Tragedi Kanjuruhan Malang menyisakan kesedihan di keluarga pasutri Suyanto dan Sumartiningsih, warga Desa Kesambi, Kecamatan Porong, Sidoarjo. Anak bungsu Suyanto yang bernama Vicky Hermansyah (21) menjadi korban tragedi, dan saat ini kondisinya belum sembuh total.
Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan saat pertandingan Arema Malang melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022. Suporter Arema yang tidak menerima kekalahan masuk ke lapangan. Banyak suporter Arema yang menjadi korban kerusuhan itu.
Sampai saat ini kondisi kesehatan Vicky belum pulih seratus persen. Meski begitu ia tetap berusaha membantu orang tuanya mencari nafkah dengan berjualan kopi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kepingin kondisi kesehatan segera pulih seratus persen. Meski belum pulih total, saya berusaha membantu ibu jualan kopi," kata Vicky saat ditemui detikJatim di rumahnya, Jumat (15/9/2023).
Vicky belum bisa beraktivitas seperti sedia kala, dan hanya bisa jalan-jalan pagi untuk proses pemulihan kesehatan. Vicky pun mengaku malu pada orang tuanya karena tidak bisa lagi menjadi tulang punggung keluarga.
"Alhamdulillah satu bulan lalu keluarga ini mendapatkan bantuan gerobak untuk berjualan warkop dari Kemensos. Meski tangan yang kanan agak susah digerakkan, tapi saya berusaha membantu orang tua," kata Vicky.
"Harapannya kesehatan bisa cepat normal seperti remaja pada umumnya. Namun saya bersyukur, sedikit demi sedikit kesehatan berangsur-angsur pulih," sambungnya.
Ibu kandung Vicky, Sumartiningsih mengakui sebelumnya Vicky menjadi tulang punggung keluarga. Tapi setelah musibah Tragedi Kanjuruhan, mereka tidak bisa lagi mengandalkan Vicky.
Saat ini mereka menyambung hidup dengan membuka warung bantuan dari Kemensos. Vicky pun tidak bisa membantu banyak dalam menjalankan warung.
Sebab, kondisi tangan kanan Vicky masih bergetar dan belum sembuh total. Bahkan untuk makan ia belum mampu dan harus disuapi Sumartiningsih atau Suyanto.
"Ini satu-satunya sumber pendapatan keluarga kami. Saya sudah tidak bisa bekerja serabutan karena harus mengawasi Vicky, sedangkan suami bekerja memijat. Tidak setiap hari mendapat pelanggan," paparnya.
Sumartiningsih menyebut aktivitas di warkop menjadi hiburan tersendiri untuk anaknya, meskipun hanya membantu hal-hal ringan. Ia juga merasa lega dengan perkembangan kesehatan anaknya.
"Setiap satu bulan sekali Vicky kontrol ke Rumah Sakit Pusdik Porong. Dokternya juga sering datang ke rumah. Demikian juga dengan pihak puskesmas," jelasnya.
Ia melanjutkan, saat ini Vicky sudah bisa berjalan dan melihat dengan jelas. Tetapi tangannya masih bergetar apalagi kalau memegang benda kecil. Menulis pun Vicky belum mampu.
"Saat ini Vicky rutin minum obat dari rumah sakit. Saya sangat berharap dia bisa sembuh seperti sedia kala," tandas Sumartiningsih.
(irb/fat)