Sebagai negara yang majemuk, nilai-nilai toleransi sangat diperlukan di Indonesia. Karena bila intoleransi dan radikalisme yang tumbuh subur, keutuhan bangsa Indonesia akan terancam.
Untuk mencegah radikalisme dan intoleransi perlu ada upaya-upaya yang bersumber dari akar rumput. Salah satunya dengan pembelajaran berbasis kurikulum yang menjunjung kebebasan beragama dan supremasi hukum di Indonesia.
Koordinator Program Alumni Literasi Keagamaan Lintas Budaya Institut Leimena Daniel Adipranata mengatakan guru memegang peranan penting untuk mengajarkan nilai-nilai toleransi berdasarkan kurikulum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya pembelajaran yang terstruktur dalam kurikulum berkaitan toleransi, peserta didik akan terbiasa menerima berbagai realitas sosial yang beragam dan mampu bersikap toleran.
"Guru bisa menerobos hingga ke level akar rumput untuk menyebarkan nilai-nilai yang baik terkait toleransi kepada para peserta didiknya," ujar Daniel di Workshop Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Hotel Dafam Pacific Surabaya, Jumat (6/10/2023).
Prof Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin, MA Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI sekaligus Senior Fellow Institut Leimena mengungkapkan bahwa guru bisa menjadi salah satu kunci untuk menyebar nilai toleransi dari akar rumput.
"Kenapa harus guru? Karena guru yang bisa mengajarkan realitas-realitas kepada anak untuk bisa memahami keberagaman dan menerapkan toleransi," ujar Ruhaini.
Pencegahan radikalisme dan intoleransi dari akar rumput ini tentu merupakan hal yang sangat penting karena untuk menjadi bangsa yang kuat diperlukan nilai-nilai toleransi yang tinggi dalam menerima keberagaman.
(dpe/iwd)