Rambut 11 siswi berhijab SMPN 1 Sukodadi Lamongan di-petal guru gegara tak pakai ciput. Pihak sekolah diketahui telah meminta maaf kepada para orang tua 11 siswi tersebut.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak geram atas kejadian tersebut. Ia mendesak pihak sekolah menindak dengan tegas aksi tersebut.
"Ini sesuatu yang harus disikapi dengan hati-hati dan harus ditindak tegas dan adil," kata Emil di Surabaya, Kamis (31/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Bupati Trenggalek ini akan mencari tahu lebih detail soal kejadian petal siswi tersebut. Yang jelas, jelas dia, pihaknya ingin ada tindakan tegas kepada oknum guru yang melakukan petal tersebut.
"Saya akan minta info yang lebih detail mengenai ini untuk berkomentar lebih lanjut," tegasnya.
Sebelumnya belasan siswi kelas IX SMPN 1 Sukodadi di Lamongan di-petal atau dicukur pitak oleh seorang guru. Alasannya, para siswi tersebut memakai hijab tanpa ciput, sehingga rambut mereka menyembul keluar.
Guru bersangkutan diketahui berinisial EN. Dia diduga memotong asal-asalan rambut para siswi kelas IX. EN mencukur rambut siswinya pakai gunting elektrik.
Salah seorang siswi yang menjadi salah satu korban cukur pitak itu ialah SA. Ada 11 siswi, termasuk dirinya yang rambutnya di-petal oleh EN. "Karena tidak pakai ciput," beber SA kepada detikJatim.
Saat itu dirinya bersama teman-temannya langsung diminta oleh EN untuk membuka jilbab. EN pun langsung memotong rambut asal-asalan. "Dipotong sebagian rambut bagian depan," imbuhnya.
Pihak sekolah telah meminta maaf ke para orang tua. Kepala SMPN 1 Sukodadi Lamongan, Harto menegaskan bahwa pihaknya telah menggelar pertemuan dengan para orang tua pada 24 Agustus 2023. Pihaknya meminta maaf atas aksi petal rambut tersebut. Para orang tua pun, kata Harto, bisa menerima.
"Yang lebih mengharukan lagi, wali murid ini merasa memiliki sekolah ini dan peduli bagaimana SMPN 1 Sukodadi ini ke depan bisa lebih baik. Jadi sudah klir, sudah saling memaafkan," kata Harto kepada detikJatim, Rabu (30/8/2023).
(faa/fat)