DPRD Kota Malang akan meninjau ulang atau me-review kurikulum sekolah. Upaya ini dilakukan sebagai respons hasil survei Museum Musik Indonesia (MMI) yang menemukan banyak anak-anak di Kota Malang tidak mengenal lagu daerah.
"Akan kami review kurikulum di Kota Malang ini. Apakah memang muatan terkait lagu-lagu daerah tadi sudah masuk atau belum?" Ujar Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Ahmad Farih Sulaiman, Minggu (20/8/2023).
Peninjauan kurikulum ini menurutnya perlu dilakukan untuk mengetahui sebenarnya pengenalan lagu-lagu daerah kepada anak-anak di tingkat TK, SD, atau SMP di Kota Malang apakah sudah dilakukan atau belum?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satu faktor penyebab anak-anak kita tidak tahu lagu daerah mungkin karena tidak diajarkan atau tidak suka. Makanya perlu kami review kurikulum dan mengetahui kenapa tidak tahu lagu daerah," kata Farih.
Ia sendiri mengaku miris melihat fakta banyaknya anak-anak di Kota Malang yang tidak tahu lagu daerah. Apalagi temuan itu berada di Kota Malang yang dikenal sebagai Kota Pendidikan.
"Seharusnya Kota Malang yang terkenal sebagai Kota Pendidikan itu untuk pengurusan lagu daerah atau lagu nasional jauh lebih unggul dari daerah lain," ujarnya.
"Saya pribadi merasa miris melihat peserta didik yang masih muda jangan-jangan lebih hafal lagu-lagu luar negeri, seperti lagu korea (K-pop) atau lagu-lagu bangsa lain, sedangkan lagu daerah sendiri tidak tahu," tuturnya.
Salah satu rekomendasi yang akan diajukan DPRD Kota Malang kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang terkait persoalan ini adalah membuat perlombaan lagu nasional.
"Tapi bukan sekedar lomba, dikemas dengan konten kekinian. Mungkin bisa dengan mereka menyanyikan lagu daerah atau nasional dengan cara divideo dan di-share ke kelompoknya," ungkapnya.
"Saya harap Kota Malang memiliki corak yang berbeda, tidak tahu kalau daerah lain. Sebab, kota malang sebagai kota pelajar harus tahu dengan lagu-lagu daerah dan lagu-lagu nasionalnya," sambungnya.
Sebelumnya, MMI melakukan survei kepada 400 anak di sekitar Museum Brawijaya dan Perpusatakaan umum Kota Malang. Survei itu dilakukan selama 3 minggu dengan responden anak mencapai 400 orang.
Hasilnya, dari 400 anak-anak di tingkat SD dan SMP itu terdapat kurang lebih 360 anak atau 90 persen responden yang tidak tahu lagu daerah. Mereka malah lebih hafal dengan lagu asmara, lagu-lagu K-Pop, hingga lagu-lagu berbahasa Inggris.
(dpe/fat)