Jerih Payah Lia Hunting Foto Pasar Pabean Berujung Bau Ikan Saat Masuk Kafe

Kemekel

Jerih Payah Lia Hunting Foto Pasar Pabean Berujung Bau Ikan Saat Masuk Kafe

Aprilia Devi - detikJatim
Selasa, 24 Okt 2023 20:25 WIB
Lia tak menyangka dirinya benar-benar bau ikan setelah meliput di Pasar Ikan Pabean Surabaya.
Lia tak menyangka dirinya benar-benar bau ikan setelah meliput di Pasar Ikan Pabean Surabaya. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Salah satu privilese menjadi seorang jurnalis adalah bisa berada di sejumlah lokasi dengan lingkungan yang sangat berbeda dalam sehari. Detik ini seorang jurnalis bisa liputan di pasar, beberapa jam kemudian sudah berada di kafe.

Hal itulah yang dijalani Aujana Mahalia. Cewek yang akrab disapa Lia itu sedang bertugas di salah satu media online. Dia diminta oleh redaksi untuk hunting foto story di pasar ikan terbesar di Kota Pahlawan, Pasar Ikan Pabean Surabaya.

Siang itu Lia menjalankan tugas yang telah dia dapatkan. Di tengah terik matahari di musim kemarau El Nino, Lia memacu motornya hingga tiba di salah satu pasar legendaris di Surabaya itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya mendapat tugas untuk mencari foto-foto jurnalistik, dia juga diminta melakukan reportase dan menulis artikel bermuatan human interest dengan mewawancarai sejumlah pedagang ikan di Pasar Pabean.

Lia tiba di saat yang tepat untuk menangkap momen dengan kamera. Yakni pada saat suplai ikan berdatangan dan suasana pasar sedang ramai-ramainya, atau sekitar pukul 13.00 WIB.

ADVERTISEMENT
Suasana di Pasar Ikan Pabean Surabaya ketika Lia melakukan peliputan.Suasana di Pasar Ikan Pabean Surabaya ketika Lia melakukan peliputan. (Foto: Aujana Mahalia/detikJatim)

"Jam-jam segitu itu kan jam datangnya ikan. Pasar sedang dalam keadaan chaos!" Kata Lia dengan gaya bahasa hiperbola saat ditemui detikJatim, Selasa (24/10/2023).

Di tengah situasi demikian, di tambah suhu udara yang menurut istilah Arek Surabaya keminggris: the hot is potatoes alias panas kentang-kentang, Lia mulai hunting foto dan mewawancarai sejumlah pedagang.

Saking asyiknya meliput momen hiruk pikuk Pasar Pabean, cewek dengan outfit yang lebih pas digunakan saat beraktivitas di kampus itu tak segan berdesakan dengan kuli angkut ikan, pembeli, juga para pedagang.

Dia telusuri seluruh penjuru pasar, mencari angle yang menarik, dan bersinggungan dengan banyak orang. Hingga dirinya mulai terbiasa dengan suasana dan aroma ikan yang sangat khas di dalam pasar tersebut.

Lia berupaya melakukan tugasnya dengan maksimal. Demi mendapatkan angle foto yang menarik dia bahkan harus lebih dulu membeli ikan yang ditawarkan oleh pedagang.

"Aku ditawari 'iwak Manyar ta mbak', akhirnya karena sungkan dan lagi cari momen, aku beli deh. Padahal aku nggak ngerti cara masak ikan," kata Lia lalu tertawa ngakak.

Jerih payah terbayar lunas disertai bau ikan Pasar Pabean sebagai hadiah. Baca di halaman selanjutnya.

Jerih payahnya Lia terbayar lunas. Dia merasa puas bisa mendapatkan banyak momen menarik dengan hasil foto yang ciamik, sesuai dengan apa yang diminta redaksi. Dengan bangga dia tunjukkan foto-fotonya.

Tuntas melakukan tugasnya, Lia bergegas menuju salah satu cafe di Surabaya untuk makan siang bersama temannya. Dengan bangga dia ceritakan pengalaman meliput di Pasar Pabean.

Dengan cara berapi-api dan sangat ekspresif dia ceritakan bagaimana tadinya dia kesal harus meliput di tempat beraroma khas di tengah udara yang panas di Kota Pahlawan.

Lalu dengan bangga dia sampaikan betapa jerih payah yang dilakukan sungguh-sungguh tidak akan mengingkari hasil pekerjaan yang begitu maksimal. Hingga dia menyadari ada yang aneh pada temannya.

Meski dengan sabar menyimak apa yang dia ceritakan, temannya itu memandang dirinya dengan dahi mengernyit dan ekspresi wajah yang aneh.

Suasana di Pasar Ikan Pabean Surabaya ketika Lia melakukan peliputan.Ikan-ikan segar di Pasar Ikan Pabean Surabaya yang ditemui Lia saat melakukan peliputan. (Foto: Aujana Mahalia/detikJatim)

"Koen nyapo toh (kamu ngapain sih)?" Sergah Lia kepada temannya. "Koen mambu iwak (kamu bau ikan). Busuk banget iki," jawab temannya dengan sangat jujur.

Lia pun kaget. Sontak dia menciumi pakaiannya sendiri dan menyadari bahwa temannya tidak sedang mengada-ada. Aroma ikan di Pasar Pabean ternyata terbawa juga hingga ke kafe tempat dirinya bertemu temannya.

"Peh, mambu iwak temen. Nggak ngapusi e. Nggak expect lek semambu iki (Peh, beneran bau ikan. Nggak bohong deh. Nggak ada ekspektasi kalau sampai sebau ini," kata Lia dengan ekspresi panik.

Seketika temannya tertawa terbahak-bahak melihat respons Lia tahu dirinya bau ikan. Lia jadi merasa malu. Bukan hanya kepada temannya, tapi juga kepada pengunjung lain di kafe itu.

"Padahal tanganku ini sudah tak cuci lho, tapi kok tetep masih bau ya? Peh, nggak kuat aku suwi-suwi, pengen adus rasane. Pengen mulih (Peh, nggak kuat aku lama-lama, ingin mandi rasanya, ingin pulang)," ujar Lia dengan nada merengek, sementara temannya masih tertawa.

Demikian lah, harga untuk sebuah pengalaman kadang kala memang tak cukup hanya dengan jerih payah dan upaya yang sungguh-sungguh, tapi juga disertai dengan kejadian yang menggelikan. Simak hasil jepretan Lia seputar aktivitas Pasar Pabean yang legendaris di sini.

Kemekel merupakan salah satu rubrik khas detikJatim yang mengisahkan tentang sisi lucu dan kisah menggelitik sebuah peristiwa. Kemekel tayang setiap Selasa. Baca Kemekel di sini dan tetap setia membaca konten-konten menarik detikJatim!

Halaman 2 dari 2
(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads