Ibu dan 3 Anak Difabel di Blitar Tak Dapat Bantuan gegara Belum Punya e-KTP

Ibu dan 3 Anak Difabel di Blitar Tak Dapat Bantuan gegara Belum Punya e-KTP

Erliana Riady - detikJatim
Senin, 02 Okt 2023 17:27 WIB
Sasmiati di rumahnya yang hampir roboh
Sasmiati di rumahnya yang hampir roboh (Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

Hidup miskin dengan keterbatasan fisik dan mental harus dijalani Sasmiati dan ketiga anaknya. Warga Dusun Dawung Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar ini bahkan tak tersentuh bantuan karena karena belum punya e-KTP sebagai syarat.

Kondisi rumah Sasmiati juga sangat memprihatinkan. Walaupun dinding rumah yang mereka huni dari tembok, namun bagian atapnya telah rusak. Bahkan bagian dapur yang menjadi aktivitas sehari-hari Sasmiati, terancam roboh dimakan umur. Kondisi rumah yang tak layak huni sudah terjadi hampir 10 tahun ini.

Perempuan berusia 54 tahun ini tinggal dengan anak lelakinya yang berusia sekitar 25 tahun. Dan dua anak kembar perempuan berusia sekitar 18 tahun. Mereka semua dalam kondisi keterbelakangan mental.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehari-hari, anak lelakinya sering ikut pemilik sound sistem dengan bayaran ala kadarnya. Sedangkan dua anak perempuannya masih bersekolah di SLB dengan berjalan kaki setiap hari.

"Kalau makan kadang dikasih tetangga. Kadang juga gak makan seharian. Saya gak dapat bantuan desa," ucap Sasmiati terbata kepada detikJatim, Senin (2/10/2023).

ADVERTISEMENT

Kades Pagerwojo, Mujiadi, keluarga Sasmiati sebelumnya masuk dalam daftar penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Namun bantuan terhenti karena menurut pendamping PKH nama Sasmiati sudah terpisah dari nama sang ibu yang telah meninggal, sehingga setahun terakhir ini tidak mendapat bantuan.

"Saya sudah mengusulkan bantuan ke Pemkab Blitar. Tapi karena Bu Sasmiati ini belum punya e-KTP jadi terkendala. Saya juga mencarikan dana bedah rumah itu dari lembaga Amil Zakat di sini. Tapi mereka gak sanggup memperbaiki," jelas Muji.

Sasmiati memang belum punya e-KTP. Kondisinya sebagai penyandang disabilitas, membuatnya tidak mungkin datang ke kantor kecamatan bahkan kantor dukcapil untuk melakukan perekaman data diri. Muji berharap, Pemkab Blitar memberikan fasilitas dan perhatian kepada warga difabel untuk mendapatkan haknya punya kartu identitas pribadi.

Muji sebenarnya sangat mengkhawatirkan keselamatan warganya. Karena jika musim hujan datang, rumah itu berpotensi roboh. Sementara, keempat penghuninya merupakan penyandang disabilitas semua. Muji sangat berharap, instansi lain ikut memperhatikan nasib warganya tersebut, karena pihak desa tidak mampu mencari solusinya.

Terpisah, Kadinsos Pemkab Blitar, Bambang Dwi Purwanto membenarkan Sasmiati belum punya E-KTP. Meski demikian yang bersangkutan bisa diusulkan bantuan dari Pemkab Blitar bila jika sudah punya e-KTP.

"Akan segera kami koordinasikan dengan PD terkait untuk segera menangani masalah ini sesuai kewenangan masing-masing. Karena pintu data ada di dukcapil. Ini masih kita koordinasikan dengan Dispendukcapil untuk memastikan yang bersangkutan sudah ada NIK Siak dan e KTP atau belum," ujar Bambang.




(abq/iwd)


Hide Ads