Hari Kereta Api Indonesia, Sejarah 28 September 1945

Hari Kereta Api Indonesia, Sejarah 28 September 1945

Nadza Qur’rotun A - detikJatim
Rabu, 27 Sep 2023 13:06 WIB
Ilustrasi kereta api
Ilustrasi kereta api/Foto: (PT KAI/Istimewa)
Surabaya -

Kereta Api Indonesia merupakan layanan transportasi yang semakin diminati. Di Tanah Air ada Hari Kereta Api Indonesia yang diperingati setiap tanggal 28 September.

Kereta Api Indonesia diminati karena semakin cepat, dan tepat waktu. Sehingga memudahkan masyarakat saat bepergian.

Selain itu, fasilitas yang diberikan kereta api juga bervariasi. Mulai dari toilet, restorasi makanan, selimut, bantal, dan lain sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kereta Api Indonesia juga memiliki kelas yang sesuai dengan budget penumpang. Seperti kelas ekonomi dengan tarif yang paling murah. Lalu ada kelas bisnis, kelas eksekutif, kelas prioritas, dan kelas luxury yang paling mahal.

Sejarah Hari Kereta Api Indonesia

1. Zaman Hindia Belada

Dilansir dari laman resmi Kereta Api Indonesia (KAI), sejarahnya berawal dari tanggal 17 Juni 1864 di mana ada pembuatan jalur kereta api pertama di wilayah Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta), yaitu di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda, Mr. L. A. J Baron Sloet van de Beele.

ADVERTISEMENT

Pembangunan jalur kereta itu diprakarsai perusahaan swasta yang bernama Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM), dengan menggunakan kereta api selebar 1.435 mm.

Pada 8 April 1875, Pemerintah Hindia Belanda juga membangun jalur kereta api negara melewati Staatssporwegen (SS). Rute pertama SS melewati Surabaya, Pasuruan, dan Malang.

Keberhasilan NISM dan SS membangun jalur kereta api membawa ketertarikan investor swasta untuk membangun jalur kereta api di Jawa, seperti:

  • Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS)
  • Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS)
  • Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS)
  • Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS)
  • Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM)
  • Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM)
  • Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM)
  • Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM)
  • Malang Stoomtram Maatschappij (MS)
  • Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM)
  • Deli Spoorweg Maatschappij (DSM)

Tidak hanya di Jawa, pembangunan jalur kereta api juga dilakukan di Aceh pada tahun 1876, Sumatra Utara tahun 1889, Sumatra Barat tahun 1891, Sumatra Selatan tahun 1914, dan Sulawesi tahun 1922.

Selain itu, terdapat studi mengenai kemungkinan pemasangan rel kereta api di Bali, Lombok, dan Kalimantan. Tetapi studi tersebut belum sampai pembangunan.

Pada akhir tahun 1928, tercatat telah ada 7.464 km jalan kereta api dan trem dari seluruh Indonesia. Yang terdiri dari 4.089 km rel milik pemerintah dan 3.375 km rel milik perusahaan swasta.

2. Zaman Pendudukan Jepang

Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang pada 1942. Setelah itu kereta api di Indonesia diambil alih Jepang dan namanya menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).

Jepang menjadikan operasional kereta api hanya untuk keperluan perang. Pada era Jepang telah dilakukan pembangunan lintas kereta api yang bernama Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru.

Lintas kereta api tersebut digunakan untuk mengangkut hasil tambang batu bara, yang digunakan untuk menghidupkan mesin-mesin perang Jepang. Selain itu, Jepang juga melakukan pembongkaran rel kereta api sepanjang 473 km, yang diberikan ke Burma untuk dibuat jalur kereta api di sana.

Ilustrasi kereta apiIlustrasi kereta api/ Foto: (PT KAI/Istimewa)

3. Kereta Api Indonesia Pascakemerdekaan

Pada 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaan. Beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan, dilakukan pengambilan stasiun dan kantor pusat kereta api yang telah dikuasai Jepang.

Tanggal 28 September 1945 menjadi puncak dari pengambilalihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung. Inilah yang menjadi cikal bakal Hari Kereta Api Indonesia, sekaligus awal berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI).

Pada 1946, Belanda datang lagi ke Indonesia dan membentuk lagi perkeretaapian di Indonesia yang diberi nama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS). Perusahaan ini merupakan gabungan dari SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta, kecuali DSM.

Pada 1949, telah diadakan perjanjian pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Deen Hag. Belanda menyatakan pengalihan aset-aset milik Pemerintah Hindia Belanda. Pengalihan aset ini digabung antara DKARI dan SS/VS sehingga berubah nama menjadi:

  • Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950.
  • Tanggal 25 Mei, DKA berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) dan pengenalan lambang 'Wahana Daya Pertiwi' yang memiliki arti cerminan dari transformasi Kereta Api Indonesia yang bermanfaat dalam membantu kesejahteraan bangsa Indonesia.
  • Pada tahun 1972, pemerintah mengubah struktur dari PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA)
  • Tahun 1991, PJKA berubah lagi namanya menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) guna meningkatkan pelayanan jasa angkutan umum
  • Tahun 1998, Perumka berubah lagi menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

Sampai tahun ini, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah mempunyai tujuh anak perusahaan, yaitu:

  • KAI Services tahun 2003
  • KAI Bandara tahun 2006
  • KAI Commuter tahun 2008
  • KAI Wisata tahun 2009
  • KAI Logistik tahun 2009
  • KAI Properti tahun 2009
  • PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia tahun 2015

Demikian penjelasan mengenai Hari Kereta Api Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat.


Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sun/dte)


Hide Ads