Para petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Surabaya mengenal istilah 'Ayu Ting-ting' untuk laporan palsu tentang kejadian kebakaran. Tapi laporan yang masuk kali ini bukan Ayu Ting-ting tetapi benar-benar membuat para petugas Damkar kecele.
Peristiwa itu terjadi Senin (11/9) siang. Seorang warga melapor ke Command Center 112 bahwa telah terjadi kebakaran yang ditandai munculnya asap tebal dari sebuah ruko di kawasan Jalan Pegirian, Surabaya.
Laporan itu segera diteruskan ke pos pantau Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya. Laporan tentang kebakaran itu ditindaklanjuti dengan menerjunkan unit kendaraan pemadam dan tim di pos pembantu Pegirian. Selain Tim Rescue dari pusat juga meluncur ke lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu unit awal itu tiba di lokasi, sejumlah warga setempat beserta Ketua RT setempat menyambut para petugas dan menunjukkan lokasi ruko yang mengeluarkan asap tebal dari lantai 3 bangunan.
"SOP teman-teman, kan, harus jalan begitu ada laporan warga. Entah benar atau tidak informasinya. Begitu tiba di lokasi memang ruko pakai pintu harmonika itu tertutup. Asapnya kelihatan dari lantai 3, tebal banget," ujar Kepala DPKP Surabaya Dedik Irianto kepada detikJatim, Selasa (12/9/2023).
Para petugas di lapangan segera melakukan tindakan. Terutama ketika Tim Rescue datang membawa peralatan berat untuk membongkar halangan seperti pintu harmonika ruko yang terbuat dari besi. Pintu itu pun segera dibongkar supaya proses penanganan bisa lebih cepat.
Selain itu, di sela proses pembongkaran pintu harmonika yang membutuhkan waktu ada sejumlah petugas lain yang berinisiatif naik ke lantai 3 lewat bangunan di samping agar bisa segera mendapatkan gambaran titik api.
"Karena ada asap tebal dari lantai 3, asumsinya kan kebakaran. Wong memang laporannya kebakaran, kok. Akhirnya pintunya dibongkar. Ada juga teman-teman yang naik ke lantai 3 lewat ruko tetangga," ujarnya.
![]() |
Pintu harmonika berhasil dibongkar, begitu juga petugas yang berinisiatif naik melalui ruko tetangga berhasil masuk melalui lantai 3. Tibalah momen membagongkan itu. Para petugas itu benar-benar kecele setelah tahu di dalam bangunan sama sekali tidak ada api.
"Setelah pintu pintu dibongkar dan petugas sudah naik ke lantai 3, ternyata itu adalah fogging. Ketahuan fogging karena baunya kan tercium kalau sudah di dalam," katanya.
Dedik menegaskan bahwa laporan tentang kebakaran itu bukan fenomena yang kerap disebut 'Ayu Ting-ting' atau laporan palsu oleh para petugas Damkar Surabaya. Identitas pelapornya jelas, yakni warga setempat.
Tidak hanya itu, perangkat kampung setempat, yakni Ketua RT juga mendukung proses pelaporan itu karena warga sekitar mendapati asap tebal dari dalam ruko. Dedik pun menyayangkan kenapa proses fogging itu tidak diberitahukan oleh pemilik ruko kepada perangkat RT setempat.
"Yang kami sesalkan, kalau fogging mbok ya ditunggu di luar atau gimana. Itu juga nggak laporan ke RT. Di situ kita didampingi Ketua RT lho saat berupaya membongkar pintu. Karena ternyata asap itu asap fogging, ya sudah kami tutup kembali. Kami telepon pemilik ruko sampai datang," ujarnya.
Pemilik ruko datang. Mengetahui ada beberapa petugas Damkar di depan rukonya, dan pintu harmonika rukonya dalam keadaan telah rusak, sang pemilik itu marah. Apalagi dia tidak merasa melaporkan kejadian kebakaran dan meminta bantuan Damkar.
"Pemiliknya marah-marah karena merasa nggak laporan. Ya kami sampaikan SOP kami laporan itu nggak harus dari pemilik, kalau warga laporan kami datang, identifikasi. Kalau membahayakan kami lakukan tindakan. Pemilik akhirnya sadar karena dia nggak ngasih tahu RT soal fogging," pungkas Dedik.
Kemekel merupakan salah satu rubrik khas detikJatim yang mengisahkan tentang sisi lucu dan kisah menggelitik sebuah peristiwa. Kemekel tayang setiap Selasa. Baca Kemekel di sini dan tetap setia membaca konten-konten menarik detikJatim!
(dpe/iwd)