Pembukaan Pasar Induk Among Tani Kota Batu sejak 2 Oktober 2023 diharapkan oleh sopir Angkutan Kota (angkot) bisa menambah pemasukan hanya menjadi mimpi. Tidak ada perubahan pada jumlah penumpang meski pasar telah dibuka.
Kata 'Sepi' itu yang bisa menggambarkan situasi terminal angkot yang berada di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu atau tepat di depan Pasar Induk Among Tani Kota Batu saat ini. Terlihat angkot berbagai trayek terparkir rapi menunggu penumpang.
Sesekali terlihat satu atau dua orang masuk ke dalam angkot yang akan berangkat sesuai rute.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti yang bisa dilihat sendiri, kondisinya terminal memang sepi gini. Adanya pembukaan Pasar Induk Among Tani Kota Batu sejak 2 Oktober 2023 itu tidak terasa sama sekali," ujar Ketua Organda Kota Batu Heri Junaedi saat ditemui detikJatim di terminal, Sabtu (7/10/2023).
Menurut Heri, salah satu faktor yang mempengaruhi warga tidak banyak datang ke terminal untuk naik angkot karena akses pejalan kaki yang tidak tersedia. Sedangkan Jalan Dewi Sartika merupakan jalur satu arah yang biasa dilalui pengendara dengan kecepatan tinggi.
"Kendaraan yang lewat di jalan ini kenceng-kenceng. Ya orang yang mau nyebrang ke terminal jadi sulit. Apalagi ada median jalan di tengah-tengah membuat angkot sulit mau mendekat ke penumpang yang ada di depan Pasar," terang Heri.
Kondisi para sopir angkot pun cukup memprihatinkan. Sampai-sampai mereka harus mencari alternatif lain dengan menyewakan atau carter kendaraannya untuk wisatawan yang ingin pergi ke kebun petik apel atau tempat wisata lain di seputar Kota Batu.
"Ini salah satu cara para sopir angkot bertahan itu dengan carter ke wisata petik apel gitu. Dari sekitar 350 angkot di 9 jalur itu 50 persennya carter dan sisanya di terminal. Dengan begitu, persaingannya gak terlalu banyak dan yang di terminal bisa memenuhi setoran," kata dia.
Setiap harinya, para sopir angkot di Kota Batu harus membutuhkan Rp 130 ribu untuk biaya operasional dan setoran. Sedangkan untuk penghasilan mereka setiap harinya terkadang bisa melebihi jumlah tersebut dan tak jarang di bawahnya.
Memang tidak dipungkiri, menurunnya jumlah penumpang angkot di Kota Batu karena banyak warga yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu, hadirnya ojek online juga mempengaruhi menurunnya jumlah penumpang angkot.
"Harapan kami angkot ini bisa kembali ramai lagi penumpangnya seperti dulu. Kami pun tak mengetahui apa yang harus dilakulan untuk menangani persoalan ini," tandasnya.
(abq/iwd)