Emak-emak di Pacitan Latihan Pemulasaraan Jenazah Perempuan

Emak-emak di Pacitan Latihan Pemulasaraan Jenazah Perempuan

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Sabtu, 12 Agu 2023 09:37 WIB
Emak-emak Pacitan belajar memulasarakan jenazah agar bisa siaga saat ada perempuan meninggal.
Emak-emak Pacitan belajar memulasarakan jenazah agar bisa siaga saat ada perempuan meninggal/(Foto: Purwo Sumodiharjo/detikJatim)
Pacitan -

Persoalan pemulasaraan jenazah perempuan cukup jarang dibincangkan. Pemulasaraan biasanya dilakukan petugas khusus di tingkat desa. Mereka yang disebut Modin itu bertugas mengoordinasi sekaligus merawat jenazah dibantu keluarga almarhum.

Hanya saja, dalam kasus tertentu, penanganan jenazah butuh perlakuan berbeda. Ini terutama jika yang meninggal adalah seorang muslim perempuan. Sesuai tuntunan agama, petugas pemulasara juga harus berjenis kelamin perempuan.

Fakta itu rupanya memantik kegelisahan emak-emak di Pacitan. Mereka bersepakat membentuk kelompok pemulasara jenazah perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelatihan bagi relawan pemulasara jenazah perempuan ini menjadi langkah awal. Nantinya, mereka yang telah menjalani pelatihan dan mampu melaksanakan pemulasaraan bisa terjun ke warga ketika ada perempuan yang meninggal.

"Saya kira ke depan (peran pemulasara jenazah perempuan) sangat dibutuhkan, ya. Dan memang sudah saatnya," ujar pemrakarsa gagasan itu, Eni Setyowati, Jumat (11/8/2023) sore.

ADVERTISEMENT

Upaya untuk mewujudkannya, kata Eni, yakni dengan menghimpun sukarelawan perempuan dari beragam komunitas. Mereka diundang workshop dengan pelatih tokoh perempuan yang punya keahlian khusus dalam pemulasaraan jenazah perempuan.

Meski langkah itu tergolong baru, Eni yakin ke depan mampu menjawab persoalan pemulasaraan jenazah bagi muslimah. Dia berharap akan semakin banyak relawan perempuan yang sukarela mendedikasikan sebagian waktunya untuk pemulasaraan jenazah.

"Semakin banyak relawan perempuan tentu semakin baik. Jadi kalau yang meninggal perempuan ndak usah repot-repot cari modin. Karena jabatan modin umumnya laki-laki," kata Eni yang juga menjabat Kadis Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu (DPMPTSP) Pacitan.

Pantauan detikJatim, workshop yang diselenggarakan di aula pertemuan Jl HOS Cokroaminoto itu diikuti puluhan relawan perempuan. Mereka tampak antusias mengikuti rangkaian pelatihan. Tidak hanya teori, mereka juga memeragakan tata cara pemulasaraan jenazah dengan media boneka.

Seorang peserta bernama Yulia mengaku mendapat banyak pencerahan usai mengikuti lokakarya. Meskipun sudah terbiasa membantu memulasarakan jenazah, dirinya baru memahami tata cara yang benar sesuai syariat setelah mendapat penjelasan dari instruktur.

"Biasanya kalau saudara (perempuan) sendiri yang meninggal memang sudah terbiasa bantu-bantu. Istilahnya sekadar bantu saja. Baru sekarang tahu ternyata ada aturan khusus ya," katanya.

"Memang kalau dilepas (memulasara jenazah) sendiri jelas belum berani. Tapi setidaknya kalau sudah tahu ilmunya nanti kalau bantu-bantu tambah yakin dan berani," kata Nurul Habibah, peserta lainnya.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads