Kisah Dewi Ambarsari di Balik Kepercayaan Dusun Setono Larang Masuk Pejabat

Kisah Dewi Ambarsari di Balik Kepercayaan Dusun Setono Larang Masuk Pejabat

Denza Perdana - detikJatim
Rabu, 23 Agu 2023 20:30 WIB
Dusun Setono Kediri dengan larangan masuk bagi aparatur pemerintah, TNI dan Polri.
Pemakaman yang dipercaya terdapat menjadi lokasi menghilangnya Dewi Ambarsari di Dusun Setono, Kediri. (Foto: Andhika Dwi/detikJatim)
Kediri -

Papan larangan masuk bagi aparatur pemerintah, TNI, dan Polri di Dusun Setono, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri viral di media sosial. Warga setempat percaya larangan itu bermula dari kutukan yang disampaikan Dewi Ambarsari karena sakit hatinya kepada pejabat pemerintah.

Suwadi (73), salah satu sesepuh di Dusun Setono mengungkapkan bahwa kepercayaan masyarakat itu bermula dari Dewi Ambarsari yang disakiti hatinya oleh pejabat pemerintahan.

Saking sakit hatinya, Dewi Ambarsari mengutuk siapapun pejabat pemerintah yang memasuki wilayah Dusun Setono akan mendapat musibah dan celaka. Perempuan itu mengeluarkan kutukan terhadap semua Priayi BB atau pejabat pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suwadi mengaku tidak secara lengkap memahami alur cerita rakyat yang dipercaya masyarakat setempat. Namun, kisah Dewi Ambarsari itu sudah ada secara turun-menurun, bahkan menurutnya telah banyak yang menerima akibat dari kutukan itu.

"Warga percaya kalau ada yang menantang masuk para pejabat itu awalnya tidak sakit tiba-tiba jadi sakit hingga berakhir meninggal. Atau bisa pindah tugas. Ceritanya begitu," katanya kepada detikJatim, Selasa (22/8/2023).

ADVERTISEMENT

Kisah Dewi Ambarsari yang dipercaya oleh masyarakat Dusun Setono itu adalah mite. Cerita yang memiliki latar belakang sejarah dan dipercaya masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, dan banyak mengandung hal-hal ajaib.

Konon, Dewi Ambarsari adalah perempuan berparas sangat cantik yang membuat banyak pemuda jatuh cinta. Namun tak ada satu pun pemuda yang menarik minatnya.

Hingga suatu hari, Dewi Ambarsari bertemu dengan seorang lelaki yang tampan, yang ternyata merupakan seorang bupati dari Solo. Dia menyatakan cintanya kepada Ambarsari dan ingin menjadikannya sebagai istri.

Seperti dikisahkan oleh Edy Santosa dan Oemaryanto dalam buku 'Cerita Rakyat dari Kediri, Jawa Timur' terbitan (Grasindo; 2005), Ambarsan ternyata juga menaruh hati kepada sang bupati.

Ilustrasi Dewi Ambarsari saat dipinang oleh seorang bupati asal Solo.Ilustrasi Dewi Ambarsari saat dipinang oleh seorang bupati asal Solo. Foto: (Foto: dok. ilustrasi buku 'Cerita rakyat dari Kediri, Jawa Timur' karya Edy Santosa.)

Ambarsari awalnya sangsi bahwa bupati itu belum memiliki istri. Sebab, di masa itu sudah menjadi rahasia umum bahwa seorang bupati biasanya memiliki banyak istri. Sementara Ambarsari tidak ingin dimadu, apalagi dijadikan istri kedua, ketiga, dan seterusnya.

"Aku tidak bohong! Hanya engkaulah yang akan menjadi istriku satu-satunya!" Begitu kata sang bupati berupaya meyakinkan Ambarsari. Gombalan itu membuat Ambarsari mau diperistri dan dibawa ke rumah sang bupati.

Sang bupati ternyata berbohong. Benar dugaan Ambarsari, bupati yang mulanya telah menjadi pelabuhan cintanya telah membohonginya. Sang bupati itu ternyata memiliki banyak istri.

"Ambarsari merasa dibohongi. Ia pun memutuskan untuk pergi diam-diam dari rumah bupati itu. Ia berjalan tak tentu arah, mengikuti ke mana saja kakinya melangkah. Hingga akhirnya Ambarsari tiba di sebuah dusun di wilayah Kediri. Dusun itu benama Dusun Setono," demikian narasi di buku itu.

Singkat cerita, sang bupati mencari Ambarsari. Dia memerintahkan prajurit untuk melacak keberadaan Ambarsari dan menjemputnya. Saat itu Ambarsari telah memutuskan untuk hidup bersama seorang nenek pembatik di Dusun Sentono.

Begitu para prajurit itu datang untuk menjemputnya, Ambarsari menolak mentah-mentah. Dia memilih pergi dari rumah itu meninggalkan sang nenek dan para prajurit bupati yang hendak menjemputnya.

Sang nenek, para prajurit bupati, juga warga Dusun Setono yang mengetahui terjadinya kedatangan para prajurit bupati turut mengikuti langkah Ambarsari yang kalut ke arah pemakaman. Perempuan itu masuk ke pemakaman lalu menoleh kepada warga dan menyampaikan pesan.

"Saya akan meninggalkan pesan kepada kalian. Kalau nanti ada pejabat pemerintah yang berani masuk ke Dusun Setono, dia akan menerima hukumanku. Dia akan mendapat celaka," pesan Ambarsari.

Setelah menyampaikan pesan yang singkat tentang kutukan terhadap pejabat pemerintah itu, orang-orang yang mengikutinya mendapati tubuh Ambarsari tiba-tiba menghilang.

"Pesan Ambarsari itu sampai sekarang masih dipercaya masyarakat Dusun Setono, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. Bahkan para pejabat pemerintah pun tak ada yang berani lewat Dusun Setono. Telah kejadian beberapa kali, pejabat pemerintah yang berani melewati Dusun Setono, beberapa hari kemudian meninggal dunia. Oleh karena itu, masyarakat pun memasang papan larangan masuk ke Dusun Setono bagi pejabat pemerintah," demikian kesimpulan dalam cerita rakyat yang dikisahkan di buku Cerita Rakyat dari Kediri, Jawa Timur.




(dpe/dte)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjatim


Hide Ads