Miris, Siswa SMK Prapanca 2 Terusir dari Sekolah gegara Sengketa Gedung

Miris, Siswa SMK Prapanca 2 Terusir dari Sekolah gegara Sengketa Gedung

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 22 Agu 2023 16:38 WIB
Siswa SMK Prapanca 2 mengungsi di kampus Stikosa AWS
Siswa SMK Prapanca 2 mengungsi dan belajar di kampus Stikosa AWS (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Sebanyak 97 siswa SMK Prapanca 2 Surabaya terpaksa harus mengungsi dan belajar di kampus Stikosa AWS. Mereka terusir karena sengketa gedung sekolah antara yayasan dan kepala sekolah.

Para siswa yang mengungsi belajar tersebut terdiri dari jurusan Broadcasting dan Akuntansi. Mereka pun kini harus belajar di ruang kelas dengan ukuran 2,5 x 5 meter yang masih disekat untuk kelas lainnya.

Taufiq Rahman, salah satu siswa kelas XI mengaku cukup terganggu dengan sengketa yang ada. Sebab dirinya dan teman-temannya pun kena imbas dan harus belajar di ruang kelas ala kadarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sulit, biasanya ada komputer, di sini gak ada, terganggu. Sistem belajar pakai monitor. Pindah ke sini keganggu, fasilitas gak ada," kata Taufiq kepada detikJatim, Selasa (22/8/2023).

Taufiq pun berharap sengketa yayasan segera berakhir dan siswa kembali belajar di gedung sekolahnya lagi. Sebab dengan kondisi saat ini, haknya mendapat pendidikan tak terpenuhi dengan maksimal.

ADVERTISEMENT

"Berharapnya bisa kembali lagi di sekolah yang lama. Merasa pendidikan belum merdeka. Kelas juga disekat, 1 ruangan buat 2 jurusan," ujarnya.

Senada, Aulia Fatmawati, siswa kelas XI Akuntansi juga merasakan tak leluasa karena harus belajar di tempat lain. Sebab ruangan yang dipakai bukan sekolahnya sendiri.

"Gak enak, soalnya bukan sekolah sendiri dan gak bebas, harus ikut aturan orang lain. Otomatis buat praktik kurang. Lebih ke materi saja," kata Aulia.

Aulia menambahkan kondisi ini bukan pertama kalinya. Sebab sebelumnya, ia dan teman-temannya juga sudah mengungsi belajar di SMK Prapanca 1.

"Ingin kembali ke sekolah. Di sana kosong. Di sini baru 1 bulanan, waktu MPLS. Sebelumnya di Prapanca 1," ujar Aulia

Sementara Kepala SMK Prapanca 2 Surabaya, Gugus Legowo mengatakan kondisi saat ini karena pihaknya tak diperbolehkan menggunakan gedung sekolah yang ada. Akibatnya sistem pelajaran sekolah tak bisa memenuhi standar yang ada.

"Kami sudah berbicara dengan yayasan, tapi kepsek lama bukan kewenangan kami. Sudah melakukan berbagai upaya, ke dinas, sebagai pelaksana pendidikan melaksanakan tugas agar proses belajar mengajar tidak terganggu dan tidak sesuai kurikulum merdeka belajar," kata Gugus.

Gugus mengaku akan mendorong yayasan agar segera menyelesaikan konflik yang ada. Sebab jika tidak maka para siswa yang akan menjadi korban.

"Saya minta secepatnya kembali ke sekolah induk, jangan berlarut-larut. Ini pendidikan bukan benda mati, anak-anak harus belajar dengan layak. Fasilitasnya di sana. Saya minta yayasan dan dindik membantu," tegas Gugus.

Sengketa di SMK Prapanca bermula saat kepala sekolah yang lama Soewandi tidak mau diberhentikan, padahal umurnya lebih dari 60 tahun. Karena hal ini, selanjutnya yayasan mengeluarkan keputusan untuk memberhentikan Soewandi dengan SK No. 02/YPW-JT/Kep/III/2021 tanggal 17 Maret 2021.




(esw/iwd)


Hide Ads