Kasus 'air sumur jadi Pertalite' di Kediri diduga karena adanya pencemaran dari SPBU sekitar. Namun Pemkot Kediri masih menunggu hasil uji lab dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Jumat (8/9), Pemkot Kediri melalui DLHKP dan Dinas Kesehatan mengambil sampel air sumur tersebut bersama ITS. Sampel air sumur diambil dari rumah warga di RT 5 RW 2, Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Peneliti ITS akan melakukan uji laboratorium yang lebih lengkap, untuk mengetahui penyebab pasti pencemaran air sumur tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin sudah diambil sampel oleh ITS bersama tim DLHKP, Dinas Kesehatan Kota Kediri. Ini bertujuan untuk mendalami pencemaran air," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Sabtu (9/9/2023).
Abu Bakar juga mengakui kondisi air sumur saat ini semakin kental dari sebelumnya. Sehingga semakin terlihat pencemarannya. Kini, pihaknya masih menunggu hasil uji lab dari ITS.
"Ini sudah terjawab sekarang pencemaran, semakin kental, semakin kentara. Nanti dilihat zat di dalamnya apa lalu akan dicari sumber ininya (pencemaran) di mana. Apakah benar di belakang, di depan atau di mana," papar Abu Bakar.
"Saya meyakini tapi saya bukan ahli, bisa jadi tumpahan ini, pencemaran ini terjadi sudah lama, makanya sudah ke mana-mana. Tapi untuk memastikan kita butuh ahlinya, orang-orang di ITS yang sudah bekerja sama sama kita," imbuh Abu Bakar.
Meski demikian, pihaknya tak ingin berspekulasi terkait penyebab pencemaran air sumur tersebut. Namun jika benar pencemaran itu dari SPBU di sekitar, pihaknya akan menghentikan operasionalnya dan meminta pengelola melakukan perbaikan.
"Sementara ini kita belum tahu apakah dari sana, masih praduga. Nah dugaannya bisa dari SPBU, dari galian bisa, dari mana-mana. Nah besok minggu depan ini akan kita cek bersama ITS, kalau memang dari SPBU ya SPBU-nya ditutup, diperbaiki sampai beres baru dia boleh operasional lagi," terang Abu.
Salah seorang warga, Sulastri, mengaku air sumurnya seperti minyak sejak awal Agustus. Airnya sangat kental, pekat berwarna hitam, berbau menyengat seperti bau minyak bahan bakar, dan dapat terbakar saat disulut api.
"Kondisi air sumur semakin ke sini semakin keruh dan mengental di bagian permukaannya. Saya juga mencium bau air yang menyengat serupa bau minyak. Saya tidak mau menuduh tapi baunya ya seperti itu, seperti minyak," kata Sulastri.
Ketua RT 005/RW 002 Abdulloh Mubarok bahkan menyebut bau air sumur mirip Pertalite. Air sumur miliknya juga sudah berubah sejak sebulan terakhir.
"Baunya seperti BBM Pertalite. Berminyak dan lengket," kata Mubarok.
(sun/iwd)