Harapan 97 siswa SMK Prapanca 2 agar bisa belajar di gedung sekolahnya akhirnya terwujud. Pasalnya selama 7 bulan terakhir, para siswa tersebut harus belajar dengan mengungsi di tempat lain karena sengketa gedung antara mantan kepala sekolah dan yayasan.
Tak tanggung-tanggung, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce membuka langsung gedung SMK Prapanca 2. Pembukaan ini dilakukan setelah kedua pihak yang bersengketa sepakat damai. Kesepakatan ini difasilitasi Polrestabes Surabaya sebelumnya.
Pantauan di lokasi, Pasma membuka sekolah yang digembok sekitar pukul 09.56 WIB. Pembukaan itu langsung disaksikan siswa, guru dan dua pihak yang selama ini bersengketa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sujud syukur dan tangis para murid pun pecah karena bahagia bisa kembali belajar tanpa harus mengungsi lagi. Ketika gerbang sekolah dibuka, beberapa siswa dan wali murid tampak melakukan sujud syukur.
"Sangat senang dan berterima kasih Pak Kapolres. Perasaannya senang sudah bisa dibuka dan masuk ke gedung sendiri melakukan pembelajaran dengan baik menjadi generasi penerus bangsa maju ke depannya merdeka belajar di sekolah sendiri," kata salah satu siswa kelas XI Jurusan Broadcasting SMK Prapanca 2 Shendy Hyuga Darmawan kepada detikJatim, Senin (4/9/2023).
Shendy berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Pasma yang sudah melalukan mediasi antara yayasan, kepala sekolah saat ini dan kepala sekolah sebelumnya. Sehingga masalah selesai dan sekolah dibuka kembali.
Ia mengaku sempat menelan kecewa karena harapannya dipatahkan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji yang gagal membuka sekolahnya. Namun, hari ini kekecewaannya dibayar dengan rasa senang dan haru sekolahnya benar-benar dibuka lagi.
"Semoga ke depannya kita sebagai penerus bangsa semakin jaya dan terus belajar menuntut ilmu setinggi langit. Di AWS 3 bulan, di SMK Prapanca 1 itu selama 3-4 bulan," ujarnya.
![]() |
Saat mengungsi di Stikosa-AWS, ia dan siswa lainnya merasa tidak nyaman, karena harus berbaur dengan mahasiswa. Selain itu juga fasilitas untuk praktik yang kurang memadai.
"Di AWS kita terganggu sama anak kampus. Di sini di gedung sendiri leluasa praktik peralatan lengkap dan gedung milik sendiri. Ada alat disana tapi cuma sedikit," ceritanya.
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce menuturkan, hari ini merupakan momen yang luar biasa. Karena menjadi suatu akhir dari polemik yang menerpa SMK Prapanca 2 selama 7 bulan terakhir.
"Anak-anak kita ini tidak bisa menuntut ilmu dan belajar menggunakan fasilitas yang ada. Karena ada proses hukum perdata dan pidata. Selama 7 bulan tidak bisa dimanfaatkan dan digunakan, bukan hanya dalam proses mediasi atau musyawarah sampai 7 kali," jelasnya.
Beberapa waktu lalu, lanjut Pasma, dari pihak yayasan dan kepala sekolah SMK Prapanca 2 lama membulatkan suatu pernyataan bahwa semua bentuk polemik diakhiri. Sehingga bisa saling kontribusi dan memanfaatkan sekolah kembali.
"Hari ini para siswa langsung menyaksikan sekolah dibuka kembali. Sehingga apa yang menjadi hak anak-anak untuk bisa belajar mendapat tempat sebagaimana mestinya. Hukum segera diselesaikan sepakat berdamai. Para siswa silakan kembali belajar di almamatermya. Mari menuntut ilmu terus, belajar terus. Mudah-mudahan semua adik-adik merasa aman dan nyaman di sekolah," urainya.
Sementara Kepala SMK Prapanca 2 Surabaya Gugus Legowo mengatakan sekolah bisa dibuka kembali merupakan buah dari perjuangan yang panjang. Ia sangat bersyukur permasalahan ini selesai karena bantuan dari Polrestabes Surabaya.
"Upaya Kapolrestabes Sursbaya saya apresiasi, saya terharu. Kapolrestabes luar biasa, sehingga anak-anak bisa kembali menuntut ilmu. Kedua belah pihak pelaksana pendidikan, yayasan, Kepala SMK Prapanca 2 yang lama, Soewandi melakukan konsolidasi bagus difasilitasi Kapolrestabes Surabaya dan berjalan baik," kata Gugus.
Gugus mengatakan dengan dibukanya gedung sekolah kembali, maka kegiatan pembelajaran di sekolah akan dimulai Rabu (6/9/2023). Sebelum dipakai belajar, pihaknya akan melakukan pembersihan dan penataan sekolah dahulu.
Ia menyebut permasalahan sengketa gedung selama 1,5 tahum ini berdampak pada siswa dan siswa baru yang hanya ada 3 orang. Dengan selesainya permasalahan ini, diharapkan masyarakat kembali mempercayakan putra-putrinya untuk menimba ilmu di SMK Prapanca 2.
"Jumlah siswa 97, saat PPDB 3 siswa. Harapan kami kita berikan pemahaman masyarakat SMK Prapanca 2 mengutamakan skill dan mendapat sertifikat keahlian. Permasalahan sudah selesai," pungkasnya.
Diketahui, Kepala SMK Prapanca 2 yang lama, Soewandi tidak mau diberhentikan, padahal umurnya lebih dari 60 tahun. Selanjutnya YPWJT mengeluarkan Keputusan Pemberhentian Soewandi dengan SK No. 02/YPW-JT/Kep/III/2021 tanggal 17 Maret 2021.
(abq/iwd)