Dalam sepekan berita-berita yang disajikan redaksi detikJatim banyak menarik perhatian pembaca.
Di antaranya, Happy Asmara diduga kesurupan saat manggung di Pintulangit Pasuruan, karnaval sound horeg sebabkan satu peserta tewas dan SMPN 1 Ponorogo menarik sumbangan jutaan rupiah kepada wali murid.
Berikut detail berita-berita tersebut:
1. Happy Asmara Kesurupan Manggung di Pintulangit
Happy Asmara kesurupan saat manggung di Ngopibareng Pintulangit, Pasuruan. Wanita asal Kediri itu sempat menceritakan pengalaman mistis di story Instagramnya, meski akhirnya dihapus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, story ini sempat dibagikan ulang oleh para fansnya di media sosial. Sejumlah fans dan warganet menyadari perbedaan ekspresi mantan kekasih Denny Caknan itu sebelum dan sesudah manggung yang bikin merinding.
Perbedaan ekspresi itu terutama terlihat dari senyum Happy yang begitu berbeda. Sebelum naik ke atas panggung, seperti dalam salah satu video yang diunggah warganet di TikTok, penyanyi itu terlihat begitu ceria dengan senyum yang begitu ramah saat menyapa fansnya.
Sebaliknya setelah manggung, Happy yang keluar dikawal sejumlah orang ke mobilnya sempat melempar senyum ke arah fans yang mengelu-elukan namanya dengan ekspresi yang bisa dikatakan datar. Raut senyum itu tampak begitu berbeda dengan sebelumnya.
Happy menceritakan bagaimana dirinya mulai kehilangan kendali atas tubuhnya saat menyanyikan lagu 'Dumes' dalam konser 'Ngedem Ati vol.2' bersama sejumlah penampil lain seperti Mr Jono & Joni, Kamis (28/9/2023). Setelah lagu itu, dia mengatakan yang tampil di atas panggung itu bukan dirinya.
Happy sendiri sehari sebelum manggung di Ngopibareng Pintulangit, Pasuruan, Happy mengaku sempat melakukan aktivitas syuting sejak sore hingga pagi di sebuah lokasi yang dikenal horor, Rabu (27/9/2023). Diketahui, lokasi tersebut adalah Rumah Hantu Darmo Surabaya.
Happy pun menunjukkan foto bangunan tempat dia syuting bersama timnya sejak sore hingga pagi. Dalam keterangan foto itu, dia sebutkan pagar bangunan itu ditutup oleh warga, sehingga dirinya dan timnya yang sudah mengajukan izin untuk syuting kepada Ketua RT setempat harus masuk dengan cara memanjat lewat tangga.
Dia sendiri mengaku sempat tidak percaya bahwa bangunan yang pernah populer disebut Rumah Hantu Darmo itu memang benar-benar banyak hantunya. Saat beraktivitas di sana Happy mengaku nyaman dan tidak sampai mengalami kejanggalan-kejanggalan tertentu. Bahkan proses syuting itu pun lancar tanpa gangguan.
"Dan sempet ga percaya kalo tempat itu "banyak hantunya katanya teman temanku. Ku berfikir karna menurutku nyaman" aja ga ada kejanggalan disana kita jg udh siapin spesial person untuk berjaga jaga karena konon katanya angker. Sperti biasa yakaan orang jawa klo masuk tempat yg ga pernah di tempati selalu "Kulonuwun" dahulu, ga kepikiran apa apa lagi abis itu. Proses syuting jg lancar ga ada gangguan," ujarnya
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
![]() |
2. SMPN 1 Ponorogo Menarik Sumbangan ke Wali Murid
SMPN 1 Ponorogo menarik sumbangan jutaan rupiah kepada wali murid. Sumbangan Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sekolah (SPPMS) itu digunakan untuk membeli mobil baru Innova, alat musik, dan komputer.
Kebijakan yang dinilai memberatkan wali murid ini menuai beragam komentar. Apalagi wali murid dikatakan sebenarnya keberatan, tapi tidak berani protes ke sekolah.
Informasi yang didapat detikJatim, tiap siswa kelas 7 dimintai sumbangan senilai Rp 1,5 juta hingga Rp 1,7 juta. Uang sumbangan itu nantinya digunakan untuk membeli mobil sekolah, alat musik, hingga komputer.
Salah satu wali murid kelas 7 SMPN 1 Ponorogo, berinisial PR mengatakan, dia bersama orang tua lainnya sebenarnya mempertanyakan urgensi beli mobil baru. Apalagi, sekolah sudah menentukan merek mobil yang ingin dibeli. Yakni Toyota Kijang Innova keluaran 2017, 2018, atau 2019.
"Padahal murid ada 200 lebih, apakah mungkin semua murid bisa menggunakan mobil itu?" tutur PR kepada wartawan, Jumat (29/9/2023).
Menurutnya, sumbangan Rp 1,5 juta jika diperuntukkan membeli komputer dan alat musik masih wajar, karena bisa digunakan oleh semua murid. Selain itu juga bisa menunjang kegiatan akademik maupun nonakademik.
"Apalagi ini ditentukan mereknya, Inova. Apakah tidak boleh mobil jenis lain?" kritik PR penuh keheranan.
PR sendiri mengaku saat rapat hanya disodori selebaran. Ada 3 poin, poin pertama sumbangan senilai Rp 1,5 juta, poin kedua sumbangan Rp 1,6 juta, dan poin ketiga ada Rp 1,7 juta.
"Yang membedakan dari ketiga poin itu cuma tahun mobil, mohon dikaji ulang, urgensinya mobil ini seperti apa, kebutuhannya seperti apa," papar PR.
Kepala SMPN 1 Ponorogo Imam Mujahid mengungkapkan, SPPMS itu merupakan program komite sekolah. Menurutnya, rincian sumbangan yang ditetapkan ke orang tua sudah sesuai dengan kebutuhan sekolah.
"Komputer kita sudah lama, alat musik juga, mobil sering mogok. Jadi kita bisa upgrade melalui komite," ungkap Imam kepada detikJatim.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
![]() |
3. Pikap Tabrak Peserta Karnaval Sound Horeg hingga Tewas
Polisi menahan sopir pikap Daihatsu Grand Max yang menabrak peserta karnaval sound horeg di Jalan Raya Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Sopir bernama Ustadi (63) ini telah ditetapkan sebagai tersangka. Kecelakaan terjadi karena pengemudi dianggap lalai.
"Pengemudi mobil pikap sudah kita tetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan," ujar Kasat Lantas Polres Malang AKP Agnis Juwita kepada wartawan di Mapolres Malang, Selasa (26/9/2023).
Agnis pun menjelaskan, bagaimana detik-detik mencekam kecelakaan pikap yang dikemudikan Ustadi, warga Kedungboto, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, itu terjadi.
Berawal dari mobil pikap yang membawa konsumsi bagi peserta karnaval berjalan di belakang rombongan peserta. Para peserta karnaval mulai persiapan sekitar pukul 18.30 WIB.
"Rute karnaval sepanjang 5 kilometer, dan mereka (tersangka) merupakan peserta nomor 12," jelas Agnis.
Agnis menambahkan, tersangka lalai ketika mengemudikan kendaraan. Di mana sebelum kejadian, mesin kendaraan dalam kondisi mati, namun persneling masuk gigi satu.
"Setelah peserta mulai berjalan dan kendaraan mulai dihidupkan, dengan posisi persneling masuk gigi satu. Otomatis kendaraan melaju ke depan dan kondisi jalan menurun," imbuhnya.
"Sehingga menabrak ogoh-ogoh di depannya dan menabrakkan lagi ke peserta gerak jalan. Dalam kejadian ini ada tujuh korban, satu meninggal dunia, enam luka-luka. Tiga korban luka masih dirawat di rumah sakit," sambungnya.
Baca juga: 5 Fakta Tragis Karnaval Sound Horeg Malang |
Sat Lantas Polres Malang juga menghadirkan Ustadi dan mobil pikap yang terlibat kecelakaan. Kondisi mobil terlihat mengalami kerusakan pada bagian depan.
Insiden kecelakaan itu mengakibatkan satu peserta bernama Renita Sintia Sari (14), pelajar SMP warga Dusun Kedungboto, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, meninggal di lokasi kejadian. Korban mengalami luka di bagian kepala.
Lalu, dua di antaranya adalah balita laki-laki berusia lima tahun kini dan balita perempuan berusia 4 tahun. Diketahui, korban lainnya yang merupakan peserta karnaval ini mengalami luka dan sudah mendapatkan perawatan medis di RS dr Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang dan RS Sumbersentosa, Tumpang, Kabupaten Malang.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
![]() |
4. Wanita Surabaya Miliki Suami yang Ternyata Perempuan
Ida Susanti, wanita di Surabaya bukan tanpa alasan memilih mempertahankan pernikahannya meski tahu suaminya perempuan. Ini dilakukan Ida karena ia sempat diancam dibunuh oleh suaminya.
Ida menceritakan kisahnya di media sosial. Kisahya viral usai ia bercerita lewat akun TikTok @yolayola8040. Dalam akun tersebut, ia mengaku kaget saat suami yang menikahinya bukan seorang pria, melainkan perempuan.
Video yang diunggah sehari lalu ini langsung menuai banyak respons dari warganet. Video ini dilihat 17,5 juta orang. Selain itu, video ini juga disukai 1,2 juta warganet dan mendapat komentar 13,2 ribu orang.
Kisah ini berawal saat Ida bertemu suaminya Nardinata Marshioni Suhaimi yang juga memiliki identitas Oni Yusuf atau Nera Maria Suhaimi Joseph dengan jenis kelamin perempuan.
Saat itu, sang suami mengaku sebagai seorang laki-laki. Keduanya berkenalan melalui SMS pada bulan Juni tahun 2000. Dalam pertemuan ini, Nardinata membawa KTP hingga akta kelahiran yang belakangan diketahui palsu.
Singkat cerita, Ida dan Nardinata pun menikah. Pada 30 Juli, mereka berangkat ke Jakarta dengan niat bulan madu. Ida juga ditemani sang kakak karena akan melakukan penandatanganan surat nikah yang dikeluarkan oleh catatan sipil Jakarta.
Keesokan harinya, Ida dan suami mulai melakukan perjalanan bulan madu ke tiga negara. Di negara pertama, Bangkok, suami baru mengaku jika ia tidak butuh istri dan hanya butuh pendamping yang bisa menemaninya ke mana-mana. Sang suami pun mengaku sebagai seorang perempuan.
"Saya pun shock, kaget dan menangis, lalu kami berantem hebat saya dipukuli dan diancam mau dibunuh," kata Ida di akun @yolayola8040, Jumat (29/9/2023).
Bahkan, Nardinata meminta Ida untuk mengurus abu orang tua serta 3 anak angkatnya. Merasa takut dan terdesak karena diancam akan dibunuh, akhirnya Ida menyerah. Mau tak mau, Ida harus bertahan dan mendampingi suami perempuannya. Ia pun mempertanyakan berapa lama waktu yang akan ia habiskan dengan suami.
Ida merasa tak bisa seumur hidup bersama Nardinata karena ia wanita normal dan bukan lesbian. Hingga akhirnya, keduanya menyepakati waktu pernikahan yang akan dijalani mereka.
Selain itu, Nardinata Marshioni Suhaimi mengatakan akan memenuhi kebutuhan Ida dan membelikan rumah. Benar saja, setelah 3 bulan menikah, Ida dibelikan rumah di Pakuwon City, Taman Mutiara C3 No. 261 dan membuka usaha toko spare part mobil Eropa.
Namun, beberapa bulan kemudian, datang seorang perempuan benama Emiliana yang ternyata juga istri dari suaminya yang tinggal di Balikpapan, Kalimantan Timur. Emiliana merampas mobil-mobil dan baju Nardinata.
Karena merasa takut, akhirnya Ida menghubungi Nardinata dan meminta penjelasan. Akhirnya ia menyadari, bahwa perempuan tersebut diperintah oleh Nardinata.
Usai kejadian tersebut, setiap kali bertemu keduanya selalu bertengkar dan kerap memukul. Akhirnya, Nardinata meminta Ida mengirim spare part ke Jakarta dan akan diganti Rp 50 juta dan ternyata tidak pernah diberikan. Sehingga, Ida mengalami kerugian, baik materi maupun imateril.
Hingga akhirnya, Ida memutuskan untuk menyudahi dan menuntut hak dan keadilan atas penipuan, kekerasan fisik, kejahatan seksual dan kerugian materi tersebut.
Pada tahun 2002, Ida memutuskan melaporkan Nardinata ke Polda Jatim, karena tidak ada itikad baik sama sekali. Laporan itu dibuat karena ia selalu diteror dan diancam akan dibunuh. Namun, saat bersamaan, Nardinata melaporkan sertifikat rumah yang ia tinggali hilang dan rumah tersebut telah dijual ke keponakannya.
"Sejak saat itu pula laporan saya berhenti dan tidak berjalan lagi," ujar akun tersebut.
Lalu, pada tahun 2007 keluar surat DPO atas nama Nardinata Marshioni Suhaimi. Namun, tidak membuahkan apa apa. Akhirnya, rumahnya di Pakuwon City dieksekusi pada 8 Juli 2023.
Ada sejumlah hal yang membuatnya sedih dan janggal memperjuangkan keadilan selama 21 tahun dengan mengikuti proses hukum, 9 tahun menunggu peninjauan dan tidak membuahkan hasil, lebih dari 6 pengacara, uang hingga energinya terkuras.
Namun, Oni Yusuf atau Nardinata Marshioni Suhaimi atau Nera Maria Suhaimi Joseph yang jelas melakukan kesalahan belum juga diadili.
"Apakah karena dia merupakan keluarga dari sosok konglomerat dan terkenal Jusuf Hamka? Sehingga dia sangat kuat dan sulit diadili," tulisnya.
Tim detikJatim menghubungi Ida Susanti. Ida membenarkan bahwa hal tersebut merupakan kisahnya. Ia mengaku mengalami banyak kerugian usai ditipu, dipukuli, mengalami teror, kekerasan seksual, dan telah 21 tahun memperjuangkan keadilan, habis tenaga dan uang ratusan juta, namun belum juga memperoleh keadilan.
"Benar, nanti tak (saya) bawakan bukti-bukti, karena benar," kata Ida saat dihubungi detikJatim, Jumat (29/9/2023).
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini