Fakta-fakta Grand Final Cak Yuk Gresik Dikritik MUI gegara Sate Babi

Fakta-fakta Grand Final Cak Yuk Gresik Dikritik MUI gegara Sate Babi

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Senin, 14 Agu 2023 09:39 WIB
Grand Final Cak Yuk Gresik
Salah satu sesi dalam ajang Grand Final Cak Yuk Gresik (Foto: Tangkapan layar)
Surabaya -

Grand Final Duta Cak & Yuk Gresik mendapat kritikan keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik. Rupanya kritikan keras itu bermula dari pemutaran lagu lawas berjudul 'Geef Mij Maar Nasi Goreng'?

Lagu itu adalah testimoni seorang wanita Belanda kelahiran Surabaya soal kuliner Surabaya dan menyebut bir hingga sate babi.

Berikut fakta-faktanya:

1. Kritikan Keras dari MUI Gresik gegara lagu lawas berjudul 'Geef Mij Maar Nasi Goreng'

Grand Final Cak & Yuk itu berlangsung di Gedung Wahana Expresi Poesponegoro (WEP) Jalan Jaksa Agung Suprapto, Gresik pada Sabtu (12/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turut dinyanyikan dalam acara itu lagu lama berjudul 'Geef Mij Maar Nasi Goreng' ciptaan wanita Belanda kelahiran Surabaya bernama Louisa Johanna Theodora "Wieteke" van Dort alias Tante Lien.

Lirik Lagu mempromosikan sejumlah makanan khas Surabaya, tetapi memuat kata-kata sate babi dan bir.

ADVERTISEMENT

2. Lirik Lagu yang Dinyanyikan di Panggung soal bir dan sate babi

MUI Gresik terusik dengan pemilihan lagu itu, karena meski liriknya mempromosikan sejumlah makanan khas Surabaya, tetapi memuat kata-kata sate babi dan bir.

Lagu itu diputar mengiringi finalis Cak & Yuk Gresik saat menari di atas panggung. Tidak hanya itu saja, MUI juga mengkritik pakaian yang digunakan beberapa finalis putri. Mereka tampil memakai baju yang memperlihatkan bahu dan dada.

3. MUI Gresik Sebut Grand Final Cak & Yuk 2023 Mencederai Marwah Kota Santri

Menurut MUI, lagu yang diperdengarkan dalam grand final Cak dan Yuk dinilai mencederai marwah Gresik sebagai Kota Santri dan Kota Wali.

Acara tersebut berlangsung di Gedung Wahana Expresi Poesponegoro (WEP) Jalan Jaksa Agung Suprapto, Gresik pada Sabtu (12/8/2023). Acara tersebut diunggah di YouTube.

"Semua promosi-promosi terkait hasil Gresik tentu itu sangat baik. Tetapi dalam promosi itu tidak memperhatikan budaya lokal, jelas itu mencederai Gresik sebagai Kota Wali dan Kota Santri," ujar Ketua MUI Gresik KH Mansoer Shodiq kepada detikJatim, Minggu (13/8/2023).

4. MUI Sebut Pakaian Finalis Cak & Yuk Terlihat Dada dan Bahu

MUI Gresik sebut beberapa finalis putri juga mengenakan pakaian yang memperlihatkan bahu hingga sebagian dada. Acara yang berlangsung selama 5 jam 23 menit ini telah diunggah di YouTube.

Pada menit ke 1.26.21 lagu bergaya kolonial Belanda itu memang menggunakan lirik bahasa Belanda. Namun banyak disisipi makanan khas. Selain itu, dalam lirik tersebut juga menyebut nasi goreng, lontong, serundeng, bandeng, hingga sate babi

5. Desakan Minta Maaf soal Grand Final Cak dan Yuk Gresik 2023

Menurut MUI, pemilihan lagu itu sangat tidak tepat untuk mempromosikan Kota Santri. Selama ini Gresik dikenal dengan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai agama dan akhlakul karimah.

"Meski lagu itu lagu kolonial jika diangkat lagi ke masa kini, apalagi dalam kegiatan pemilihan duta pariwisata, itu perlu diperhatikan budaya lokal. Nanti akan kami bahas lebih lanjut di MUI," kata Ketua MUI Gresik, KH Mansoer Shodiq.

Dia menyatakan bahwa promosi tentang Gresik melalui acara itu memang bagus, tetapi menurutnya panitia tidak memperhatikan budaya lokal di Gresik yang erat sebagai Kota Wali dan Santri.

Dia hanya mempermasalahkan kata sate babi dan bir di lirik lagu itu yang menurutnya sangat mengkhawatirkan. Mansoer pun meminta lagu itu direvisi sebelum dipublikasikan.

"Ini merusak. Seharusnya panitia mengedit atau memotong referensi sate babi sebelum ditampilkan dan dipublikasikan," katanya.




(hil/fat)


Hide Ads