Bersama KH Hasyim Asy'ari, ia menghimpun beberapa tokoh pesantren untuk mendirikan Nahdlatul Ulama atau Kebangkitan Ulama pada tahun 1926. Beliau juga memiliki peran dalam pembentukan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

Ketika masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, beliau bersama Hasyim Asy'ari asal Jombang dan Kiai Abbas dari Cirebon, merancang Resolusi Jihad sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan meraih kemerdekaan.

Setelah Hasyim Asy'ari wafat, Kiai wahab menjadi Rais Am NU, dan meningkatkan dukungan NU kepada Pemerintah Indonesia, dalam perjuangan melawan Pemerintah Belanda.

4. Jejak KH Wahab Chasbullah di Nahdlatul Ulama

KH Wahab tak hanya pendiri NU. Ia pernah mengambil posisi dalam perang melawan penjajah Jepang sebagai Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah). Beliau juga tercatat sebagai anggota DPA bersama Ki Hajar Dewantoro.

Pada 1914, beliau mendirikan lembaga kursus yang diberi nama Tashwirul Afkar. Dua tahun berselang, beliau mendirikan Organisasi Pemuda Islam yang diberi nama Nahdlatul Wathan.

Kemudian 10 tahun setelahnya, KH Wahab menjadi Ketua Tim Komite Hijaz. Beliau juga pencetus dasar-dasar kepemimpinan dalam organisasi yang didirikannya, dengan terdiri atas dua badan, yaitu syuriah dan tanfidziyah sebagai usaha pemersatu kalangan tua dan muda.

KH Wahab mempelopori kebebasan berpikir di kalangan umat Islam Indonesia. Khususnya di ruang lingkup Nahdliyin.

Sebagai seorang ulama besar Indonesia, beliau menekankan pentingnya kebebasan dalam keberagaman. Khususnya dalam kebebasan berpikir dan memberikan pendapat.

Oleh karena itu, KH Wahab menciptakan kelompok diskusi Tashwirul Afkar di Surabaya. Kelompok ini tidak hanya menampung ulama pesantren, akan tetapi dijadikan sebagai ajang komunikasi dan forum saling bertukar informasi antartokoh nasional, sekaligus menjembatani komunikasi antargenerasi muda dan tua.

NU yang dibentuknya menjadi pelopor berdirinya Gerakan Pemuda Ansor. Penamaan Ansor berasal dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah, atas jasa mereka dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Islam.

Dengan begitu, gerakan ini diharapkan dapat menekuni tauladan dan hikmah perjuangan para sahabat Nabi, yang mendapat predikat Ansor tersebut.

5. Wafatnya KH Wahab Chasbullah

Pada tanggal 29 Desember 1971, KH Wahab wafat di Jombang. Atas jasanya, Presiden Joko Widodo menyematkan gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 7 November 2014.

renovasi Makam KH Wahab ChasbullahRenovasi Makam KH Wahab Chasbullah/ Foto: Enggran Eko Budianto

Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sun/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads