UMSurabaya Kenalkan Anggrek Semeru Lewat Virtual Tour

UMSurabaya Kenalkan Anggrek Semeru Lewat Virtual Tour

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 25 Mar 2022 08:48 WIB
anggrek virtual tour
Foto: Dok. UMSurabaya
Surabaya -

Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya memperkenalkan ratusan jenis anggrek Semeru kepada masyarakat lewat anggrek virtual tour. Anggrek virtual tour ini merupakan rangkaian dari Festival Literasi Semeru (FLS) 2022.

"Anggrek Virtual Tour adalah agenda mengenalkan berbagi jenis Anggrek dan cara teknis membudidayakannya. Acara dipandu oleh warga lokal yang sudah bertahun-tahun bergelut dengan Anggrek dibantu oleh para relawan Matana (Mahasiswa Tanggap Bencana)," kata Manager Director FSL 2022, Radius Setiyawan, Jumat (25/3/2022).

Saiful Amiri, salah satu warga Candi Puro, Lumajang yang juga aktivis konservasi Anggrek menceritakan ia menemukan berbagai jenis Anggrek khususnya pascaerupsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kurang lebih ada 242 jenis yang ada di Semeru. Pascaerupsi Semeru saya melakukan pemantauan kondisi Anggrek di Gunung. Terpantau kondisinya tidak terlalu terganggu. Saya bersama beberapa relawan mahasiswa menyusuri gunung melihat satu persatu habitatnya. Berbagai Anggrek yang unik dan menarik kita temui di sana," cerita Saif dalam YouTube UMSurabaya.

Saif mengatakan dari 242 anggrek, ada tiga jenis yang menarik perhatian. Yakni jenis Anggrek terkecil di dunia, Anggrek Permata, dan Anggrek Hantu.

ADVERTISEMENT

"Corybas Pictus merupakan salah satu jenis Anggrek terkecil di dunia. Bentuknya kecil berwarna hijau dan merupakan salah satu jenis tanaman yang langka," ujarnya.

Sementara relawan Mahasiswa Tanggap Bencana (Matana) UMSurabaya Syahril Ali Syabana menjelaskan, Anggrek Permata atau Macodes Petola memiliki ciri khas. Yakni urat daun yang menyemburkan kilauan seperti permata, terutama pada malam hari.

"Jenis tanaman ini pada tahun 1990 adalah salah satu jenis tanaman yang paling diburu. Sehingga pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menyatakan status tanaman jenis tersebut dilindungi," kata Syahril.

Sedangkan jenis Chilostita Javanica atau Anggrek Hantu, ialah tanaman yang tidak mempunyai daun. Hanya mempunyai akar dan bunga kecil.

"Nama hantu disematkan karena tanaman tersebut mudah menyamar. Hal tersebut bagian dari adaptasi. Selain itu juga, penampakan bunganya menyerupai sosok hantu," pungkasnya.




(iwd/iwd)


Hide Ads