Pilu dialami mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya (UB), Malang, Yodeka Kopaba (21). Ia ditemukan tewas di pos pendakian Gunung Arjuno via Sumberbrantas, Kota Batu. Padahal, ini merupakan kali pertama ia mendaki gunung.
Yodeka merupakan warga Kubu Tapi, Sei Rotan Batu Taba, IV Angkek Agam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut). Saat ini, jenazahnya telah dievakuasi ke rumah sakit Hasta Brata.
Berikut sederet fakta pilu mahasiswa UB tewas saat mendaki Gunung Arjuno:
1. Korban Ditemukan Pucat-Keluar Busa dari Hidung
Wibowo, salah satu relawan menceritakan saat ia menemukan dan ikut melakukan evakuasi jenazah korban. Wibowo mengaku menemukan Yodeka sudah tak bernyawa pada Minggu (20/8) sekitar pukul 10.00 WIB.
"Jadi saya lagi jalan aja ke atas jam 9 lebih (pagi). Perjalanan sekitar 30 sampai 45 menit ke pos 2. Sesampainya di pos 2 itu ketemu pendaki minta pertolongan," ujarnya saat ditemui detikJatim, Minggu (20/8/2023).
"Saya datang lihat kondisi korban di dalam tenda itu muka pucat, badan dingin, keluar busa di hidung dan denyut nadi tidak ada. Akhirnya saya turun cari sinyal menghubungi teman untuk datang membantu evakuasi," sambungnya.
2. Evakuasi Dilakukan dengan Alat Seadanya
Setelah temannya datang, Wibowo mencoba untuk melakukan evakuasi menggunakan alat seadanya. Mengingat jalur yang dilewati untuk turun hanya bisa diakses dengan berjalan kaki. Sedangkan kendaraan tidak bisa melintas.
"Akhirnya potong kayu terus dikasih matras dibawa dua orang bergantian turun. Cukup lama turunnya sekitar 2 jam karena bawa korban itu. Mulai berangkat jam 10 pagil sampai di pos 1 itu kalau nggak salah jam 12 siang," tuturnya.
3. Rombongan Berangkat Bertujuh
Menurut Wibowo, dari keterangan teman-teman korban, awalnya rombongan korban sebanyak 7 orang berangkat mendaki Gunung Arjuno pada Jumat (18/8) sore. Sebanyak 7 orang itu terbagi dari 4 laki-laki dan 3 perempuan.
Mulanya perjalanan berjalan lancar hingga rombongan tiba di pos 2 pada pukul 22.00 WIB. Kondisi korban tiba-tiba buruk dan rombongan memutuskan membangun tenda di lokasi tersebut.
"Tenda itu dibangun untuk korban dan satu perempuan yang menemani korban. Sedangkan 5 orang lainnya melanjutkan perjalanan menuju puncak. Anak 5 sampai di Lengkehan (jalur ke puncak gunung) itu pada Sabtu (19/8) jam 6 pagi," tuturnya.
"Dari Lengkehan mulai lanjut lagi ke puncak jam 9 pagi mereka baru berangkat lagi ke puncak. Mereka berada di puncak sampai jam 6 sore. Mereka kemudian turun dan baru sampai di pos 2 jam 12 malam," sambungnya.
Dugaan penyebab meninggalnya korban, baca di halaman selanjutnya!
(hil/fat)