Hari Penerbangan Nasional diperingati tanggal 27 Oktober setiap tahunnya. Berikut ini ulasan singkat mengenai Hari Penerbangan Nasional.
Dikutip detikNews, Hari Penerbangan Nasional merupakan peringatan mengenai momentum bersejarah penerbangan pertama di Indonesia. Di mana pesawat dengan simbol merah putih terbang pertama kali di Indonesia pada 27 Oktober 1945.
Pesawat tersebut diterbangkan oleh Agustinus Adisucipto, yang terbang dari Lapangan Udara Maguwo Yogyakarta. Pesawat tersebut merupakan pesawat milik tentara Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 |
Mulanya, kondisi pesawat tersebut rusak. Kemudian diperbaiki kembali dan dicat ulang dengan warna merah dan putih menyerupai bendera Indonesia.
Peristiwa penerbangan tersebut ditujukan untuk membangkitkan semangat Sumpah Pemuda. Oleh karenanya, penerbangan ini dilakukan tepat sehari sebelum peringatan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober.
Untuk diketahui, pesawat tersebut telah menjadi koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta.
Sejarah Hari Penerbangan Nasional
Dikutip detikSulsel dari Buku Awal Kedirgantaraan di Indonesia Perjuangan AURI 1945-1950 karya Dra. Irna H.N. Hadi S.dkk, Indonesia tidak memiliki pesawat pada masa pendudukan Jepang. Oleh karenanya, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kini berganti nama menjadi TNI AU kemudian mengambil sejumlah aset milik Jepang.
Salah satunya pesawat milik Jepang. Sebanyak 38 pesawat Jepang direbut oleh TNI AU. Karena beberapa pesawat rusak, kemudian diperbaiki oleh teknisi penerbangan.
Perbaikan dilakukan di beberapa tempat. Salah satunya di Maguwo Yogyakarta. Teknisi yang bertugas untuk memperbaiki pesawat tersebut bekerja di bawah komando Suryadarma.
Adisutjipto kemudian didatangkan dari Salatiga oleh Maka Tarsono Rujito, eks kadet ML Kalijati. Adisutjipto terpilih untuk menerbangkan Pesawat Cureng tersebut, berkat pengalamannya yang pernah menjadi Vaandirig KOrtverband Vlieger pada masa Belanda. Ia juga memiliki ijazah GMB (Groot Militair Brevet).
Pesawat Cureng tersebut terbang mengitari langit Maguwo Yogyakarta, dengan Adisutjipto sebagai pilot dan Tarsono Rujito sebagai penumpang.
Peristiwa penerbangan sehari sebelum peringatan Hari Sumpah Pemuda itu, menjadi momen untuk menyerukan semangat perjuangan para tentara dan rakyat Indonesia guna mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Penerbangan Cureng dengan simbol merah putih tersebut menjadi pesawat udara yang pertama kalinya mengudara di Indonesia. Karena peristiwa tersebut, akhirnya tanggal 27 Oktober ditetapkan sebagai Hari Penerbangan Nasional.
Tak hanya itu, nama sang pilot Adisutjipto juga diabadikan sebagai nama bandara, Bandara Udara Adisutjipto Yogyakarta. Nama bandara tersebut menggantikan nama pangkalan sebelumnya yakni Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta. Adisutjipto juga diangkat menjadi Laksamana Muda Udara (Anm).
Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/iwd)