Pemkot Surabaya kembali menggelar isbat nikah dan pasangan yang baru menikah secara massal. Sebanyak 225 pasangan, yang 8 di antaranya baru menikah dan 217 lainnya mengikuti isbat nikah.
Di antara ratusan pasangan yang mengikuti isbat nikah, ada pasangan yang berusia paling tua yakni Maki yang berusia 77 tahun dan istrinya Nur Hayati yang berusia 68 tahun.
Kaariyati, anak dari pasutri tertua yang melalukan isbat nikah itu mengatakan orang tuanya telah menikah pada 1972 di Surabaya. Sebenarnya, mereka sudah memiliki surat nikah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kata Kaariyati, karena sering berpindah-pindah tempat akhirnya surat nikah itu hilang. Lalu saat hendak memperbarui KK mereka mengalami kesulitan, karena surat nikahnya hilang. Akhirnya ia mendaftarkan kedua orang tuanya mengikuti nikah massal.
"Ibu berterima kasih dengan adanya isbat nikah ini bisa punya surat nikah dan tercatat. Kesulitan itu waktu ibu saya mau ganti KK yang pakai barcode. Kan ada tulisannya nikah tercatat, karena nggak punya jadi saya bujuk ibu mau ikut," ujar Kaariyati ditemui detikJatim di Gedung Empire, Selasa (19/9/2023).
Nur Hayati sendiri mengaku bahwa selama 51 tahun menikah dengan Maki dirinya telah memiliki 4 orang anak dan 10 orang cucu. Dirinya mengaku senang bisa mengikuti nikah massal ini.
![]() |
"Senang, dulu nikah biasa, nggak ada resepsi," kata Nur Hayati.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap nikah massal tahun depan bisa diikuti lebih banyak warga. Sebab, pada nikah massal hari ini ada 217 pasangan yang belum tercatat negara.
"Terima kasih untuk seluruh vendor yang hadir hari ini. Saya juga mengucapkan ke Kemenag yang support kami, Pengadilan Agama, dan hotel. Ini kekuatan guyub rukun. Total ada Rp 7,4 miliar hari ini (biayanya). Iya yang belum nikah delapan pasangan, 217 yang belum tercatat ke negara," ujar Eri.
Dia mengatakan bahwa nikah massal ke-8 ini digelar dengan konsep yang berbeda. Yakni garden party yang boleh dihadiri oleh masyarakat secara umum untuk memeriahkan acara.
"Warga bisa menghadiri acara pernikahan massal. Program ini jadi contoh. Pertama kali di Indonesia tanpa sentuhan pemerintah," katanya.
Dari 225 pasangan di Surabaya bakal diisbat nikahkan secara massal pada 19-20 September 2023. Total ada 320 vendor yang terlibat dan gotong-royong membiayai gelaran senilai 7,4 miliar rupiah tanpa APBD.
(dpe/iwd)