Tanggal 27 Oktober Hari Apa Saja?

Tanggal 27 Oktober Hari Apa Saja?

Tari Pagusa - detikJatim
Jumat, 27 Okt 2023 14:01 WIB
October calendar 2023. Calendar icon. Flat style
Kalender Oktober 2023/Foto: Getty Images/iStockphoto/vitalik19111992
Surabaya - Tanggal 27 Oktober memperingati hari apa? Ternyata ada tiga peringatan hari penting nasional dan internasional loh. Peringatan apa saja yang dirayakan hari ini?

Di Indonesia, dua peringatan penting adalah Hari Listrik Nasional dan Hari Penerbangan Nasional. Sementara itu, hari penting internasional ada Hari Kucing Hitam Sedunia.

Hari Penting Tanggal 27 Oktober:

Tercatat, tiga hari penting dirayakan tanggal 27 Oktober. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

1. Hari Penerbangan Nasional

Hari Penerbangan Nasional 27 Oktober: Ini Sejarah PeringatannyaHari Penerbangan Nasional 27 Oktober. Foto: Sui Suadnyana/detikcom

Melansir laman resmi Direktorat Jendral Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, pada 27 Oktober 1945, pesawat dengan lambang merah putih melakukan penerbangan perdana di Indonesia setelah kemerdekaan. Agustinus Adisucipto adalah pilot yang melaksanakan penerbangan bersejarah itu.

Penerbangan itu menggunakan pesawat Cureng dari Lapangan Udara Maguwo Yogyakarta, yang kini dikenal sebagai Lanud Adisucipto. Pesawat mengelilingi wilayah udara di sekitarnya, dan kemudian mendarat kembali di Lanud Maguwo.

Pesawat ini hasil rampasan dari tentara Jepang ketika tentara Indonesia menguasai Lanud Maguwo. Awalnya, pesawat-pesawat di Lanud Maguwo dalam kondisi rusak, tetapi sebagian berhasil diperbaiki oleh teknisi Indonesia.

Pesawat-pesawat ini dicat ulang dengan lingkaran merah putih menyerupai bendera Indonesia. Setelah proses perbaikan, salah satu pesawat yang dalam kondisi terbaik berhasil diterbangkan oleh Adisucipto.

Saat ini, pesawat Cureng tersebut telah direstorasi dan dipajang di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta. Tujuan dipajang untuk memperingati kontribusi bersejarah pesawat Cureng dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

2. Hari Listrik Nasional

Ilustrasi Hari Listrik Nasional.Ilustrasi Hari Listrik Nasional. Foto: Istimewa

Sebelum listrik diperkenalkan di Indonesia, sehari-hari masyarakat menggunakan lampu minyak, lampu gas, dan teknologi sederhana. Menurut laporan National Geographic, pemerintah Belanda mulai mengembangkan penggunaan listrik di Indonesia pada 1897. Hal ini didukung ordonansi Belanda pada 1890 yang menetapkan penggunaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.

Perusahaan listrik pertama di Hindia Belanda didirikan di Batavia. Kantor pusat pengaliran tenaga listrik yang dikenal sebagai Nederland Indische Electriciteit Maatschappij (N.I.E.M), didirikan di sekitar wilayah tersebut (yang sekarang disebut Gambir).

Setelah pendirian kantor pusat, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan 120 izin pengelolaan listrik di 325 wilayah di Indonesia. Sejarah listrik di Indonesia pun dimulai. Pada saat itu, pabrik gula dan pabrik teh Belanda mendirikan pembangkit listrik untuk mendukung produksi.

Pelayanan listrik untuk masyarakat umum mulai diberlakukan setelah perusahaan swasta Belanda, NV.Nign mulai mengembangkan bisnis penyediaan listrik untuk masyarakat. Kemudian, pada 1927, pemerintah Belanda membentuk S'lands Waterkracht Bedriven (LWB).

LWB adalah perusahaan listrik negara yang mengelola pembangkit listrik tenaga air seperti PLTA Plengan, PLTA Lamanjan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug, dan Kracak di Jawa Barat, serta PLTA di Madiun, Bengkulu, Tonsea Lama di Sulawesi Utara, dan PLTU di Jakarta.

Menurut situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, setelah Belanda menyerah kepada Jepang pasca Perang Dunia II, perusahaan listrik dan gas diambil alih pemerintah Jepang, dan tenaga kerja Jepang menggantikan pekerjaan orang-orang Belanda.

Akibatnya, perkembangan perusahaan listrik Hindia-Belanda melonjak. Setelah Jepang menyerah kepada sekutu dan Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, badan perjuangan kemerdekaan mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas tersebut.

Pada September 1945, sebuah delegasi dari serikat buruh listrik dan gas bertemu Kasman Singodimedjo, pemimpin KNI Pusat, untuk laporan. Delegasi ini bersama Kasman Singodimedjo kemudian bertemu Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada pemerintah.

Ini menjadi awal pembentukan peraturan pemerintah pada 27 Oktober 1945, yang membentuk jawatan listrik dan gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga. Momentum ini juga diabadikan oleh pemerintah sebagai Hari Listrik Nasional untuk mengenang perjuangan tersebut.

3. Hari Kucing Hitam Sedunia

Ilustrasi mitos kucing hitam.Ilustrasi kucing hitam. Foto: Istimewa

Melansir laman National Today, Hari Nasional Kucing Hitam diperingati pada 27 Oktober setiap tahun. Kucing berwarna hitam sering dihubungkan dengan tanda-tanda buruk, seperti membawa sial.

Perayaan Hari Kucing Hitam Sedunia adalah kesempatan bagi para penggemar kucing untuk menunjukkan kucing hitam seharusnya diperlakukan dengan seadil kucing-kucing berwarna lainnya.

Skotlandia, Inggris, dan Jepang, kucing hitam dianggap sebagai simbol keberuntungan. Namun di banyak bagian dunia barat, kucing hitam masih dianggap sebagai pembawa malapetaka karena terkait legenda penyihir.

Pada abad ke-17, di Amerika, pemilik kucing hitam seringkali dihukum berat karena dianggap terlibat praktik sihir. Meskipun ketakutan semacam itu telah berkurang, kucing hitam masih menghadapi masalah adopsi yang rendah dan tingkat kematian yang tinggi.

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya memperlakukan kucing hitam dengan baik. Jadi, tidak hanya kucing berbulu warna cantik, kucing hitam juga harus dirawat dengan baik.

Artikel ini ditulis oleh Tari Pagusa, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.


(irb/sun)


Hide Ads