Ternyata cukup banyak anak-anak di bawah umur di Kota Malang yang tidak mengenal lagu-lagu daerah. Fakta itu diketahui dari hasil survei yang dilakukan Museum Musik Indonesia (MMI).
"Dari 400 anak yang kami survei, itu sekitar 360 atau 90 persen itu tidak kenal lagu daerah. Banyak yang tidak tahu dan lupa jawabannya," kata Ketua MMI Ratna Sakti Wulandari, Selasa (15/8/2023).
Survei itu dilakukan MMI dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan ke sejumlah anak di sekitar Museum Brawijaya dan Perpustakaan umum Kota Malang. Survei dilakukan 3 minggu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratna mengatakan anak-anak di Kota Malang lebih hafal lagu asmara, lagu-lagu K-Pop, hingga lagu berbahasa Inggris. Lagu-lagu itu banyak diketahui karena bermunculan di media sosial.
"Mereka banyak mengenal lagu-lagu asmara atau cinta-cintaan, itu mungkin dari mendengar di media sosial seperti TikTok dan instagram. Ini cukup memprihatinkan karena nilai kebangsaan akan hilang ke depannya," ujarnya.
![]() |
Dari situ MMI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang memutuskan mengenalkan lagu daerah secara lebih luas dengan cara membuat lomba menyanyi. Lomba itu bertajuk Nusantara Bernyanyi.
"Pesertanya anak-anak mulai tingkat SD sampai SMP di Malang Raya. Nanti yang dinyanyikan adalah lagu daerah. Pendaftaran sudah dibuka sampai 18 Agustus 2023," kata dia.
Lomba itu dibagi menjadi 3 kelompok, yakni solo, vocal grup, dan paduan suara. Hadiahnya berupa sertifikat dan uang pembinaan puluhan juta rupiah. Babak seleksi akan berlangsung pada 20-21 Agustus 2023.
"Nanti dilanjutkan babak final di Matos pada 25 Agustus 2023. Pendaftaran bisa dilakukan secara online melalui akun instagram Disdikbud atau bisa datang langsung ke MMI," ungkapnya.
Lagu-lagu yang akan dibawakan peserta saat lomba adalah Bungong Jeumpa (Aceh), Mariam Tomong (Sumatera Utara), juga Ampar Ampar Pisang (Kalimantan Selatan).
Selain itu lagu Manuk Dadali (Jawa Barat) , Jaranan (Jawa Tengah), Tanduk Majeng (Jawa Timur) , O Ina Nikeke (Sulawesi Utara), Bolelebo (Nusa Tenggara Timur), Sarinande (Maluku), dan Yamko Rambe Yamko (Papua).
(dpe/iwd)