Berbicara ekshumasi, detikers mungkin masih ingat kasus pembunuhan Brigadir Yosua hingga Tragedi Kanjuruhan. Ekshumasi biasanya dilakukan untuk mencari informasi terkait kematian korban dengan cara pembedahan.
Dalam mengungkap sebuah kasus, ekshumasi dibutuhkan untuk membuat kasusnya terang benderang. Ekshumasi dilakukan tim forensik atas permintaan penyidik sehubungan dengan proses penyidikan suatu kasus.
Selain kasus Brigadir Yosua dan Tragedi Kanjuruhan, ada kasus serial killer Wowon Cs. Terbaru, ekshumasi dilakukan dalam penyidikan kasus tewasnya kuli panggul yang menyenggol payudara penjual cucur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekshumasi dan Contoh Kasusnya:
Apa pengertian ekshumasi, bagaimana prosesnya, dan apa saja contoh kasusnya? Simak dalam penjelasan di bawah ini.
Pengertian Ekshumasi
Dilansir dari e-Journal Unsrat, ekshumasi adalah proses penggalian mayat atau pembongkaran kubur untuk mencari keadilan. Mayat yang digali selanjutnya diperiksa oleh tim kedokteran forensik. Ekshumasi dilakukan pada kasus-kasus yang dicurigai kematiannya tidak wajar.
Jika proses autopsi dilakukan langsung setelah kematian, ekshumasi dilakukan ketika jenazah telah dikuburkan. Oleh sebab itu, proses ini membutuhkan banyak biaya, mulai dari penggalian kubur, transport, pembersihan, biaya pemeriksaan medis, dan penguburan kembali.
Karena pemeriksaan forensik dilakukan setelah jenazah dikubur, yang kemungkinan bisa sampai bertahun-tahun, maka hasil pemeriksaan terhadap jenazah tidak akan sebaik dibandingkan pemeriksaan terhadap jenazah baru.
Prosedur Ekshumasi
Dilansir dari laman RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, proses ekshumasi membutuhkan persiapan administrasi. Pertama, ekshumasi harus menyertakan surat permintaan pemeriksaan dari penyidik.
Setelah itu, dilakukan koordinasi dengan pemerintah daerah (Dinas Pemakaman) dan tim kedokteran forensik. Kemudian mempersiapkan peralatan dan lokasi pembongkaran makam.
Surat permintaan dan persiapan selesai, ekshumasi pun dimulai. Langkah-langkah ekshumasi sebagai berikut.
- Prosedur penggalian jenazah harus dilakukan di bawah pengawasan penyidik dan di hadapan tim medis.
- Kuburan harus diidentifikasi dengan benar dan dibongkar secara hati-hati. Peti jenazah dan atau jenazah harus diangkat dengan hati-hati dan diidentifikasi dengan benar.
- Tanah yang berada pada sekitar tubuh jenazah akan diambil sebagai sampel pemeriksaan jika terdapat kecurigaan keracunan.
- Tubuh jenazah diletakkan di atas meja pemeriksaan, kemudian dilakukan autopsi oleh tim kedokteran forensik.
- Kondisi pakaian dan hal yang ada di sekitar jenazah harus dicatat dengan teliti.
- Autopsi jenazah dilakukan sama seperti autopsi rutin yang dilakukan pada jenazah lain.
- Pemeriksaan DNA dapat dilakukan dengan mengambil sampel rambut, gigi, ataupun tulang.
- Jika terdapat indikasi kekerasan atau keracunan dapat diambil sampel dari jenazah sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan.
- Setelah pemeriksaan dan pengumpulan barang bukti selesai dilakukan, maka dilakukan penguburan kembali jenazah tersebut atau pemindahan makam sesuai keinginan keluarga yang dilakukan sesuai ketentuan.
Contoh Ekshumasi di Indonesia
Terdapat empat kasus di Indonesia yang dilakukan ekshumasi. Tercatat, kasus pembunuhan Brigadir Yosua, Tragedi Kanjuruhan, serial killer Wowon cs, dan pengeroyokan kuli panggul yang senggol penjual kue cucur. Berikut rangkumannya.
1. Pembunuhan Brigadir Yosua
Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas dalam penembakan di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Bharada Richard Eliezer atau Bharada E menembak Brigadir Yosua atas perintah Ferdy Sambo.
Dalam proses penyidikan, polisi melakukan ekshumasi terhadap jenazah Brigadir Yosua. Proses ekshumasi dilakukan di lokasi makam Brigadir J dan RSUD Sungai Bahar, diawasi langsung oleh Komnas HAM serta Kompolnas.
"Ekshumasi dilaksanakan tim expert dari Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia (PDFI), yang sudah melakukan asesmen terhadap dokter-dokter yang akan melakukan proses autopsi ulang dari berbagai rumah sakit dan universitas," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Rabu (27/7/2022).
2. Tragedi Kanjuruhan
Peristiwa kericuhan terjadi saat pertandingan Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2023) di Stadion Kanjuruhan Malang. Tragedi Kanjuruhan itu mengakibatkan 135 orang meninggal dunia, dan menjadi yang terbesar kedua dalam sejarah sepakbola dunia.
Dalam prosesnya, dua jenazah tragedi Kanjuruhan diekshumasi. Autopsi tersebut dilakukan atas permintaan keluarga korban untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Ekshumasi dilakukan di lokasi pembongkaran makam. Tim yang terlibat proses ekshumasi antara lain polisi bekerja sama dengan Ikatan Kedokteran Forensik Indonesia serta DVI Malang dan Jawa Timur
"Autopsinya disebut dengan ekshumasi, yakni penggalian jenazah di tempat dan langsung dilakukan autopsi saat itu juga," kata Kepala Bidang Dokkes Polda Jatim Kombes Erwinn Zainul Hakim, Jumat (14/10/2022).
3. Serial Killer Wowon Cs
Salah satu korban pembunuhan berantai atau serial killer Wowon Cs bernama Siti Fatimah diekshumasi. Polisi melakukan ekshumasi untuk proses penyelidikan lebih lanjut, atas persetujuan keluarga Fatimah.
Proses ekshumasi dilakukan oleh petugas laboratorium forensik Polda Metro Jaya. Setelah makam dibongkar, jenazah Fatimah langsung dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati untuk diautopsi pada Selasa (23/1/2023).
Selain Fatimah, polisi juga melakukan ekshumasi pada jenazah Halimah, istri Wowon, pada Rabu (25/1/2023). Keluarga awalnya menerima informasi Halimah meninggal karena sakit, namun, karena Wowon ditangkap karena kasus pembunuhan berantai, maka dilakukan ekshumasi untuk mengungkap kebenaran di balik kematian Halimah.
4. Kuli Panggul Senggol Payudara Penjual Kue Cucur
Ervin tewas dikeroyok sejumlah pria karena menyenggol payudara penjual kue cucur. Polisi melakukan ekshumasi terhadap jenazah Ervin untuk mencari bukti-bukti terkait kasus penyeroyokan tersebut.
Pasalnya, Ervin sempat pulang dalam kondisi normal usai pengeroyokan. Ia kemudian terjatuh di kamar mandi dan ditemukan dalam kondisi napas tersengal-sengal. Ervin pun diketahui meninggal dunia saat diperiksa mantri sesaat setelah terjatuh.
Ekshumasi jenazah Ervin melibatkan beberapa dokter forensik dari RSU dr Soetomo didampingi InafisPolrestabes Surabaya pada Kamis (24/8/2023). Polisi hingga saat ini masih melakukan penelusuran.
(irb/sun)