20 Tahun Tragedi Kecelakaan Bus di Paiton yang Tewaskan 54 Penumpang

Jatim Flashback

20 Tahun Tragedi Kecelakaan Bus di Paiton yang Tewaskan 54 Penumpang

Irma Budiarti - detikJatim
Sabtu, 07 Okt 2023 10:00 WIB
Ilustrasi kebakaran (dok BPBD Kabupaten Tangerang)
Ilustrasi kendaraan terbakar/Foto: dok BPBD Kabupaten Tangerang
Surabaya -

20 tahun lalu, terjadi kecelakaan mengerikan yang menewaskan 54 penumpang bus asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Keceriaan malam itu berubah tangis. Nyaris seluruh penumpang bus tewas terpanggang dalam kecelakaan beruntun di dekat PLTU Paiton.

Hari itu, 8 Oktober 2003, terjadi kecelakaan karambol melibatkan bus pariwisata, truk kontainer, dan truk colt diesel. Kecelakaan maut itu terjadi di jalan raya perbatasan Paiton Probolinggo-Situbondo. Tepatnya di Desa Banyuglugur, Situbondo.

Rabu malam itu, rombongan siswa dan guru SMK Yapemda 1 Sleman dalam perjalanan pulang ke Sleman setelah berwisata dari Bali. Terdapat tiga bus AO Transport dalam rombongan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua berjalan normal dalam perjalanan pulang, hingga kecelakaan mengerikan menimpa bus kedua AO Transport sekitar pukul 20.00 WIB. Ketik tiba di jalan menanjak dekat PLTU Paiton, bus AO Transport ditabrak truk kontainer dari arah berlawanan.

Truk dari arah barat itu melaju kencang dan menabrak bagian depan bus AO Transport. Di jalanan yang gelap, tikungan tajam, dan menanjak itu tabrakan keras pun tak terhindarkan.

ADVERTISEMENT
Pusat Listrik Tenaga Uap Paiton, di Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (30/5). Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PJB unit 1 dan 2 dibentuk pada tahun 1993 berkapasitas 2x400 Mega Volt. Mampu memproduksi energi listrik rata-rata 4.924 Gwh pertahun yang disalurkan melalui Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi 500kv ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali.  File/detikFoto.Paiton/Foto: Agung Pambudhy

Sesaat kemudian muncul percikan api di bagian depan bus karena tangki bocor setelah tabrakan itu. Penumpang yang panik berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke arah belakang bus.

Nahas, pintu bus bagian belakang tidak dapat dibuka karena tertabrak truk colt diesel, dan palu pemecah kaca pun tidak ada. Sebanyak 51 siswa, dua guru, dan seorang pemandu wisata tak bisa menyelamatkan diri dan terpanggang hidup-hidup.

Mereka tewas seketika di lokasi kejadian. Kecelakaan yang kini disebut Tragedi Paiton 2003 itu merenggut nyawa 54 penumpang bus. Sementara sopir bus AO Transport selamat dengan melompat keluar bus. Sedangkan kernetnya mengalami luka bakar cukup serius.

Semua korban tewas baru bisa dievakuasi pada dini hari. Pilunya lagi, dua bus AO Transport dalam rombongan tidak menyadari kecelakaan tersebut. Mereka baru tahu peristiwa saat tiba di Sleman.

Tragedi Paiton 2003 menjadi kecelakaan maut bus paling tragis sepanjang sejarah. Bahkan, kecelakaan itu mengubah standar keselamatan bus di Indonesia. Pemerintah pun menerapkan standar baru keselamatan di bus-bus umum.

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengungkapkan sejak peristiwa itu, bus harus dilengkapi alat pemecah kaca atau palu untuk menghadapi situasi darurat.

"Berkaca dari peristiwa AO Transport tahun 2003, dianggap (salah satunya) karena kurangnya pintu evakuasi. Makanya (setelah tragedi itu) diwajibkan buat ada palu pemecah kaca dan pintu darurat yang ada di sebelah kanan (belakang)," kata Sani dilansir dari detikOto.

Standar keselamatan transportasi darat, khususnya bus, diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 10 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan.

Fasilitas penyelamatan darurat dalam bahaya dipasang di tempat yang mudah dicapai. Alat tersebut dilengkapi dengan keterangan tata cara penggunaan berupa stiker. Hal ini seperti termuat dalam lampiran I nomor 2.

Terdapat sedikitnya tiga fasilitas penyelamatan yang harus ada di dalam bus. Berikut daftarnya:

  • Palu pemecah kaca
  • Tabung pemadam kebakaran
  • Tombol pembuka pintu otomatis

Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Ingin mencari artikel-artikel lain di rubrik Jatim Flashback? Klik di sini.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads