Air sumur berubah menjadi 'Pertalite' di Kelurahan Tempurejo, Pesantren, Kota Kediri. Namun bukan bahagia yang diterima warga.
Salah seorang warga, Sulastri, mengaku air sumurnya seperti minyak sejak awal Agustus. Airnya sangat kental, pekat berwarna hitam, berbau menyengat seperti bau minyak bahan bakar, dan dapat terbakar saat disulut api.
"Kondisi air sumur semakin ke sini semakin keruh dan mengental di bagian permukaannya. Saya juga mencium bau air yang menyengat serupa bau minyak. Saya tidak mau menuduh tapi baunya ya seperti itu, seperti minyak," kata Sulastri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercemarnya air sumur warga sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Air sumur tersebut sama sekali tidak bisa digunakan.
Untuk keperluan minum, mandi, dan cuci-cuci, sementara warga mengandalkan dropping air dari DLHKP dan PDAM Kota Kediri. Setiap pagi dan sore, instansi itu bergantian mengirimkan air untuk warga.
Ada 10 tandon isi 400 liter dan 4 tandon berisi 200 liter. Dalam 15 hari terakhir, warga juga mendapatkan bantuan air galon dari SPBU di sekitar lokasi. Namun per kemarin bantuan itu dihentikan tanpa keterangan.
"Detik kemarin itu sudah dihentikan," terang Ketua RT 5 RW 2 Abdulloh Mubarok.
Pertalite merupakan salah satu jenis BBM yang begitu berharga untuk menunjang kebutuhan bahan bakar kendaraan. Namun bukan bahagia yang diterima warga saat air sumur berubah menjadi 'Pertalite'. Sebab, mereka jadi tidak punya air bersih yang lebih berharga untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
(sun/iwd)