Nestapa Pekerja Serabutan di Blitar Jatuh Sakit-Tergeletak Tak Mampu Berobat

Nestapa Pekerja Serabutan di Blitar Jatuh Sakit-Tergeletak Tak Mampu Berobat

Erliana Riady - detikJatim
Rabu, 10 Mei 2023 14:16 WIB
Kondisi Edi Wiyono pekerja serabutan di Blitar saat dirawat di RSUD Ngudi Waluyo
Foto: Kondisi Edi Wiyono pekerja serabutan di Blitar saat dirawat di RSUD Ngudi Waluyo (Dok. Erliana Riady)
Blitar -

Tubuh Edi Wiyono tampak terbaring lemah di bangsal rumah sakit RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi. Kondisinya yang sakit-sakitan ini dialami sejak istrinya meninggal 8 bulan lalu.

Edi tercatat sebagai warga Jalan Gajah Mada Desa/Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Selama ini, dia bekerja serabutan dan tinggal di rumah bedeng di atas lahan milik tetangganya.

Di rumah sangat sederhana itu, ia tinggal bersama istri dam tiga anaknya. Namun semua berubah saat istrinya melahirkan anak ketiganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab usai melahirkan anak ketiganya, istrinya meninggal dunia. Sejak saat itu, tiga anak Edi diambil mertuanya. Sementara Edi kembali ke rumah ibunya yang sempit dan ditinggali enam saudaranya yang lain.

Saat tinggal bersama ibu dan saudaranya ini, kesehatannya Edi makin menurun. Edi pun tak mampu lagi bekerja karena sakit. Kabar Edi lalu sampai ke telinga Harianto, seorang anggota Polsek Wlingi.

ADVERTISEMENT

Harianto memang sudah lama mengenal Edi ketika bekerja serabutan di Pasar Wlingi. Ketika lama tak melihat Edi di pasar, Harianto mendapat kabar bahwa Edi sedang sakit dan tak mampu berobat.

"Ketika saya kunjungi ke rumah ibunya, ya Allah, badannya tinggal tulang dan kulit. Dia bilang gak punya BPJS atau KIS. Saya gak mikir panjang langsung saya bawa ke RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi," kata Harianto kepada detikJatim, Rabu (10/2023).

Harianto sangat menyesalkan pihak desa atau anggota DPRD Kabupaten Blitar yang tak peka dengan warganya. Padahal rumah ibu Edi relatif dekat dengan instansi pemerintah.

"Padahal depan rumahnya itu ada klinik kesehatan, dekat rumahnya ada anggota dewan. Tapi kok tidak ada yang tahu kondisi Edi sampai mengenaskan seperti ini," kesal Harianto.

Tak butuh waktu lama, Harianto selanjutnya membawa Edi dengan mobil pikap ke RSUD Wlingi. Sampai hari ini , Edi menjalani rawat inap selama tiga hari.
Dari kantong pribadinya, Harianto telah mengeluarkan dana lebih dari Rp 3 juta.

Harianto berharap pihak pemerintah setempat ada yang peduli dengan kondisi Edi. Sebab dari diagnosa dokter, Edi mengalami sakit komplikasi dan harus mendapat perawatan cukup lama.

"Kemampuan saya sebagai anggota terbatas. Saya berharap, Edi mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Karena kata dokter, sakitnya komplikasi dan membutuhkan perawatan dan pengobatan yang cukup lama," tandas Harianto.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads