Tim mobil balap listrik Anargya EV mark 3.0 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali berlaga di Formula Society Automotive Engineer International (FSAE) untuk pertama kali setelah pandemi COVID-19. ITS optimistis tahun ini bisa membawa juara umum atau medali emas.
FSAEJ EV 2023 sendiri akan diselenggarakan tanggal 28 Agustus-2 September 2023 di Ecopa Park, Shizuoka Prefecture, Jepang. Tim Anargya nantinya akan akan bersaing dengan beberapa negara lain, seperti Jepang, Cina, Taiwan dan lainnya.
Direktur Kemahasiswaan ITS, Imam Abadi berharap Tim Anargya bisa pulang membawa juara umum. Sebab, pada tahun 2019 ITS sudah menjadi runner up dan membawa pulang medali perak. Maka, tahun ini Tim Anargya yakin bisa naik level.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Insyaallah menjadi juara umum lagi seperti tahun sebelumnya. Tahun 2022 juara umum untuk desain. Kalau over all runner up medali perak. Harapannya kita mendapatkan emas juara umum, sudah persiapan belajar dari tahun lalu. Ini pertama kali racing setelah pandemi. Kami ikut 2019 secara real racing," kata Imam kepada detikJatim di depan Gedung Rektorat, Jumat (18/8/2023).
Lantaran sempat vakum saat pandemi, Anargya kembali dengan performa baru. Yakni dari segi desain untuk mempertimbangkan kemudahan gerak dan lainnya. Kemudian upgrade pada penggunaan baterai dalam negeri.
"Kita menggunakan baterai yang baru. Baterai yang mampu bertahan sampai jarak 22 km dengan kecepatan maksimal 70km/jam. Baterai ini sudah disesuaikan dengan spesifikasi mobil formula," jelasnya.
Guna mendukung UKM otomotif, ITS memberikan fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk berkompetisi. Kemudian mendapatkan pendanaan dari kampus untuk 5 tim otomotif, termasuk Anargya.
"Ada fasilitas di lab dan fasilitas rekrutmen supaya bisa melakukan regenerasi yang baik. Mereka difasilitasi kolaborasi di luar ITS, seperti UNS, UGM, UI dan lainnya tentang keunggulan saling tim bertukar informasi," ujarnya.
Sementara Dosen Pembimbing Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem ITS, Alief Wikarta mengatakan Tim Anargya sudah bekerja sangat keras untuk mendesain sampai menguji mobil ini. Sehingga ia optimis tahun ini bisa meraih penghargaan lebih baik dibandingkan tahun 2019.
"Saya optimis, mudah-mudahan tahun ini bisa diberi yang terbaik dibanding 3 tahun lalu kita mengikuti FSAE," kata Alief.
Ia juga berharap Tim Anargya dapat mengikuti seluruh lomba static event dan dynamic event. Static event terdiri dari business plan, design presentation, cost and manufacturing, structural equivalent sheet hingga electrical system form. Sedangkan, dynamic event melombakan efficiency, endurance, skidpad hingga autocross.
Meski demikian, bukan berarti tak ada kekurangan pada mobil balap listrik ini. Salah satunya pada frame atau body mobil.
"Di perkembangan teknologi baru bukan pakai frame, besi, tapi monokok body fiber, itu mahal. Mobil listrik di masing-masing roda ada dinamo, itu juga trend terbarunya, kita mencoba ikut trend itu," pungkasnya.
Diketahui, Anargya menjadi pesaing kuat dalam kompetisi Formula SAE Jepang. Pada tahun 2019, tim tersebut berhasil meraih peringkat 10 Mobil Listrik Terbaik.
(abq/dte)