UMSurabaya Gandeng Mahasiswa Singapore Rancang K3 Petani Siwalan

UMSurabaya Gandeng Mahasiswa Singapore Rancang K3 Petani Siwalan

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 27 Sep 2023 03:00 WIB
UMSurabaya Gandeng Mahasiswa Singapore Rancang K3 Petani Siwalan
UMSurabaya gandeng mahasiswa Singapore rancang K3 petani siwalan (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menggandeng mahasiswa asing dari Singapore Polytechic untuk membuat pola Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi para petani siwalan di wilayah pesisir Lamongan.

Kegiatan ini sebagai bentuk implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Learning Express (Lex).

Program ini dilaksanakan selama 12 hari bersama 60 mahasiswa, yakni 30 mahasiswa berasal dari Singapore dan 30 sisanya mahasiswa UMSurabaya. Di mana K3 bagi para petani Siwalan ini sebagai pembekalan mahasiswa dengan pola pikir design thinking dalam konteks inovasi sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami membawa mereka (mahasiswa Singapura) ke wilayah Paciran, Lamongan. Di sana mereka melakukan observasi bagaimana cara kerja petani siwalan yang masih menggunakan cara-cara tradisional," kata Warek III UMSurabaya Bidang Kerjasama Internasional, Mundakir saat ditemui detikJatim di UMSurabaya, Selasa (26/9/2023).

Ia berharap melalui program ini, mahasiswa asing asal Singapore bisa mendapatkan pengalaman baru. Selain itu, juga bisa membaur dan mengenal budaya Indonesia, khususnya Surabaya.

ADVERTISEMENT

"Program ini adalah pembelajaran kolaboratif dan project sosial, juga relevan dengan MBKM. Yang kami harapkan dalam program ini ada identifikasi masalah yang dilakukan dan bagaimana cara mengatasinya dengan pendekatan sederhana ke masyarakat," harapnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMSurabaya Dede Nasrullah menjelaskan, terdapat tiga permasalahan yang difokuskan dalam program ini. Yakni keselamatan kerja petani siwalan, produk ramah lingkungan dan upaya peningkatan produktivitas para petani.

"Keselamatan kerja para petani siwalan menjadi fokus utama dalam project ini. Karena mayoritas petani berusia lanjut dan tetap semangat untuk memanen dengan cara memanjat pohon siwalan," jelasnya.

Tak hanya itu, Dosen Pendamping Singapore Polytechic, Cyrine Jossa mengatakan, KKN LeX merupakan program yang ditujukan agar mahasiswa berpikir kritis. Khususnya mengenai persoalan di masyarakat sekitar.

"Misalnya seperti ini, ketika para mahasiswa memberikan solusi, dia akan menghabiskan waktu untuk berbicara pada masyarakat mengenai permasalahan. Di sini mereka juga bisa belajar perbedaan budaya dan bagaimana mengatasinya," kata Cyrine.

Sebelum merancang solusi mengenai K3 petani siwalan, para mahasiswa akan tinggal beberapa hari di desa.

"Para mahasiswa sudah menyusun pertanyaan untuk ditanyakan pada petani, pemilik atau masyarakat sekitar mengenai masalah tersebut. Ini akan dilakukan selama mereka tinggal di desa," pungkasnya.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads