.webp)
Tabebuya adalah pohon yang menarik perhatian dengan keindahan bunga mencolok dan anggun. Pohon ini juga dikenal dengan berbagai nama seperti bignonia, trumpet tree, dan pink poui.
Tabebuya menjadi salah satu pohon bunga populer yang ditanam di taman di berbagai negara tropis dan subtropis. Yuk mengenal lebih jauh tentang pohon tabebuya.
Apa Itu Pohon Tabebuya?
Dilansir dari situs resmi Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Tabebuya adalah tumbuhan asli Brasil yang telah tersebar ke seluruh dunia, terutama di daerah beriklim tropis hingga subtropis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pohon ini tumbuh di negara-negara Amerika seperti Argentina, Meksiko, Bolivia, dam Suriname Selatan. Nama latin pohon ini adalah Tabebuia chrysotrichus. Secara umum, Tabebuya hidup di lingkungan tropis.
Pohon tabebuya mampu tumbuh di lahan dengan iklim kering, sehingga tanaman ini memiliki ketahanan hidup yang tinggi dalam cuaca kering. Tinggi pohon Tabebuya umumnya berkisar sekitar 10 meter.
Pada musim berbunga, pohon ini umumnya mampu menghasilkan jumlah bunga yang sangat banyak dan tidak putus sejak awal musim kemarau hingga menjelang musim hujan.
Bahkan sekarang ini, musim pembungaan tanaman ini dapat diatur melalui manipulasi pola pemupukan. Biasanya buah pohon Tabebuya muncul ketika musim hujan atau musim bunga terlewati.
Kegunaan Pohon Tabebuya
Selain karena pohon dan bunganya yang cantik serta memiliki varian warna, tabebuya nyatanya menyimpan banyak manfaat untuk lingkungan maupun makhluk hidup. Inilah beberapa manfaat dari pohon tabebuya.
1. Tanaman Peneduh Jalan atau Halaman Rumah
Tanaman peneduh adalah tanaman berbentuk pohon dengan percabangan yang tingginya lebih dari 2 meter, yang dapat memberikan keteduhan dan menahan silau cahaya matahari bagi pejalan kaki.
Pohon peneduh jalan harus memiliki sistem perakaran yang kuat, daun rimbun, rapat, dan tidak mudah gugur, serta kayu yang kuat. Untuk menjadi ikon suatu tempat atau daerah, pohon peneduh jalan harus memiliki nilai estetika yang tinggi. Pohon tabebuya memiliki semua kelebihan itu.
2. Menyerap Karbon Dioksida (CO2)
Ketahuilah bahwa aktivitas manusia sering menghasilkan gas efek rumah kaca berbahaya, seperti karbon dioksida (CO2). Gas ini dapat diserap oleh tanaman hijau, yang memungkinkan mereka mengurangi jumlah emisi karbon dioksida di alam.
3. Spot Swafoto dan Kawasan Wisata
Tabebuya sangat cocok untuk foto-foto dan tempat nongkrong karena mekar dan jatuh bunganya mirip pohon sakura Jepang. Salah satu keunggulan tabebuya warna bunganya yang merah muda dengan variasi ungu, kuning, dan putih.
Cara Menanam Pohon Tabebuya
Tabebuya tahan terhadap berbagai jenis tanah dan kekeringan. Tabebuya sangat cocok ditanam sebagai tanaman penghijauan karena pada musim kemarau seringkali tidak ada penyiraman yang cukup.
Namun, pohon tabebuya lebih suka tanah yang subur dengan banyak air. Untuk kamu yang tertarik menanam pohon tabebuya, berikut langkah-langkah yang bisa diterapkan.
1. Memilih Benih Tabebuya
Benih tabebuya mudah ditanam dan tumbuh dengan cepat. Kamu bisa mendapatkan benih pohon tabebuya dewasa atau membelinya di toko. Harga bibit tabebuya bervariasi dari Rp 8 ribu-Rp 83 ribuan, tergantung tinggi bibitnya. Untuk harga biji benihnya sekitar Rp 315 ribu.
2. Tanam Biji Tabebuya
Setelah mendapatkan biji tabebuya, tanamlah di pot dengan tanah dan ditempatkan di tempat yang cerah. Pastikan tanah tetap lembap dengan menyemprotkan air. Setelah daun tumbuh, pindahkan bibit tabebuya ke dalam pot yang lebih tinggi sekitar 45 sentimeter.
Lalu, pindahkan tabebuya ke luar ruangan atau ke wadah yang lebih besar. Untuk mendapatkan hasil terbaik, tambahkan kompos organik dan pastikan media pot drainase.
3. Perawatan Pohon Tabebuya
Merawat pohon tabebuya sangatlah mudah. Beri pupuk 2 kali setiap tahun. Setelah 3 tahun, kurangi pemupukan karena dapat menghentikan pembungaan. Untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan, pangkas pohon tabebuya secara teratur. Potong semua cabang yang mati atau rusak.
Itulah beberapa seputar pohon tabebuya, semoga artikel ini bermanfaat ya detikers!
Artikel ini ditulis oleh Neshka Rizkita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)
