Mohammad Firman Ramadhan (21) berhasil menuntaskan studi D3 Teknik Informatika Jurusan Informatika, di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Kampus Sumenep dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,98. Prestasinya itu berbanding lurus dengan tawaran pekerjaan yang mengalir.
Tidak hanya berhasil mendapatkan nilai tertinggi di kampus PENS Sumenep, saat Firman menempuh magang di salah satu perusahaan startup Surabaya, dirinya langsung ditawari wawancara untuk mengisi posisi Junior Engineer yang lowong.
Kisah Firman yang inspiratif itu tak lepas dari perjuangan yang keras dan komitmen untuk terus belajar lebih giat daripada mahasiswa lainnya. Ujung perjuangan itu pun manis. Simak kisah selengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat Gagal Dapat Beasiswa Kuliah di PENS
Firman menceritakan, dia hanyalah anak dari seorang pekerja serabutan. Ayahnya bekerja tidak tetap dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga dan tidak mampu membiayai kuliah. Tetapi hal itu tak menyurutkannya melanjutkan studi di perguruan tinggi.
"Ayah saya kerjanya masih serabutan. Dulu sempat bekerja di pasar sebagai tukang parkir, sudah berhenti dan sekarang kerja serabutan. Keluarga saya kehidupannya pas-pasan. Untuk kuliah sendiri agak sulit, saya belum tahu kalau ada beasiswa KIP-K," ujarnya saat dihubungi detikJatim, Rabu (11/10/2023).
Saat kelas 12 SMA pemuda kelahiran Sumenep, 30 November 2001 ini mendapatkan informasi soal beasiswa KIP-K dan sedang ada pendaftaran di PENS. Ia pun tak banyak berpikir dan langsung mendaftar dan memenuhi persyaratan melalui website KIP-K dari Kemendikbud.
Sayangnya saat mendaftar KIP-K jalur rapor di PENS pertama kali dia harus menelan kegagalan. Nilai rapornya saat SMA banyak yang merah. Ia tetap optimistis dan mau mencoba lagi pada pendaftaran jalur mandiri di kampus yang sama.
"Pada jalur mandiri waktu itu masih menerima KIP-K jalur mandiri, masih ada kesempatan. Saya daftar di website, setelah daftar bisa mengajukan ke perguruan tinggi, ada dokumen yang harus diunduh dan diajukan ke PENS. Saya salah satu mahasiswa Indonesia yang tertolong karena KIP-K," katanya.
Firman diterima dan masuk PENS pada 2020. Seketika dia merasa tertantang untuk menunjukkan tanggung jawabnya dengan belajar lebih giat karena bisa melanjutkan studi merupakan berkah baginya.
"Pada saat kuliah itu saya merasa karena sudah dapat KIP-K untuk keluarga yang tidak mampu, saya merasa jika saya diberi tanggung jawab menyelesaikan studi sebaik mungkin, tidak menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberi. ini kesempatan yang baik buat saya untuk mengembangkan diri," ujarnya.
Usaha Firman Meraih IPK 3,98
Anak pertama dari 2 bersaudara ini menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun. Ketika kuliah, ia pernah mengikuti pelatihan yang diadakan Kominfo untuk mendapatkan sertifikat sebagai bekal dia ketika bekerja.
"Ada pelatihan dari Kominfo saya ikuti, akhirnya setelah lulus dapat sertifikat. Ada 2 sertifikat yang saya dapatkan dari Kominfo dan yang mengeluarkan sertifikat itu Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) pertama 2021 dan 2022," ujarnya.
Saat kuliah, Firman mengaku fokus pada pengembangan keprofesionalan. Bahkan ia juga dihafal oleh dosennya karena ketekunannya dalam belajar. Baginya, belajar adalah tantangan baginya dan bukti kesungguhannya dalam menimba ilmu usai mendapat KIP-K.
"Saya sudah terlanjur jatuh cinta ke dunia teknologi. Meskipun SMA nilai jelek, tapi saya mengulik teknologi, waktu kuliah gak belajar dari nol, karena saya sudah tahu dasarnya. Kebetulan dari situ kalau tahu dasarnya, maka pengembangannya akan lebih mudah. Selama kuliah di PENS, saya bukan merasa terbebani, justru merasa tertantang dengan tugas yang dikasih dosen. Terus memicu untuk terus belajar," cerita dia.
Firman menyelesaikan masa studi tepat selama 3 tahun dan diwisuda pada September 2023. Sebelum wisuda, ia sudah diterima kerja di perusahaan startup di Surabaya, Maxxi Tani.
"Pekerjaan saya saat ini se-linier dengan jurusan yang saya ambil, banyak ilmu kuliah yang bisa saya terapkan di pekerjaan saya saat ini," ujarnya.
Sempat Tolak 5 Perusahaan
Sebelum memantapkan diri untuk bekerja di perusahaan itu, pemuda berkacamata itu sempat melamar ke sejumlah perusahaan saat dirinya sedang magang. Kemudian, pada saat melakukan interview magang, ia justru ditawari langsung oleh HRD untuk menjadi Junior Engineer.
Perusahaan tempatnya bekerja saat ini bergerak di bidang teknologi pertanian, membuat aplikasi untuk pertanian bagi para petani dan kebutuhan petani. Karena telah menemukan pekerjaan yang sesuai, Firman sampai harus menolak tawaran bekerja dari 5 perusahaan.
"Saya mendaftarkan diri saat wawancara magang langsung ditawari di bagian Junior Engineer. Ada beberapa perusahaan yang saya lamar, saya lamar dulu. Karena sudah terlanjur diterima di perusahaan saat ini saya bekerja, saya terpaksa menolak 5 perusahaan," jelasnya.
Setelah menyelesaikan studi dengan IPK 3,98 dan bekerja di perusahaan yang sesuai dengan jurusannya, Firman ingin melanjutkan studi S1. Tapi rencana itu tidak bisa dia lakukan dalam waktu dekat ini karena dia perlu menabung untuk melanjutkan pendidikan.
"Harapan untuk saya sendiri saya ingin melanjutkan D4 atau sarjana. Untuk lanjut D4 atau sarjana nggak ada biaya yang mengkover. D4 atau S1 harus biaya sendiri. Saat ini saya mau fokus dulu mencari biaya melanjut D4 atau S1. Karena saya pikir pendidikan penting dan didukung keinginan ibu saya. Inginnya lanjut di PENS," tutupnya.
(dpe/iwd)