Bakal Calon Presiden Anies Baswedan menyatakan bahwa pertemuannya dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sama sekali tidak direncanakan dengan 'hitungan manusia'. Dia sampaikan itu saat menyampaikan sambutan dalam kunjungan di Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi.
"Kami berdua akan bekerja bersama dan kerja sama. Kenapa? Karena terjadinya pun itu tidak direncanakan pakai hitungan manusia," ujar Anies di hadapan pendukungnya juga kiai dan santri di Ponpes Darussalam Blokagung, Banyuwangi, Kamis (28/9/2023).
Anies pun menjelaskan bagaimana duetnya dengan Cak Imin itu sama sekali tak terencana, tanpa hitung-hitungan yang biasa dilakukan oleh manusia. Terutama berkaitan dengan tiga urusan yang dia jelaskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Coba Bayangkan, PKB menggelar Rakornas Senin 28 Agustus dan Selasa 29 Agustus. Itu Rakornas direncanakan sendiri. Saat bersamaan di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) itu terjadi perubahan nama menjadi Koalisi Indonesia Maju, itu di hari Senin," sambungnya.
"Sedangkan Koalisi Perubahan (Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusungnya) terjadi deadlock. Tiga urusannya ini. Terjadinya bersamaan tidak direncanakan oleh salah satu. Sama sekali tidak direncanakan," kata Anies.
Dia pun mengaitkan tiga urusan yang tidak terencana itu dengan apa yang sebelumnya sempat disampaikan oleh Cak Imin. Yakni tentang perjuangan Cak Imin dengan PKB yang awalnya dengan kacamata dunia, ternyata tidak terlihat di langit.
"Mungkin ini yang disebut tadi, 'dunianya terang, langitnya gelap.' Dari 'kantor pusat' ada pengaturan ini," ujarnya disambut sorak sorai hadirin yang mengikuti kegiatan silaturahmi pasangan AMIN tersebut.
Sebelumnya Cak Imin menyebutkan bahwa sebelum dirinya gagal berkoalisi dengan Prabowo Subianto, ada seorang kiai asal Malang yang sudah memberikan peringatan.
"Ada salah satu kiai dari Malang, nggak usah saya sebut namanya nanti kalian nggrogi. Ada salah satu kiai yang sejak awal saya sowani, Kiai nyuwun pandongane, nyuwun restune, PKB memutuskan koalisi dengan Gerindra. Jawaban kiai itu 'tak delok langite kok ora ketok.' Tapi karena saat itu sudah jalan akhirnya berjalan terus. Berjalan terus sampai pada titik bulan Agustus tanggal 28 air ini mulai mandek," ujarnya.
(dpe/fat)