Air Sumur Warga Kediri Jadi 'Pertalite', DPRD Soroti SPBU Dekat Permukiman

Air Sumur Warga Kediri Jadi 'Pertalite', DPRD Soroti SPBU Dekat Permukiman

Andhika Dwi - detikJatim
Minggu, 10 Sep 2023 17:53 WIB
DPRD Kota Kediri.
DPRD Kota Kediri saat meninjau lokasi sumur tercemar. Foto: Andhika Dwi/detikJatim
Kediri -

Pencemaran air sumur yang terjadi di Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, membuat anggota DPRD turun tangan. Komisi C DPRD Kota Kediri melakukan sidak ke lokasi sumur tercemar dan meninjau sumur pantau milik SPBU Pertamina yang lokasinya hanya terpisah gang.

Benar saja, mereka mengaku melihat kondisi air sumur dan mencium baunya mirip bahan bakar minyak (BBM). Karena itu, anggota dewan meminta pemerintah aktif menyelidiki penyebab air sumur yang berubah menjadi 'Pertalite'.

"Secara kasat mata memang terlihat di permukaan air ada semacam minyak. Kemudian di beberapa sumur warga yang kami datangi memang berbau. Tapi kembali lagi, kita juga tidak bisa menyimpulkan sebelum ada hasil lab (laboratorium)," ujar Wakil Komisi C Ashari, Minggu (10/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Politisi Partai Demokrat itu pun membenarkan bau yang muncul dari air sumur memang menyerupai BBM. Ashari meminta Pemkot Kediri segera memastikan penyebab pencemaran air sumur tersebut.

"Selama ini masyarakat menilai bau BBM. Informasi yang beredar juga bilangnya bau BBM. Ya mirip-mirip itu lah. Uji lab sudah dilakukan lebih dari dua kali.Hasilnya seperti apa? Selain itu, nasib warga seperti apa," ucap Ashari ditemani anggota Komisi C Ayub Wahyu Hidayatullah dan Bambang Giantoro.

ADVERTISEMENT

Ashari lantas menyoroti cara pengambilan sampel air sumur melalui keran air. Menurutnya, jika sampel air diambil melalui keran pompa, kadar pencemaran bisa saja berbeda apabila dibandingkan air yang diambil di permukaan.

"Menurut kami cara pengambilan sampel di sumur warga kurang tepat. Kemarin beberapa kali menguji, air yang diambil itu dari pompa. Sudah pasti itu air bawah. Yang mungkin itu memang masih layak. Sehingga hasilnya tidak seperti yang dirasakan masyarakat," paparnya.

Di sisi lain, ia berharap hubungan warga dan pengelola SPBU tetap terjalin baik. Salah satunya, melalui pemberian bantuan air minum. Meski sumber polutan belum bisa dipastikan berasal dari SPBU, menurutnya pemilik usaha seharusnya membantu warga sekitar.

"Kami tidak bilang siapa yang salah. Tapi hari ini masyarakat lagi susah. Sudah selayaknya mereka yang mencari penghidupan di sini ikut peduli terhadap lingkungan," pungkas Ashari.




(irb/iwd)


Hide Ads