Pemilihan lagu zaman kolonial berjudul 'Geef Mij Maar Nasi Goreng', dalam acara Grand Final Cak Yuk Gresik mendapat kritikan dari MUI Gresik. Panitia acara memberikan sejumlah alasan memilih lagu tersebut.
Wakil Paguyuban Cak Yuk Gresik Nurman mengatakan, pemilihan lagu ini menggambarkan keberagaman etnis di Kabupaten Gresik. Beberapa iringan lagu juga disesuaikan etnis-etnis yang ada di Kota Pudak.
Saat penampilan Cak Yuk yang menggambarkan busana kolonial, panitia memilih lagu berjudul 'Geef Mij Maar Nasi Goreng'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang pemilihan lagu ini dari kita (Paguyuban Cak Yuk), karena kita mengambil tema Garling (gardu suling). Kita ingin mengangkat soal Kota Tua yang berada di Bandar Grisse. Di sana kan ada beberapa etnik, seperti Pecinan, Arab Pribumi dan Belanda," kata Nurman kepada detikJatim, Senin (14/8/2023).
Nurman menambahkan, pihaknya melakukan kolaborasi beberapa lagu yang menggambarkan masing-masing etnis. Termasuk lagu Tionghoa, Arab, dan Belanda.
"Kita kolaborasikan lagu dari tiga etnis tersebut. Kita nggak lihat yang aneh-anehnya. Baik lagu Arab, Pecinan dan Belanda," tambahnya.
Sebelum digunakan, pihaknya sudah memikirkan lagu tersebut bakal digunakan untuk konsep kolonial. Ia mengaku juga sudah memotong lagu tersebut, namun tidak mengetahui adanya lirik yang menyebut sate babi dan minum bir.
"Kita sudah pikirkan untuk memotong lagu itu. Tapi memang dari lagunya seperti itu. Dan saya baru dengar ini kalau ada kritikan dari MUI," jelasnya.
Nurman menjelaskan, pihaknya akan melakukan klarifikasi mengenai kritikan tersebut. Saat ini ia masih berkoordinasi dengan ketua paguyupan dan Disparekrafbudpora Gresik.
"Termasuk adanya laporan mengenai itu. Kita juga menunggu arahan pak Kadisparekraftbudpora," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, acara Grand Final Cak Yuk Gresik menampilkan keberagaman etnis di Kabupaten Gresik. Beberapa iringan lagu juga disesuaikan dengan etnis-etnis yang ada di Kota Pudak.
Seperti Kolonial, Tionghoa, Arab, Pribumi. Termasuk diputarnya lagu lawas berjudul 'Geef Mij Maar Nasi Goreng'. Lagu itu adalah testimoni seorang wanita Belanda kelahiran Surabaya soal kuliner Surabaya.
Tidak hanya lagu dengan lirik Sate Babi, MUI juga menyayangkan penampilan finalis Cak Yuk yang menggunakan pakaian terbuka. Bahkan pakaian tersebut terlihat dada. Hal itu dianggap tidak mencerminkan Gresik sebagai Kota Santri dan Kota Wali.
(hil/dte)