Hari Solidaritas Hijab Internasional diperingati setiap 4 September. Perayaan ini menjadi kesempatan untuk mempromosikan pemahaman, penghargaan, dan solidaritas terhadap wanita di seluruh dunia yang memilih mengenakan hijab, serta untuk menghormati hak mereka untuk menjalani hidup sesuai keyakinan dan pilihannya.
Pada hari ini, banyak orang di seluruh dunia menyuarakan dukungan terhadap hak perempuan berhijab dan berkomitmen menghormati kebebasan beragama dan berpakaian. Sebab, memakai hijab termasuk bagian dari hak asasi manusia. Meski kenyataannya, masih banyak muslimah di berbagai belahan dunia yang tidak bisa mendapatkan kebebasan itu.
Serba-serbi Hari Solidaritas Hijab Internasional
Baca juga: 10 Tips Berhijab Saat Cuaca Panas |
Hari Solidaritas Hijab Internasional tak terjadi begitu saja. Terdapat sejarah panjang hingga akhirnya muncul perayaan ini. Berikut serba-serbi Hari Solidaritas Hijab Internasional dikutip dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah
Mengutip jurnal digital Wayback Machine, sejarah Hari Solidaritas Hijab Internasional atau International Hijab Solidarity Day berawal dari aksi protes yang dilakukan masyarakat London karena banyaknya kasus pelarangan pemakaian hijab.
Pemerintah Inggris awalnya mengeluarkan larangan bagi mahasiswi London yang mengenakan pakaian atau sesuatu yang berhubungan dengan simbol keagamaan, termasuk hijab. Larangan seperti ini juga terjadi di Prancis.
Di mana pemerintah melarang anak perempuan mengenakan hijab di sekolah maupun perkuliahan. Selain London dan Prancis, Turki juga menjadi salah satu negara yang mengeluarkan aturan perempuan yang memakai hijab tak bisa mendapatkan perawatan medis.
Peraturan yang lebih parah di Tunisia, wanita yang berani mengenakan hijab di tempat umum akan dipenjara dan disiksa. Hal seperti inilah yang membuat mayoritas masyarakat geram dan melakukan aksi protes untuk menentang kebijakan tersebut.
Selanjutnya, pemerintah memutuskan menyelenggarakan Konferensi London pada 4 September 2004, yang dibuka Wali Kota London Ken Livingstone. Hadir 300 delegasi yang mewakili 102 organisasi-organisasi Inggris dan internasional.Turut hadir tokoh cendekiawan Muslim Sheikh Yusuf Al-Qadarawi dan Profesor Tariq Ramadan.
Hasil konferensi ini menghasilkan Assembly for the Protection of Hijab atau Majelis Perlindungan Jilbab, dan akhirnya wanita diizinkan memakai hijab di tempat umum. Selain itu, 4 September pun ditetapkan sebagai International Hijab Solidarity Day (Hari Solidaritas Hijab Internasional).
Baca juga: Tips dari Dianty Annisa untuk Hijabers |
Tujuan Perayaan
Sejak keputusan tersebut dibuat, Hari Solidaritas Hijab Internasionalturut dirayakan berbagai negara di Eropa, seperti Prancis, Jerman, Turki, dan lainnya. Perayaan ini bertujuan sebagai momen mendukung wanita yang mengenakan hijab di seluruh dunia supaya tidak lagi merasa di diskriminasi terutama di negara barat.
Perayaan International Hijab Solidarity Day di Indonesia, dimanfaatkan sebagai bentuk syiar untuk mengajak lebih banyak muslimah dalam berhijab. Dengan terbentuknya perayaan ini, dapat menjadi aksi solidaritas kepada wanita muslimah satu sama lain.
Perayaan di Indonesia
Dilansir dari Diskominfo Kaltim, perayaan Hari Solidaritas Hijab Internasional di Indonesia biasa dilakukan dengan aksi damai. Muslimah Indonesia biasanya melakukan aksi damai sebagai bentuk rasa solidaritas kepada muslimah lain yang tak seberuntung mereka.
Pasalnya, sampai saat ini masih terjadi banyak diskriminasi kepada muslimah yang mengenakan hijab. Selain itu, Hari Solidaritas Hijab Internasional juga dimanfaatkan sebagai syiar mengajak muslimah berhijab.
Artikel ini ditulis oleh Aujana Mahalia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)