500 Kg Daging Diduga Gelonggongan di Surabaya Tak Disita, Ini Alasannya

500 Kg Daging Diduga Gelonggongan di Surabaya Tak Disita, Ini Alasannya

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 29 Agu 2023 20:30 WIB
Dirut RPH Surabaya Fajar A Isnugroho
Dirut RPH Surabaya Fajar A Isnugroho (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya -

Tim monitoring Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya menemukan 500 kg daging sapi diduga gelonggongan yang dipesan pedagang Pasar Pegirian. Rupanya, daging tersebut tetap dijual untuk warga dan hingga kini belum diuji.

Pesanan daging whole (daging utuh) dari Krian itu ternyata diorder oleh 1 pedagang saja. Daging seberat setengah ton itu dijual kepada masyarakat luas.

"1 Pedagang. 1 mitra RPH yang pesan kemarin, didatangkan atas pesanan salah satu pedagang di Jalan Pegirian, temuan 1 pikap, 2,5 ekor lebih," ujar Dirut RPH Surabaya Fajar A Isnugroho saat ditemui detikJatim di Kantor Eks Humas Pemkot, Selasa (29/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fajar menjelaskan alasan pedagang yang memesan daging yang diduga gelonggongan itu untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Harga yang lebih tinggi membuat pedagang mencampur daging dari RPH dan daging dari luar RPH.

"Katanya kalau menyembelih itu jatuhnya lebih rugi daripada pesanan yang di luar. Jadi dia motong 2, tapi dari luar mendatangkan 3 ekor, lalu di mix. Kan kita tidak tahu 3 ekor ini standar pemotongannya bagaimana, dari RPH mana, jangan-jangan dari tempat pemotongan hewan liar, kita kan tidak tahu kalau dari tempat luar. Dan ini juga sudah berjalan cukup lama," jelas Fajar.

ADVERTISEMENT

Usai ditemukan memesan daging diduga gelonggongan, penjual tersebut hingga kini masih berjualan. Alasannya karena RPH menjaga kondusifitas perdagangan dan khawatir ada keributan sosial.

"Sampai sekarang masih. Makanya kita berkoordinasi dengan DKPP yang akan kami tingkatkan eskalasinya. Kalau kemarin temuan awal tahap berikutnya ada penyelidikan dan sebagainya akan melibatkan kepolisian, saya serahkan ke dinas untuk sisi penegakan hukumnya. Karena kami terbatas tidak ada penyidikan pegawai sipil, tidak punya," urainya.

Daging yang diduga gelonggongan yang ditemukan tidak disita, baik oleh RPH maupun kepolisian. Daging masih dijual pedagang kepada konsumen.

"Enggak (disita), karena nanti dianggap ada yang menilai kami berlebihan. Karena awalnya monitoring saja dan pendataan daging. Tahu-tahu dropping dari Krian. Diingatkan saja. Malam ini ada tindakan konkkret. Dijual (daging 500 kg), tetap jalan," ujar Fajar.

Sementara untuk hasil lab, belum diketahui hingga kini. Karena, pada saat daging akan diuji ke 5 lab tidak bisa semuanya. Hingga akhirnya meminta DKPP dan bisa mendapatkan lab untuk uji daging.

Karena dugaan daging gelonggongan ditemukan pada Minggu (27/8) dini hari, sehingga kualitasnya tidak lagi sama hari ini. Oleh karena itu, pihaknya bersama pihak terkait, dini hari nanti akan melakukan operasi lagi. Fajar berharap mendapatkan daging dengan kualitas yang sama untuk bisa segera diuji lab.

"Pokoknya daging terbaru kita labkan. Berarti yang kemarin masih ada, kualitasnya beda dengan daging yang masih baru. Sabtu dijupuk, karo Senin dijupuk, kan beda. Oh dapat (daging diduga gelonggongan). Pasti dapat," pungkasnya.




(esw/iwd)


Hide Ads