Penyakit ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut sedang marak terjadi di kota-kota besar. ISPA adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi di seluruh dunia. Orang dewasa tak terkecuali bayi bisa menderita ISPA.
Meskipun ISPA dianggap sebagai penyakit ringan, kita seringkali tidak menyadari apa saja penyebab dan bagaimana penyebaran penyakit ini. Ada berbagai faktor pemicu hingga yang memperburuk penyakit ISPA.
Faktor-faktor ini bisa sangat bervariasi, termasuk lingkungan, perilaku, sistem kekebalan tubuh si bayi, serta penyebab infeksi itu sendiri. Karena itu penting untuk diketahui faktor penyebab ISPA terutama pada bayi untuk pencegahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rumus 6M 1S untuk Cegah Dampak Polusi Udara |
Penyebab ISPA pada Bayi:
Dilansir dari situs resmi World Health Organization (WHO), ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah dan biasanya menular. ISPA dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit parah dan mematikan, tergantung penyebab, lingkungan, dan pejamu.
Dalam hal ini, ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Gejala ISPA biasanya timbul hanya dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari.
Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, pilek, sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas. Contoh penyebab ISPA adalah rhinovirus, respiratory syncytial virus, parainfluenza virus, severe acute respiratory syndrome-associated coronavirus (SARS-CoV), dan virus influenza.
Penyakit ISPA sangatlah rentan terjadi pada balita. Penyakit ini dapat berbahaya apabila tidak ditangani dengan cepat dan dibiarkan begitu saja. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ISPA pada balita.
![]() |
1. Usia dan Kekebalan Tubuh
Balita memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya matang. Inilah mengapa mereka lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan anak-anak yang lebih besar atau dewasa. Sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang membuat mereka lebih mudah terkena ISPA.
2. Paparan Virus dan Bakteri
Kontak dengan orang-orang yang menderita ISPA atau paparan terhadap virus dan bakteri penyebab ISPA adalah faktor risiko utama. Balita yang berinteraksi dengan banyak orang, seperti di taman bermain atau tempat penitipan anak, mungkin lebih mudah terinfeksi.
3. Sirkulasi Udara
Lingkungan di mana balita tinggal memainkan peran penting dalam penyebaran ISPA. Udara i dalam ruangan yang kurang terjaga kebersihannya atau memiliki kelembapan rendah dapat meningkatkan risiko infeksi.
4. Tidak Menyusui
Menyusui eksklusif pada bayi selama enam bulan pertama kehidupannya telah terbukti dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko ISPA. Bayi yang tidak disusui mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena ISPA.
![]() |
5. Paparan Asap Rokok
Merokok di dekat anak-anak adalah salah satu faktor risiko yang sangat berbahaya. Paparan asap rokok dapat merusak saluran pernapasan dan melemahkan kekebalan tubuh anak.
6. Musim dan Cuaca
Musim dingin sering kali merupakan musim ISPA yang tinggi, terutama karena orang cenderung lebih sering berada di dalam ruangan bersama orang lain. Cuaca dingin dan kering juga dapat membuat saluran pernapasan lebih rentan terhadap infeksi.
7. Kondisi Kesehatan Sebelumnya
Balita dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti alergi, asma, atau gangguan pernapasan lainnya, mungkin lebih rentan terhadap ISPA.
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita menjadi langkah pertama melindungi mereka dari penyakit ini. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, dapat membantu menjaga kesehatan si kecil dan memberikan mereka peluang tumbuh dan berkembang dengan baik.
Artikel ini ditulis oleh Neshka Rizkita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)