7 Fakta Gaduh Pria Ngamuk gegara Remaja Main Rebana di Masjid Surabaya

7 Fakta Gaduh Pria Ngamuk gegara Remaja Main Rebana di Masjid Surabaya

Hilda Rinanda - detikJatim
Jumat, 06 Okt 2023 12:54 WIB
Viral pria mengamuk di Masjid Al Ikhlas Surabaya gegara rebana
Viral pria mengamuk di Masjid Al Ikhlas Surabaya gegara rebana (Foto: Tangkapan layar)
Surabaya -

Aksi seorang pria mengamuk dan memarahi para remaja yang berlatih rebana di Masjid Al Ikhlas, Palm Spring, Jambangan, Surabaya membuat heboh masyarakat. Aksi ini juga viral di media sosial.

Akhirnya, video ini menyebar hingga ke polisi. Anggota Polsek Jambangan pun langsung diterjunkan untuk mengecek gaduh aksi sang pria tak dikenal ini.

Tak hanya itu, video ini juga menyebar hingga ke MUI Jawa Timur. Pihak MUI Jatim pun buka suara soal aksi sang pria tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut sederet fakta gaduh pria ngamuk gegara remaja main rebana di Masjid Al Ikhlas Surabaya:

1. Sebut Rebana Munkar

Dalam video berdurasi sekitar 2 menit yang tersebar di media sosial, memperlihatkan pria tersebut berbicara dengan nada tinggi. Ia tampak menggunakan gamis.

"Ndak ada musik dalam masjid itu. Munkar ini. Munkar! Demi Allah, munkar," ujar pria yang mengamuk dalam video yang dilihat detikJatim di Surabaya, Kamis (5/10/2023).

ADVERTISEMENT

Pria itu juga marah-marah kepada sejumlah orang di masjid.

"Ini mau buat kerusakan ini," kata pria yang merekam aksi ini.

Video juga menampakkan saat pria tersebut menunjuk-nunjuk rebana. Ia melarang para remaja bermain rebana di dalam masjid. "Loh, kamu kalau mau main musik di luar," teriak pria tersebut.

2. Pengakuan Marbot Masjid

detikJatim mencoba mendatangi Masjid Al Ikhlas di Perumahan Palm Spring Jambangan. Dari keterangan saksi di lokasi kejadian, ia membenarkan bahwa memang ada seorang pria, jemaah dari luar wilayah Palm Spring yang menunaikan ibadah di Masjid Al Ikhlas. Peristiwa itu terjadi pada Senin (2/10).

Kemudian, setelah menunaikan ibadah salat Isya, pria tersebut mengamuk dan melarang aktivitas para remaja yang hendak berlatih rebana.

"Ndak tahu namanya siapa. Setelah kejadian itu juga sudah ndak pernah muncul di sini," ujar seorang marbot Masjid Al Ikhlas yang enggan disebut namanya kepada detikJatim.

3. Polisi Belum Kantongi Identitas Pria

Kasus ini telah ditindaklanjuti oleh Polsek Jambangan, Surabaya. Kapolsek Jambangan Kompol Novy Herdyanto menyebut, kejadian ini berlangsung pada Senin (2/10/2023) setelah Isya.

Pihaknya telah mendatangi lokasi. Diketahui, awal mula video ini tersebar dari salah seorang pengurus Masjid Al Ikhlas, Ustaz Syauqi. Namun, pihak polisi belum dapat mengungkap identitas pelaku.

"Identitas orang tersebut tidak jelas. Bukan jamaah yang sering ke sana. Orang di sana pun tidak ada yang mengenal," ungkap Novy.

Respons MUI Jatim baca di halaman selanjutnya!

4. 10 Polisi Diterjunkan

Sebanyak 10 polisi diterjunkan untuk mengecek peristiwa viral seorang pria mengamuk dan memarahi para remaja yang hendak berlatih rebana di Masjid Al Ikhlas, Palm Spring, Jambangan, Surabaya.

Usai beredarnya video tersebut, pihaknya yang terdiri dari 10 personel langsung mendatangi lokasi kejadian. Novy menambahkan, saat ini warga di Perumahan Palm Spring Jambangan sudah tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Tadi (Rabu) malam sudah kita selesaikan. Kita adakan pertemuan juga dengan 3 pilar, karena permasalahan ini juga termasuk pribadi, tidak ada hubungannya dengan kelompok tertentu. Tidak ada pidana juga karena tidak ada perusakan," tambah Novy.

Namun, untuk meredam kondisi yang telah terjadi, saat ini para warga sepakat untuk menghentikan sejenak aktivitas keagamaan di luar ibadah salat 5 waktu di Masjid Al Ikhlas. Seperti aktivitas berlatih alat musik rebana.

"Warga sendiri yang meminta untuk aktivitas di luar kegiatan ibadah dihentikan dulu, untuk meredam juga. Namun kita juga sampaikan bahwa pihak kepolisian selalu siap melakukan pengamanan," jelas Novy.

5. MUI Jatim Buka Suara

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur buka suara soal viral video seorang pria yang mengamuk dan memarahi para remaja yang berlatih rebana di Masjid Al Ikhlas, Palm Spring, Jambangan, Surabaya. Ketua Fatwa MUI Jatim KH Ma'ruf Khozin menyebut, pria tersebut berasal dari kelompok Salafi.

"Jadi mereka ini kan identik dengan kelompok salafi. Itu sudah terlihat dari jenggotnya, celana cingkrangnya. Tapi yang lebih berat dari mereka itu soal doktrin. Mereka memiliki doktrin di luar kelompoknya salah dan yang benar hanya mereka," kata Ma'ruf Khozin saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (5/10/2023).

Ma'ruf menyebut kelompok Salafi memiliki doktrin semua alat musik haram. Sehingga, tidak membedakan mana musik rebana atau musik dangdut, jazz dan lainnya.

"Salah satu doktrinnya soal musik, semua musik itu haram. Sehingga tidak membedakan mana musik rebana, dangdut, dan semua haram termasuk di masjid," jelasnya.

6. Musik Tak Dilarang di Zaman Nabi

Ma'ruf lalu membeberkan soal musik yang tidak dilarang di zaman nabi.

"Sekarang apakah benar demikian (segala musik haram)? Ternyata tidak. Di zaman nabi, ada alat musik yang namanya rebana yaitu terbangan. Kala itu ada sahabat perempuan bilang ke nabi, saya punya nazar kalau nabi pulang selamat, maka saya akan tabuhkan terbangan ini. Nabi saat itu menjawab silakan kamu tabuh terbangannya," jelas Ma'ruf.

"Di zaman nabi, terbangan semacam kulit hewan ada kayunya dan nabi membolehkan. Ada sendiri hadits soal anjuran menikah, bahwa semarakkan pernikahan kalian dan jadikan pernikahan di dalam masjid lalu semarakkan pernikahan itu dengan menabuh terbangan. Ini Hadits Tirmidzi, ini hadits yang dijadikan dalil oleh sebagian kiai, habaib memperbolehkan menabuh terbangan, rebana di dalam masjid," tambahnya.

Tak hanya itu, Ma'ruf sendiri sudah melihat video viral tersebut. Ia menilai, apa yang dilakukan para remaja masjid tidak ada yang salah.

"Kemarin itu saya dapat kiriman videonya, itu terbangan jidor. Kecuali, itu alat orkes dangdut koplo, itu beda. Sebab, musik rebana identik musik selawatan, religi, keislaman, jadi tidak ada masalah. Asalkan tidak ditabuh pada masa salat, kajian. Kan itu pas rehat, sedang tidak masa salat atau pengajian," jelasnya.

"Jadi anak-anak remaja masjid daripada di warkop giras, daripada ke tempat remang-remang, ya lebih baik diarahkan ke masjid. Sayangnya, pria itu menganggap semua jenis musik haram sehingga begitu keras menyikapi. Dan itu sudah betul sikap remaja membela diri bahwa rebana beda dengan musik koplo dan dangdut," tambahnya.

7. MUI Minta Polisi Tindak Tegas Pelaku

KH Ma'ruf Khozin meminta aparat kepolisian memberi efek jera kepada pria tersebut. Alasannya, agar aksi serupa tidak terulang kembali sehingga tidak terjadi hal-hal yang menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

"Saya minta ke aparat kepolisian (diberi tindakan tegas) supaya jera lah. Saya dapat kabar dari takmir masjid di Jambangan itu, katanya sudah diteruskan di Polsek Jambangan. Tapi saya nggak tahu, apakah diproses atau tidak," kata Ma'ruf.

Ma'ruf menyebut, perlunya minimal tindakan peringatan keras dari kepolisian kepada pria tersebut agar tidak mengulangi tindakannya.

"Kita harapkan bisa menghargai sesama di tempat masjid, bahkan menghargai semua warga, baik itu juga yang nonmuslim. Ya minimal saya harap ada teguran dari kepolisian," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads