Di balik kegaharan dan sangarnya Bripka Aminnullah, ternyata ada hati yang lembut. Bahkan, tugasnya sebagai penumpas kejahatan berbanding terbalik dengan kehidupan sehari-harinya di rumah dan kampung.
Jumat (27/10/2023) pagi, detikJatim berjumpa dengan pria yang akrab disapa Amin itu. Di sana, ekspresi serta perilaku Amin jauh dari kesan sangar dan tegasnya seorang polisi. Ia terlihat begitu menikmati menata satu persatu kursi dan meja anak-anak. Sesekali, ia merapikan piala dan mainan.
"Waalaikumsalam, monggo, silakan masuk, ya beginilah saya kalau di rumah," tegur Amin kepada detikJatim, lalu tersenyum, Jumat (27/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa sangka, pria yang kerap menangkap maling dan perampok itu, pendiri sekaligus pemilik Yayasan Pendidikan Islam Terpadu. Tepatnya, di Jalan Bulak Rukem Timur II G Nomor 27, Kecamatan Bulak, Surabaya.
Jatuh Bangun Membangun Yayasan
Amin mengisahkan awal mula berdirinya yayasan dari dana pribadi itu. Jatuh bangun Amin dan istrinya Nur Afifah mendirikan yayasan pendidikan yang dikhususkan untuk anak PAUD dan TK sejak 2015.
"Ide awal sebenarnya kan saya berjuang sendiri bersama istri, lambat laun kan kewalahan dan tidak mungkin (diurus sendiri), lalu saya ambil warga di sini yang punya latar pendidikan dan benar-benar bisa mengajar," ujarnya.
Ia memberinya nama Yayasan Majma' Al-Bahrain, yang memiliki arti 2 lautan yang tidak dipisahkan. Menurutnya, nama tersebut melambangkan ilmu dunia dan akhirat itu tidak boleh terpisahkan, bak doa sapu jagad atau potongan surat Al-Baqarah ayat 201.
Amin menceritakan awal mula pendirian yayasan karena pesan orang tuanya yang memintanya menjadi orang bermanfaat untuk sesama. Ia pun terketuk untuk membantu anak-anak kurang mampu di sekitarnya.
"Saat itu, orang tua saya berpesan 'ojok akeh-akeh omah, gaween dunyomu manfaat gawe masyarakat, gawe ladang amal, corone terserah awakmu' (jangan banyak-banyak rumahnya, buat duniamu bermanfaat untuk masyarakat, untuk ladang amal, caranya terserah kamu)," jelas Amin.
"Lalu, terbesit saya kasihan lihat anak yatim dan masyarakat tidak mampu di sekitar saya, mau dikemanakan anak-anak ini, lalu izin ke orang tua saya, dan 2015 membentuk yayasan, lalu 2017 kami urus legalitasnya dan alhamdulillah ya seperti ini," sambungnya.
![]() |
Relakan Gaji dan Pinjam Bank
Amin menyadari membuat dan mengoperasikan yayasan tidaklah mudah, terutama dari segi finansial. Alhasil, ia mengajukan pinjaman ke bank. Ia juga merelakan sebagian gajinya di Korps Bhayangkara dipotong, demi bisa mewujudkan pendidikan gratis bagi anak yatim piatu hingga dhuafa.
"Saat itu kan tergantung dari atasan, dulu saya sempat ditanya 'ambil bank segini banyak buat apa? gajimu tinggal segini loh?'. Ya saya bilang buat yayasan, Ndan. Mau tidak mau, karena saya tidak ada donatur, kalau minta-minta juga saya tidak mau. Sudah saya bicarakan dengan istri dan keluarga, dengan berat hati. Tapi saya kasihan dengan anak-anak sekitar rumah yang benar-benar butuh pendidikan," terangnya.
Ia mengaku saat itu sebenarnya tidak tega melihat istrinya menangis karena gaji dari kepolisian hanya tersisa sedikit. Namun, ia berusaha memberikan alasan konkret dan pengertian kepada istri maupun keluarganya.
"Lalu saya bilang ke istri dan keluarga, 'kita ini cari barokahnya saja, insyaallah kecukupan'. Dan alhamdulillah, sampai sekarang selalu cukup, meski dapatnya gaji sedikit, dan insyaallah lebih barokah, tidak dapat dinilai dengan akal karena tujuan saya untuk umat," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, yayasan yang ia dirikan mulai berkembang. Banyak wali murid yang memberikan amanah dan memercayakan anaknya menempuh pendidikan di Yayasan Majma' Al-Bahrain.
"Semakin ke sini, ada yang memberikan donasi. Ya saya persilakan kalau mau sekolah sini, terutama anak yatim piatu saya gratiskan baju, tas, buku, tinggal masuk. Kadang kalau saya ada rezeki tambahan, saya berikan makan setiap Jumat," ujarnya.
Meski harus merogoh kocek kian dalam, Amin tak mengapa, justru merasa senang dan tenang. Apalagi saat teman ataupun keluarga ingin berdonasi. Namun ia enggan menerima bantuan uang tunai, ia meminta donatur memberikan bantuan barang atau fasilitas yang bisa langsung digunakan anak-anak.
"Ya tidak bisa terkira kalau habis banyak (biaya), tapi namanya berkah ya alhamdulillah, dan orang lebih percaya, kalau ada orang mau menyumbang saya tidak mau uang, tapi fasilitas yang bisa dimanfaatkan, apalagi barangnya bisa langsung dipakai, mulai dari keramik, mainan, buku, tas, sepatu, ya monggo, saya tidak melarang," katanya.
Simak perjuangan Bripka Amin mendirikan sekolah gratis di halaman selanjutnya...
Perjuangan Memberikan Pendidikan Gratis Yatim Piatu
Sembari mengajar dan bertugas sebagai polisi, Amin mengurus sejumlah persyaratan dan melakoni pelbagai proses perizinan yayasan. Selama 2 tahun, tepatnya pada 2017, yayasannya mendapatkan izin dari Dinas Pendidikan dan terbitlah SK Kemenkum HAM.
Menurut Amin, jika tidak resmi atau tak segera mengurus perizinan, akan berdampak buruk pada siswa yang membutuhkan pendidikan berkelanjutan. Maka dari itu, ia membuat yayasan lengkap dengan fasilitas dan guru berkompeten, namun tetap non profit.
Mengingat perjalanan ke belakang, Amin tak menyangka proses yang ia jalani sudah berlangsung hampir 1 dekade. Ia teringat dulu hanya memiliki 1 ruangan untuk menampung anak-anak belajar pada 2015. Amin mengurus semuanya sendiri, menjadi polisi dan mengajar di yayasan.
"Setelah legalitas terbentuk di 2017, alhamdulillah sambutan dan respons orang tua siswa puas dan merasa nyaman. Alasannya pendidikan di tempat saya terkonsep secara matang, materi pendidikan tentang nilai-nilai agama sangat bagus, nah senangnya masyarakat di situ," beber personel Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya itu.
Hingga ketika anak didiknya yang semula belasan menjadi ratusan, ia mulai kesulitan mengatur waktu dan kurang istirahat. Ia pun kewalahan, dan memutuskan mengajak saudara-saudaranya dan warga sekitar untuk mengajar di yayasannya. Kepada mereka, Amin terang-terangan mengatakan ingin memperjuangkan pendidikan anak-anak secara sukarela dan non profit.
"Dari situ kami urus perizinannya, tapi saya batasi dan kasih arahan pada guru, orang tua siswa, masyarakat, dan pekerja di sini bahwa tujuan saya mendirikan yayasan untuk mencerdaskan dan menolong anak-anak kurang mampu, terutama yatim piatu agar mendapat pendidikan layak," paparnya.
"Dulu cuma saya dan istri, sekarang ada 6 tenaga pengajar, alhamdulillah cukup untuk mengajar setiap ruangan, total ada 4 ruangan. Karena pendidikan semakin lama kan berkembang, tapi ternyata antusiasnya luar biasa, semakin banyak. Terakhir paling banyak sekitar 150, itu sebelum pandemi COVID-19, kalau sekarang tinggal 60an," imbuhnya.
![]() |
Memperkuat Pendidikan Akhlak, Agama, dan Karakter Anak
Dalam perjalanannya, Amin sengaja menerapkan pola pendidikan agama. Ia membentuk program kepemimpinan anak, yang dilatih sungguh-sungguh dan serius, namun tetap santai dan menyesuaikan suasana hati si anak.
"Kalau program kepemimpinan terhadap anak ini sengaja kami latih sejak dini, mulai tata cara berbicara, keberanian berbicara, tapi tetap kami tanamkan akhlak mulia dan memiliki adab," ucapnya.
Orang tua murid pun merespons positif pola pendidikan tersebut. Bahkan, menurut Amin, mereka menilai Yayasan Majma' Al-Bahrain mampu melahirkan lulusan berkualitas.
"Alhamdulillah, orang tua siswa dan masyarakat di sini mengaku sangat senang, karena mereka bilang anak-anaknya kalau di rumah atau lagi sama teman-temannya bisa ceramah, bisa membaca lancar, mengaji juga lebih rajin, makanya mereka antusias menyekolahkan di sini. Bahkan, ada anak-anak yang sudah lulus, tapi tidak mau lanjut SD dan ingin tetap di sini," tuturnya.
Amin juga menerapkan ilmu public speaking sejak dini. Ia melatih mental anak-anak agar berani berbicara secara lantang, lugas, dan jujur kepada siapa pun, namun tetap santun dan sesuai norma.
"Terutama pada orang tua dan orang yang lebih tua, kami kedepankan agama dan akhlak, agar anak berpikir secara agamis, jadi tidak nakal atau brutal lah, sehingga bisa lunak hatinya. Kalau agama dikebelakangkan, ilmunya percuma.
Nah, itu juga yang paling disukai orang tua di sini," bebernya.
Dulu, kata Amin, siswa-siswanya hanya warga kampung sekitar. Namun, sekarang banyak orang tua dari luar Kecamatan Bulak yang ingin menyekolahkan anaknya di Yayasan Majma' Al-Bahrain. Padahal, di sekitar Bulak, banyak lembaga pendidikan lebih besar dan lengkap.
"Banyak orang dari luar kecamatan sini ingin anaknya sekolah di sini. Tapi tidak semua memang boleh sekolah sini, hanya benar-benar diprioritaskan untuk anak yatim piatu dan tidak mampu. Ya meski baru, tapi fasilitas saya tidak kalah lengkap, kualitas juga tidak kalah," tuturnya.
"Mereka mengaku nyaman dan betah, dari mulut ke mulut informasi sekolah ini menyebar, apalagi semua orang tua sangat percaya ke kami karena nyaman. Mereka merasa ada kekeluargaan yang kuat di sini. Ya alhamdulillah bisa bersaing dengan yang lain, meski kami baru terbentuk 2017," tegasnya.
Respons Positif dan Dukungan Penuh Polri
![]() |
Meski berat, Amin mengaku sangat menikmati setiap proses yang dijalani. Amin tidak menganggap perjuangannya itu sebagai beban, melainkan bekal untuk akhirat kelak. Kini Amin juga mendapat respons positif dan dukungan penuh dari lingkungan sekitar.
"Responnya sangat positif. Alhamdulillah, saya juga sisihkan kalau ada rezeki tambahan untuk yayasan, para pimpinan dan teman-teman tempat saya bekerja sangat mendukung, intinya saya tidak sendirian," kata dia.
Ia pun berencana menampung sejumlah rekan kepolisian untuk ikut bergabung mengajar dan berbagi cerita bersama. Ia mengaku tidak bisa melibatkan semua rekan kerjanya yang ingin terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di tempatnya.
"Rencana saya akan menggandeng dari semua fungsi dan jajaran, mulai binmas, lantas, dan lain sebagainya, untuk mengisi pendidikan kami agar lebih luas dan lain daripada yang lain," ujar dia.
Amin berharap yayasannya benar-benar bermanfaat bagi yang membutuhkan. Ia pun berencana menambah ruangan dan lantai untuk persiapan membuat kelas baru khusus SD.
"Harapan saya semoga apa yang saya lakukan benar-benar bermanfaat buat anak-anak yatim piatu. Sekarang ini saya mau tambah kelas untuk SD, rencana tambah 1 tingkat," tandasnya.