Teknik kenteng teter memang dikembangkan Ahmad Kaselan di Blitar. Tetapi istilah Ketok Magic justru muncul dari bengkel kenteng teter di Yogyakarta tempat sejumlah murid Kaselan menjalankan usaha.
Sebagaimana ditulis oleh Purwanto, wartawan senior di Blitar dalam bukunya berjudul 'Pak Turut Pencipta Ketok Magic', murid-murid Kaselan memang menyebar di berbagai kota besar m, termasuk di Jogja.
Jasa kenteng teter mulai populer pada 1970-an sejak makin banyak mobil yang berseliweran di jalanan kota besar. Nama Pak Turut, nama alias Kaselan, di Blitar pun mulai dikenal luas.
Di masa kejayaannya, perbaikan bodi mobil itu sampai melibatkan 40 mekanik di bengkel Kaselan yang ada di Desa Bangsri, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Karena saking banjirnya pelanggan.
Murid-murid Kaselan yang pernah terlibat menjadi mekanik di bengkel kenteng teter itu mulai menyebar ke sejumlah kota besar untuk membuka usahanya sendiri berbekal teknik yang dipelajari dari gurunya.
Hal itu seperti dituturkan oleh Kusman, satu di antara 12 murid utama Kaselan yang gagal membuka usaha kenteng teter di Jakarta, kemudian bergabung bersama teman-temannya di Yogyakarta.
Semua bermula dari Ahmad Fathoni, pemuda asli Talok, Garum, Blitar yang sedang kuliah di UGM. Meski bukan murid Kaselan, dia melihat peluang untuk mengembangkan bisnis kenteng teter itu di Yogyakarta.
Fathoni pun mengajak saudaranya Nasukan untuk membuka bengkel kenteng teter di Gang Mlathi, Glondong, Sleman. Nasukan kemudian mengajak murid Pak Turut di Blitar, yakni Harmuji, Mujianto, Giyono, Badri, dan Royo.
Kusman yang gagal membuka usaha sendiri di Jakarta pun turut bergabung bersama rekan-rekannya di Jogja. Saat itu di Jogja, tidak sedikit kendaraan yang seliweran di jalanan adalah milik ekspatriat yang tinggal di Yogya.
Magic! Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/dte)