Tangis haru mewarnai kepulangan Giarti alias Yanti, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Tulungagung yang 10 tahun hilang kontak di Malaysia. Selama ini keluarga tak pernah komunikasi sama sekali.
Kepulangan Giarti dijemput langsung oleh keluarga, perangkat desa serta aparat Polres Tulungagung di Bandara Juanda Sidoarjo. Saat tiba di rumahnya di Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut, Tulungagung pada Sabtu malam Giarti langsung disambut tangis haru pelukan hangat dari seluruh keluarga.
Tangisan pun semakin pecah saat Giarti menjumpai ayahnya, Bibit yang kondisinya mengalami stroke. Salah satu kakak Giarti, Ismiati mengaku sangat bahagia bisa berkumpul kembali dengan adiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Senang sekali, sampai nggak bisa nangis, sudah habis air mata ini," kata Ismiati, Sabtu (23/9/2023).
![]() |
Menurut Ismiati, kisah perjalanan adiknya ke Malaysia dimulai pada tahun 2013 lalu. Saat itu Giarti diajak oleh salah satu tetangganya untuk merantau ke negeri jiran. Kala itu sang ayah sempat tidak rela anaknya merantau, namun karena ada tetangganya yang juga jadi TKW, akhirnya yang bersangkutan berangkat.
Di luar dugaan, keberadaan Giarti alias Yanti tak pernah diketahui keluarga di Tulungagung. Komunikasi keluarga dengan Yanti terputus total.
"Kemudian tetangga yang bawa adik saya itu pulang ke Indonesia, namun yang bersangkutan mengaku tidak mengetahui keberadaan Yanti. Bahkan dia bilang adik saya hilang dan katanya bukan tanggung jawabnya," ujarnya.
Penantian panjang keluarga akhirnya terjawab, pada 20 Juni lalu, rekan Giarti menghubungi keluarga dan mengabarkan tentang keberadaannya. Keluarga pun akhirnya bisa berkomunikasi dengan Giarti.
"Dalam komunikasi itu Giarti bilang sudah tiga kali pindah kerja dan yang terakhir di panti jompo," imbuhnya.
Yang mengejutkan, Giarti menanyakan perihal uang yang diakuinya pernah dikirim ke keluarga, melalui orang yang mengajak ke Malaysia. Namun keluarga justru tidak mengetahui sama sekali dan tidak pernah menerima kiriman uang.
"Ngakunya itu sebagian digunakan untuk kebutuhan, sedangkan sebagian lagi dititipkan orang yang membawa untuk dikirim ke Indonesia. Tapi kami tidak pernah menerima," jelas Ismi.
Pihaknya berharap uang tersebut bisa kembali ke tangan Giarti dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Harapannya uang itu bisa kembali," jelasnya.
Sementara itu Kades Kaliwungu, Undiono mengatakan, proses pemulangan Giarti berjalan dengan lancar.
"Alhamdulillah sekarang Mbak Giarti sudah sampai di rumah," kata Undiono.
Pihaknya berharap Giarti bisa menjalani kehidupan seperti sedia kala.
(abq/iwd)